"Loh, kasusnya beneran ditutup gitu aja, pak?"
Seokjin mengangguk, "Gak ada CCTV di lab, dan juga CCTV di koridor lagi rusak. Jadi kami tidak bisa menyimpulkan kalau itu adalah kejadian yang disengaja."
Jeongwoo memasang wajah gak terima, "Tapi itu bahaya loh pak! Kalau misalnya beneran kena kepala Haruto atau Sunoo, bisa-bisa mereka meninggal!"
"Halah, mereka kan gak mati, kenapa lo ngotot banget sih." Balas Doyoung dengan tatapan remeh, sambil bersandar di tembok.
"Kim Doyoung!" Tegur Seokjin.
Emosi Jeongwoo makin memuncak, ia maju dan mencengkram kerah seragam Doyoung, "Ini pasti kerjaan lo kan, b*ngsat?!"
"Jangan asal nuduh." Doyoung menepis kuat lengan Jeongwoo, "Gue bikin lo keluar dari sekolah ini baru tau rasa."
Dua orang teman Doyoung yang lainnya ikut tersenyum penuh kemenangan.
"Emang anak anj*ng!"
Hampir saja Jeongwoo memukul muka Doyoung kalau bukan Junghwan dan Jungwon yang menghalanginya. Mereka segera menarik Jeongwoo ke belakang.
"Wan, Won, lepasin gue! Itu anak perlu gue ratain mukanya!"
"Diem Woo!" Jungwon menepuk kuat pundak Jeongwoo, "Poin lo udah banyak! Lo mau di skors? Kalo ibu lo tau gimana?!"
"Tuh, dengerin dia." Doyoung memperbaiki kerah bajunya, "Lagian kalian heboh banget sih. Haruto juga gak mati. Sejak kapan kalian sedekat ini sama dia?" Ia menatap satu persatu wajah Junghwan, Jeongwoo, Jungwon, Sunoo, Youngeun, dan Wonyoung.
Seokjin menghela nafas berat, "Dah kalian kembali ke kelas masing-masing. Biar bapak diskusikan ini pada kepala sekolah."
Seokjin meninggalkan 9 anak itu di dalam ruang BK.
"Bapak lo pasti nutupin semuanya kan?" Tebak Junghwan, "Sama kayak lo ngebully Sunoo, lagi-lagi bapak lo turun tangan. Tch, penakut."
"Lo gak usah ikutan nyari masalah sama gue. Mau gue buat Tante Seohyun datang ke sekolah karna anaknya nyari masalah?"
Junghwan mengepalkan tangannya, "Jangan bawa-bawa bunda gue."
Doyoung menghampiri Sunoo yang sejak tadi diam aja. Tangannya merapikan dasi Sunoo, tapi tentu saja dengan kuat hingga kepala Sunoo tertarik.
"See? Orang yang nolongin lo udah gak ada. Lo itu cuma anak pembawa sial. Mending lo balik lagi jadi babu gue selama sisa hidup lo di sekolah ini. Kalo mau hidup lo tenang sih."
Sunoo menatap mata Doyoung sekilas, namun ia buru-buru menunduk. Hal itu membuat Doyoung tertawa.
"Dasar anak lemah." Doyoung mendekatkan wajahnya ke telinga Sunoo, "Sebenarnya itu hadiah buat lo, tapi malah Haruto yang nerima. Tapi gapapa sih, anak bodoh dan sok hebat itu pantes nerima hadiah gue. Ngapa gak mati sekalian sih?"
Badan Sunoo mendadak gemetar, membuat yang lainnya menatap mereka heran. Tapi tidak dengan Jungwon yang me dengar semuanya, karena ia berdiri tepat di samping Sunoo.
"Lo dan Haruto sama-sama sampah yang perlu dibuang."
Sunoo memberanikan dirinya menatap Doyoung, "Jangan ganggu d-"
BUK~
Doyoung terhuyung cukup kuat hingga menabrak meja guru saat Jungwon memukul wajahnya. Hanya sekali pukulan namun berhasil membuat sudut bibir Doyoung berdarah. Jeongwoo, Youngeun, dan Junghwan kaget, karena seumur-umur mereka berteman sama Jungwon, Jungwon itu masa bodoh sama urusan orang lain dan menjaga catatan kelulusannya dengan baik agar bisa masuk Seoul National University (SNU).
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck With You
FanfictionKarena kesalahpahaman, Haruto terpaksa menjadi roommate dari sepupu perempuan Sunghoon. "Bilang dong kalo maksudnya Jimin tu dia! Gue ngiranya Jimin abang lo!" "Ya gue kira lo nge-acc karna dah tau!" . . ©2022