Part 18: That Feeling

225 42 4
                                    

Sudah terhitung hampir 4 hari Haruto gak masuk sekolah karena sakit, dan selama itu pula Karina menjaga dan merawat Haruto. Kondisi Haruto mulai membaik, meskipun nyeri masih ada terutama ketika malam, lukanya sudah mulai membaik dan beberapa jahitan sudah mengering.

Meskipun begitu, Haruto malah memanfaatkan kesempatan ini untuk bisa dekat dengan gadis 2 tahun lebih tua darinya itu. Udah menjadi kebiasaan bagi Haruto untuk tidur di bahu Karina ketika punggungnya sakit, dan Karina sama sekali tidak keberatan untuk tidur di sofa daripada semalaman mendengar racauan kesakitan Haruto.

"Eh udah bangun?"

Haruto memperhatikan Karina yang baru keluar dari kamar. Iya, Karina tidak mungkin semalaman tidur dalam posisi duduk memeluk Haruto, yang ada pinggangnya malah encok. Ia melakukan itu ketika Haruto mengeluh sakit aja. Jika Haruto sudah nyaman, pria itu tidur menyamping di atas sofa, sementara Karina tidur di lantai beralaskan karpet bulu rasfur berwarna ungu yang cukup tebal disertai ada pemanas disana. Ketika sudah pagi, Karina bakal bangun, merapikan semuanya, mandi, lalu mulai beres beres apartemen.

"Mau ganti baju sekarang?"

Haruto menggeleng-geleng.

"Lo kebangun jam berapa?"

"Jam 5." Haruto mengerucutkan bibirnya, "Sakit."

"Ckckck, gue berasa ngurus bayi."

Karina langsung duduk bersila dihadapan Haruto dan langsung menarik pelan kepala 'bayi besar' itu untuk bersandar. Sesekali ia mengelus rambut Haruto. Senyuman terlukis di bibir Haruto karena ia merasa nyaman.

"Kak, teman gue mau kesini jam 10."

"Ya udah datang aja."

"Tapi lebih dari 2 orang."

Karina ketawa pelan, "Berhubung lo lagi sakit, gue kasih kelonggaran."

Haruto tersenyum penuh kemenangan. Ia kembali mencari posisi nyaman di bahu Karina dan memejamkan matanya sembari memeluk gadis itu erat.

"Lo kayak Riki. Kalo lagi sakit, manjanya minta ampun." Gumam Karina pelan, masih mengusap kepala Haruto tanpa henti.

"Riki?"

"Eh lo dengar?"

"Hm. Lo ngegumam pas depan telinga gue, yakali gak dengar."

Dahi Karina berkerut, "Kayaknya lo dah baikan karna bisa ngajak debat. Yaudah, gue mau ke da-"

"Gak! Gue belum baikan!" Gerutunya tanpa melepaskan Karina yang hendak berdiri. Membuat gadis itu terpaksa duduk dan kembali 'memanjakan' orang sakit dihadapannya hingga Haruto pun hampir ketiduran.

Cklek~

"Kak Jim, gue baw- Astagaaaa Watanabe Haruto! Bisa-bisanya lo nyari kesempatan dengan akting lemah kayak gitu!"

Sunghoon mendekati mereka dan langsung memukul punggung Haruto tanpa ingat kalau masih ada luka disana. Sontak Haruto langsung meringis kesakitan dan melepaskan diri dari Karina. Saking sakitnya, air mata Haruto sampai keluar, membuat Sunghoon teringat kalau luka di punggung Haruto bukan luka gores biasa.

"EH MAAF TO! GUE LUP- ADUH SAKIT KAK!" Sunghoon mengelus lengannya yang dicubit kuat oleh Karina, "Anjir, langsung biru lengan mulus gue! Kak Jimin jahat!"

"Siapa suruh lo main geplak gitu aja?!" Amuk Karina. Gadis itu langsung memeriksa Haruto yang meringis di atas sofa dengan wajah khawatir.

"Gue gak sengajaaaa, kak!" Sunghoon mengerucutkan bibirnya, "Perasaan kalo gue yang sakit gak pernah segitunya dijagain!"

Stuck With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang