"Chaeyoung, tolong jaga Jisoo Unnie. Aku akan berusaha untuk mencari jalan keluar, kita harus secepatnya keluar dari sini."
Chaeyoung mengangguk. Mempercayakan semuanya pada Jennie Unnie-nya. Dan dengan tangan bergetar Chaeyoung berusaha untuk merengkuh tubuh Jisoo kedalam pangkuannya. Hal yang selalu membuat hatinya tercabik adalah saat harus melihat Jisoo terkapar tidak berdaya seperti ini.
"Unnie— aku mohon bertahanlah, kita akan segera keluar dari sini. Aku mohon padamu, tolong bertahanlah." Linangan air mata Chaeyoung mengalir membasahi wajah Jisoo saat gadis itu memeluk tubuh sang kakak. Berusaha memberikan kehangatan pada tubuh Jisoo yang Chaeyoung sendiri sangat yakin jika Unnie-nya itu tengah merasakan kesakitan di sekujur tubuhnya.
"Ya Tuhan, berikan aku jalan keluar untuk bisa bebas dari tempat ini."
Jennie mulai frustasi saat kesulitan untuk menemukan jalan keluar. Semua celah pintu yang ada di sana tertutup begitu rapat. "Tidak-tidak, aku tidak boleh menyerah begitu saja. Aku yakin pasti ada pintu keluar dari tempat sialan ini."
Kedua mata Jennie langsung mengarah pada sebuah pintu besi yang berada di ujung. Membawa langkahnya semakin cepat untuk mendekati pintu itu. "Bagimana caranya aku membuka pintu ini?"
Jennie kembali menangis saat melihat pintu besi itu ternyata terkunci. Gembok besi besar bertenjer di sana yang artinya Jennie memang membutuhkan kuncinya untuk bisa membuka pintu itu. "Pasti ada cara untuk membukanya."
Jennie mengedarkan pandangannya untuk mencari benda ataupun batu yang bisa membantunya untuk membuka gembok itu. "Tuhan, bantu aku."
Jennie beberapa kali memukul gembok pintu menggunakan batu besar. Sesekali tangannya bahkan terluka saat pukulannya meleset. Namun Jennie tetap melakukannya tanpa rasa menyerah, pikiran kalutnya tetap mengatakan jika secepatnya dia harus bisa membawa Jisoo dan Chaeyoung untuk keluar dari sana.
"Arg!! Ehh—"
Kreet!
Jennie tersenyum dalam kelegaan saat dia berhasil membukanya. "Jisoo Unnie, Chaeyoung... aku berhasil membukanya. Kita akan segera keluar dari tempat ini."
Jennie langsung membalikkan tubuhnya setelah membuka pintu itu untuk kembali menemui Jisoo dan Chaeyoung. Namun seketika tubuhnya terasa kaku saat tatapannya beradu pada sosok Taeyang yang sudah tersenyum jahat ke arahnya.
"Ck! Kau ingin keluar dari sini, Jennie-yaa?"
Taeyang tertawa pelan pada Jennie sebelum menyeret tubuh Chaeyoung dengan tangan kekarnya yang sudah menjambak kuat rambut gadis itu. Kembali membuatnya meronta kesakitan karena kekejamannya.
"Chaeyoung..."
"Unnie—" Chaeyoung semakin merintih saat Taeyang kembali menekan jambakannya.
"Lakukan saja jika kau berani!" Taeyang kembali menertawakan ketidakberdayaan Jennie dan juga Chaeyoung. Semakin membuat mereka kembali tidak bisa melakukan apa-apa saat Taeyang menempelkan pistolnya pada kepala Chaeyoung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay, Please ✔ [ ▪︎E N D I N G ]
Fanfiction🥀°°° Waktu berjalan seolah hanya rasa sakit yang di dapat dari masing-masing mereka berempat. Ego, rasa bersalah, penyesalan, atau bahkan paling tersakiti dan dilupakan. "Aku seolah menunggu suatu hari nanti, tentang bahagia yang entah kenapa teras...