Lisa masih terus menatap pada Jisoo yang tengah tertidur. Terlihat begitu tenang meskipun bibir pucatnya masih terlihat kentara. Hal seperti ini rasanya lebih sering Lisa lihat sekarang, terlebih saat Jisoo selesai melakukan kemo. Kakak tertuanya itu pasti akan kembali terbaring lemah seperti yang sekarang ini ada di hadapannya.
"Unnie— sebentar lagi aku dan Chaeyoung akan wisuda. Kita pasti akan membuat kenangan foto bersama, kan?"
Lisa tersenyum dalam tekanan kesedihan. Mengusap pelan wajah damai Jisoo yang setiap kali terlelap membuat debar takut dalam diri Lisa kembali mencuat. Jisoo pernah terbaring selama dua hari penuh tanpa mau membuka kedua matanya. Membuat Lisa benar-benar trauma akan kejadian itu.
"Cepatlah sembuh dan kembali seperti Jisoo Unnie yang dulu. Aku masih sangat membutuhkanmu, jadi tolong— bertahanlah untuk tetap ada di tengah-tengah kami bertiga."
Sempat ikut marah dan membenci Jisoo karena kejadian naas yang menimpa Eomma dan Appa-nya. Rasa penyesalan itu kembali menyeruak dalam hati kecilnya. Lisa benar-benar kalut saat itu hingga tanpa berpikir panjang ikut menyalahkan Jisoo yang sebenarnya juga menjadi korban atas kejadian itu.
Dia sudah menyia-nyiakan banyak waktu untuk bersama dengan Jisoo. Andai saja semuanya bisa di ulang kembali, hal bodoh itu tidak akan pernah dia lakukan pada Jisoo yang selama ini begitu menyayanginya.
"Chaeyoung-ah, apa ada yang ingin kau katakan pada Unnie?"
Jennie dan Chaeyoung saling berhadapan tepatnya di ruang tengah rumah mereka setelah keluar dari kamar Jisoo dan meminta Lisa untuk menemani Unnie-nya yang tengah beristirahat.
"Em— Unnie..."
"Ne?"
Jennie semakin sadar jika sikap Chaeyoung sedikit berubah setelah mereka berempat makan bersama di Resto beberapa hari yang lalu. "Jangan hanya diam dan gugup seperti itu? Kau membuat Unnie menjadi semakin khawatir."
Chaeyoung bukanlah seseorang yang pandai untuk menyembunyikan sesuatu. Dia bahkan lebih memilih untuk berbagi daripada harus di pendam sendirian, terlebih jika dia memang tidak bisa untuk mengatasinya. Dan yang kali ini dia alami adalah masalah yang cukup besar, bahkan menyangkut keselamatan keluarganya sendiri.
"Jongki Samchon dan Taeyang Samchon—"
"Tenanglah, Chaeyoung. Tenangkan dirimu dan katakan pelan-pelan pada Unnie," Jennie mencoba menenangkan Chaeyoung yang sudah menangis. "Lebih baik jika kita berbicara di kamar Unnie saja."
Chaeyoung hanya mengikuti tarikan tangan Jennie yang membawanya masuk ke dalam kamar. Firasat Jennie jelas sangat tidak baik saat melihat Chaeyoung yang begitu ketakutan bahkan tak berhenti menangis sebelum menceritakan apapun padanya.
"Unnie— berjanjilah untuk tidak marah atau melakukan hal-hal diluar kendalimu. Aku tidak ingin terjadi sesuatu pada keluarga kita, aku benar-benar takut."
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay, Please ✔ [ ▪︎E N D I N G ]
Fanfiction🥀°°° Waktu berjalan seolah hanya rasa sakit yang di dapat dari masing-masing mereka berempat. Ego, rasa bersalah, penyesalan, atau bahkan paling tersakiti dan dilupakan. "Aku seolah menunggu suatu hari nanti, tentang bahagia yang entah kenapa teras...