"Unnie percaya jika wanita itu adalah selingkuhan Appa?"
Jisoo masih terdiam pada pijarannya. Tidak merasakan sedikitpun bahkan saat lengannya dicengkeram kuat oleh Jennie. "Unnie katakan, kau tidak mungkin lebih percaya pada orang lain dari pada Appa-mu sendiri kan?"
"Unnie—"
"Kau hanya perlu mengatakannya, siapa yang akan kau pilih? Tidak mungkin kau berpihak pada wanita jalang itu. Dia hanya menjebak Appa kita, Unnie."
"JENNIE!"
Ini untuk pertama kalinya Jisoo membentak Jennie begitu keras, bahkan membuat adiknya itu sedikit memundurkan tubuhnya. "Kau membentakku?"
"Maaf... Jennie-yaa, tapi Unnie mohon. Kita bisa bicarakan semuanya dengan hati dan pikiran yang tenang, kau tidak perlu menggebu marah seperti ini. Tenangkan dirimu."
"Bagaimana aku bisa tenang jika kau lebih berpihak pada wanita jalang itu?"
Jisoo memejamkan kedua matanya dengan hati yang berusaha sekeras mungkin untuk dia tenangkan. Sekeras mungkin juga ia berusaha untuk menegarkan hatinya jika kenyataan itu harus di terimanya.
"Appa bahkan tidur bersamanya."
Lembaran foto yang tadinya berusaha untuk Jisoo simpan tanpa harus memberitahukan pada adik-adiknya terpaksa harus ia perlihatkan pada Jennie. Berhasil membuat Jennie semakin menangis di hadapan Jisoo.
"Tidak mungkin Appa menghianati Eomma. Aku tidak akan percaya dengan semua ini."
Jennie membuang lembaran foto itu tepat di hadapan Jisoo. Dia berusaha untuk tidak menyalahkan Jisoo yang bisa saja hanya terjebak oleh wanita sialan itu yang ingin menghancurkan keluarga mereka. Tapi kenapa tatapan mata Jisoo kali ini membuatnya benar-benar kecewa? Kenapa Unnie-nya begitu percaya dengan semua itu yang bahkan tidak akan mungkin dilakukan oleh Appa mereka.
"Aku masih berharap jika Unnie tidak akan percaya dengan semua ini. Tapi jika memang Unnie melakukannya, aku sendiri yang akan membuktikan jika Appa tidak pernah menghianati Eomma kita."
Jisoo sama sekali tidak menahan kepergian Jennie. Yang bisa dia lakukan hanya membisu dengan segala perasaan berkecambuk yang benar-benar membuatnya merasakan sesak tanpa bisa meredakannya sedikitpun.
🥀•••🥀
"Aku ingin mengajukan sesuatu, tapi kali ini aku sangat berharap jika kau akan menyetujuinya."
Jisoo yang sedari tadi focus dengan pekerjaannya sedikit terkejut saat tiba-tiba Jennie sudah duduk di hadapannya. Tumben sekali adiknya itu datang ke kantor di jam yang tepat dan bahkan langsung masuk ke dalam ruang kerjanya.
"Soal apa Jennie? Katakan saja pada Unnie."
Jennie menarik sudut bibirnya acuh. Menyodorkan pelan sebuah map putih berisi dokumen-dokumen penting pada Jisoo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay, Please ✔ [ ▪︎E N D I N G ]
Fanfic🥀°°° Waktu berjalan seolah hanya rasa sakit yang di dapat dari masing-masing mereka berempat. Ego, rasa bersalah, penyesalan, atau bahkan paling tersakiti dan dilupakan. "Aku seolah menunggu suatu hari nanti, tentang bahagia yang entah kenapa teras...