"Ck! Kau ingin bergabung dengan kedua adikmu, Jisoo-yaa?"
Jongki dan Taeyang saling melempar seringaiannya sebelum kompak menatap pada Jisoo. Gadis itu menjatuhkan air matanya saat menatap pada Jennie dan Chaeyoung yang terikat tidak berdaya pada sebuah kursi. Semakin membuatnya sakit hati saat melihat bagaimana kondisi tubuh Jennie yang terhias banyak luka.
"Apa yang kalian lakukan pada kedua adikku? Apa kalian belum puas melakukan kejahatan yang begitu banyak pada keluargaku selama ini?"
Pandangan Jisoo terlihat begitu kecewa pada Jongki dan Taeyang yang lagi-lagi tidak memperlihatkan rasa berdosanya sama sekali. Mereka yang selama ini Jisoo percaya, namun ternyata menjadi dalang dibalik kematian kedua orang tuanya, bahkan sampai membuatnya menjadi sasaran kebencian kedua adiknya selama setahun lebih.
"Ck! Jika kau datang hanya untuk menyelamatkan kedua adikmu, jangan pernah berharap kau bisa melakukannya, Bae Jisoo."
"UNNIEE,,, ANDWEEE—"
Jennie dan Chaeyoung berteriak keras saat Jongki mendekati tubuh Jisoo dan berakhir pada tangan iblisnya yang menempelkan pistolnya pada leher gadis itu.
"Jangan mengharapkan rasa iba dariku dan juga Taeyang. Kami adalah iblis yang kapan saja bisa merenggut nyawa kalian tanpa rasa ampun sedikitpun." Jongki semakin menekan pistolnya hingga Jisoo mendongak menatap pada mata tajamnya. Air mata gadis itu sudah meluruh tanpa mampu di hentikan.
"Kenapa, Jongki Samchon— kenapa kau melakukan semua ini pada keluargaku?"
Jisoo terhujam nyeri yang begitu dahsyat pada dadanya. Semakin mengingat semua hal buruk yang terjadi pada keluarganya dan segala kejahatan yang dilakukan oleh Jongki dan Taeyang rasa sesak itu semakin menyeruak menghimpit dirinya dalam kesakitan. Namun yang ada di dalam pikiran Jisoo adalah bagaimana caranya dia bisa menyelamatkan Jennie dan Chaeyoung. Dia tidak akan membiarkan Jongki dan Taeyang kembali menyakiti keluarganya bagaimanapun caranya.
"Aku mohon, Samchon— sudahi semua ini. Aku mohon, lepaskan kedua adikku."
Jongki tersenyum sarkas dan masih mempertahankan pistolnya pada rahang Jisoo. "Apa yang akan kau lakukan jika aku melepaskan kedua adikmu? Apa—kau akan memberikan nyawamu sebagai gantinya? Ck!"
"Unnie—andwe," Jennie menggeleng lirih namun terlihat begitu jelas oleh Jisoo. Chaeyoung bahkan kembali meronta hingga Taeyang mendaratkan pukulannya pada gadis itu.
"Adikmu yang kurang ajar itu bahkan sudah mencoreng namaku. Apalagi yang bisa aku lakukan, kecuali menyeret mereka untuk ikut bersamaku ke dalam neraka."
Jisoo memejamkan kedua matanya hingga air matanya semakin meluruh membasahi pipi.
"Bagaimana, Jisoo? Bukankah memang sudah tidak ada pilihan? Bahkan jika kau memberikan nyawamu untuk mereka, apa yang akan aku dapatkan? Tidak ada. Aku sudah tidak memiliki apapun." Sarkas Jongki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay, Please ✔ [ ▪︎E N D I N G ]
Fanfiction🥀°°° Waktu berjalan seolah hanya rasa sakit yang di dapat dari masing-masing mereka berempat. Ego, rasa bersalah, penyesalan, atau bahkan paling tersakiti dan dilupakan. "Aku seolah menunggu suatu hari nanti, tentang bahagia yang entah kenapa teras...