"Dok, gimana keadaan Haruto?!" Tanya Wonyoung khawatir. Disampingnya ada Jeongwoo yang ngeraung raung, Youngeun yang berusaha nenangin Jeongwoo, Sunoo yang nangis sambil nunduk, sama Jungwon yang ekspresinya biasa aja.
"Haruto gak pergi ke langit kan d-ADUH! HUAAAA!"
Tangisan Jeongwoo makin keras karena barusan Youngeun memukul kepalanya pakai tas.
"Teman kalian gapapa. Tuh liat."
Mereka berlima mengintip dari balik tirai. Disana terlihat Haruto sedang duduk sambil main game online. Tidak lupa pula perban yang membalut tubuh bagian atas (dada ke punggung) dilapisi kemeja putih sekolah yang sengaja tidak dikancing. Pria itu bahkan tampak mengumpat ketika karakternya dibunuh oleh musuh.
"Dah dibilangin, khawatir sama Haruto tu percuma." Sinis Jungwon, "Tuh, masih hidup kan?"
"Halah, lo juga panik ya pas dia ketimpuk kaca." Sindir Jeongwoo, "Sia-sia deh air mata gue."
Mereka berlima masuk ke dalam tirai dan mengelilingi Haruto.
"Eh mata lo kok gede, Woo? Kesengat tawon?"
"Ck, gue kira lo sekarat, b*ngsat!"
Haruto ketawa.
"Ini berapa?" Tanya Youngeun sambil menunjukkan jari telunjuk dihadapan Haruto.
"Kepala gue baik-baik aja ya!" Sungut Haruto
"Oh, kirain amnesia kayak di sinetron."
Haruto menghela nafas. Matanya kini melihat Jungwon yang dengan santainya duduk di kursi keluarga sambil membaca buku.
"Heh, teman lagi sakit malah sibuk sendiri."
Jungwon melirik Haruto, "Gak ada juga yang perlu dikhawatirin. Tuh lo masih hidup."
"Punya teman pada gak ada akhlak!"
"Lo gapapa kan, To?" Tanya Wonyoung khawatir. Cuma Wonyoung sama Sunoo yang murni khawatir, selebihnya malah bikin keributan.
"Gapapa kok, Won." Haruto memperhatikan Sunoo yang masih menunduk, "Bukan salah lo kok, Noo. Lagian gue masih hidup, cuma kegores doang."
Kegores 'doang' apanya? Beberapa pecahan kaca jendela yang ukurannya sekitar 3 cm bahkan ada yang menusuk punggung Haruto. Makanya seragam Haruto auto berubah warna jadi merah darah.
"Harusnya gue yang terbaring disitu. Gue juga belum bilang makasih." Isak Sunoo dengan wajah memerah dan air mata membanjiri mukanya.
"Ck, dah dibilangin gapapa. Jangan nangis kayak gitu ah. Berasa udah mati aja gue."
"Heh mulutnya." Tegur Wonyoung, membuat Haruto tersenyum jahil.
Jadi, kejadiannya itu pada saat jam istirahat. Seperti biasa, Haruto dan teman-temannya pergi ke kantin melewati depan gedung sekolah. Saat itu, Sunoo dan Jungwon berjalan di depan, sementara Haruto, Jeongwoo, Youngeun dan Wonyoung menyusul di belakang. Ntah apa yang terjadi, tiba-tiba saja terdengar pecahan kaca jendela laboratorium di lantai 2. Pecahan kaca itu langsung terjun tepat diatas kepala Sunoo. Jungwon sempat menghindari, namun Sunoo tidak karena dia tidak mendengar apapun (saat itu Sunoo pake headphone).
Menyaksikan kejadian itu di depan matanya, Haruto langsung berlari dan meng-cover tubuh Sunoo dengan dirinya. Akibatnya, pecahan kaca itu menghantam punggung Haruto. Seketika, kemeja putih Haruto dipenuhi oleh darah karena ia tidak memakai jas almamaternya. Merasakan sakit yang amat sangat pada punggungnya membuat Haruto hilang kesadaran dan ambruk menimpa Sunoo. Murid yang ada di lokasi kejadian langsung berteriak histeris, hingga guru-guru pun berdatangan. Dengan cepat mereka menelpon ambulan dan Haruto segera dibawa ke rumah sakit ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck With You
FanfictionKarena kesalahpahaman, Haruto terpaksa menjadi roommate dari sepupu perempuan Sunghoon. "Bilang dong kalo maksudnya Jimin tu dia! Gue ngiranya Jimin abang lo!" "Ya gue kira lo nge-acc karna dah tau!" . . ©2022