Stay, please □ 02 ✔

3.7K 377 32
                                    

"Terasa sakit bukan jika sebuah kerinduan tidak dapat kau peluk walaupun hanya untuk sebentar saja? Kenapa ini harus terjadi berulang, bahkan menghujam setiap saat aku melihatnya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Terasa sakit bukan jika sebuah kerinduan tidak dapat kau peluk walaupun hanya untuk sebentar saja? Kenapa ini harus terjadi berulang, bahkan menghujam setiap saat aku melihatnya?"

🥀•••🥀

"Unnie... tunggu aku."

"Jennie-ya, cepatlah sedikit. Kau sangat lambat."

"Unnie... aku ini adikmu, tolong perlakukan aku sebagaimana mestinya." Jennie berhasil meraih tangan Jisoo hingga menariknya. Menghentikan langkah Jisoo yang sedari tadi begitu cuek meninggalkannya di belakang.

Jisoo membalas tatapan Jennie yang terlihat garang namun begitu lucu di matanya. Bahkan membuat gadis itu berusaha keras untu menahan tawanya. "Baiklah, apa maumu sekarang?"

"Aku ingin di gendong."

"Yak! Kau sudah sebasar ini masih minta untuk Unnie gendong?" Jisoo melipat kedua tangannya di dada. Menggerutu, namun lebih tepatnya mencemoh Jennie dengan omelan yang mengejek.

"Apa salahnya? Aku kan adikmu."

Jisoo menatap muka Jennie yang sengaja dibuat menggemaskan di hadapannya. Membuat Jisoo mengulurkan tangannya, mencubit pelan pipi mandu milik Jennie. Dia akan selalu kalah jika berhadapan dengan adik Mandunya itu.

"Kajja. Naiklah ke punggung Unnie." Jisoo membungkuk pelan, berhasil membuat Jennie tertawa senang sebelum akhirnya ia naik ke punggung Unnie-nya. "Astaga... kau berat sekali. Dasar Jennie Mandu."

"Aniya, bukan aku yang berat. Tapi Unnie yang terlalu kurus."

"Yak! Itu semua karena kau yang selalu menghabiskan jatah makananku." Jisoo mencebik pelan.

"Unnie saja yang bodoh! Selalu mengalah dan mengutamakanku."

"Hei, jika Unnie tidak mengutamakanmu. Sudah pasti kuping Unnie akan merah karena Eomma menjewer kuping Unnie. Kau selalu saja menangis, dan membuat Eomma marah padaku."

"Mianhae, Unnie. Aku hanya bercanda saat itu."

"Itu bukan bercanda. Kau kelewatan, dasar adik yang nakal."

"Jika tidak begitu, rumah akan terasa sepi tanpa kemarahan Eomma pada Unnie."

"Hm, terserah kau saja. Yang penting kau bahagia."

"Unnie juga bahagia kan memiliki adik sepertiku?" Jennie memeluk leher Jisoo, sebelum mendaratkan ciumannya pada pipi sang kakak berulang kali.

"Andwe. Unnie sangat tersiksa."

"Yak! Unnieee..." Jennie merengek dalam gendongan Jisoo. Sedangkan sang kakak hanya menertawakannya dalam kepuasan. Bagi Jisoo, Jennie selalu selucu itu jika tengah merajuk kepadanya.

Stay, Please ✔ [ ▪︎E N D I N G ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang