TWENITY SEVEN

463 73 5
                                    

Typo bertebaran🙏

-

Keesokan harinya usai mandi dan berdandan, Baekhyun terlihat menarik nafas melihat pantulan diri di dalam cermin. Hari ini ia berniat menemui Chanyeol meminta tolong mengenai rencananya, mungkin kalau pria itu tidak bisa membantu maka tidak ada cara lain yang harus di lakukan kecuali cara kedua. Mengakui bahwa anak yang di dalam kandungannya anak dari pria itu.

Tinggal bersama keluarga Park berbulan, Baekhyun dapat mengetahui sedikit dari mereka. Yakni kedua putra Park tak akan membantah apapun keputusan kedua orang tua dan hanya akan menurut.

Chanyeol dan Sehun di luar saja terlihat tak tersentuh tetapi jika bersama kedua orang tua mereka maka semuanya terlihat berbeda, mereka jauh lebih manja.

Dan Baekhyun yakin semuanya akan berjalan sesuai yang di rencakan sebab mommy-nya bersahabat dekat dengan Yuri ibunda SeChan.

"Mom harap ini yang terbaik untuk kita nak" cicit gadis itu mengelus perutnya. Ia tersenyum sangat tipis sebelum menarik nafas panjang lantas mengambil tas dari meja rias.

----

Baekhyun keluar dari kamar mendapatkan Yoona sedang sibuk membuat kue, semalam Yuri membantunya mempromosikan jasanya dalam membuat cake atau kue kering yang membutuhkan. Karena dasarnya istri sultan sangat berpengaruh tak butuh waktu lama beberapa dari mereka yang melihat postingan Yuri segera mengirim pesan untuk memesan.

"Mommy-- Baek ijin keluar sebentar" pamit gadis itu. Yoona yang sedang membuka open urung lalu menoleh.

"Kemana?"

Baekhyun tidak langsung menyahut tetapi mencomot salah satu kue kering yang menggugah selerahnya.

"Itu.. Ketemu teman" sahutnya setelah menelan kunyahan.

"Baiklah.. Hati-hati, jangan pulang kelamaan, ingat kamu shift siang" pesan Yoona tersenyum pada putrinya.

"Ya sudah Baek jalan dulu"

Yoona mengangguk menanggapi, Baekhyun segera pergi dari sana usai mengirim pesan ke Chanyeol kalau ia ingin bertemu. Untung saja pria itu sudah bangun oleh pangilan yang terhitung beberapa kali dari gadis itu, karena biasanya hari minggu seperti ini ia malas bergerak kecuali sore. Pria itu harus bangun karena memilih beribadah sore.

----

Sementara di Ihsan Kyungsoo baru saja menyiapkan sarapan untuk kedua pria berbeda usia dan dirinya di bantu bibi Lee yang terlihat senang melihat kemajuan memasak Kyungsoo yang sangat pesat seperti seorang ahli chef.

"Bibi tidak menyangka nona sangat ahli memasak di banding bibi" kata bibi Lee meletakkan kopi yang di buat untuk tuan Do.

"Itu hanya seperti keturunan bi, mungkin karena daddy memiliki beberapa restoran dan daddy juga berbakat dalam hal memasak, bakat itu menurun ke Soo apalagi mommy juga bisa dalam segala hal, aku kurang yakin tapi seingat Soo yang samar--- mommy juga ahli dalam bidang masak memasak" sahut Kyungsoo lembut yang langsung mendapat elusan di rambutnya.

"Soo anak baik, bibi selalu berdoa Soo segera bertemu nyonya" kedua mata bibi Lee berkaca-kaca ia sangat tahu bagaimana Kyungsoo kecil yang selalu menangis menunggu kedatangan mommy dan saudaranya di saat tuan Do sibuk bepergian akibat tuntutan kerja.

Kyungsoo tersenyum, ia menyeka air mata bibi Lee yang menetes tanpa di sadari wanita tua itu.

"Terima kasih, doa yang tulus bibi Lee akan segera terkabul. Soo yakin itu" katanya menyahut.

"Ah.. Maafkan bibi non, bibi terbawa suasana-- ya sudah ayo bangunkan tuan kalau Mark bibi tadi lihat sepertinya ia sedang joging dan sebentar lagi balik" kata bibi Lee mengalihkan pembicaraan.

THE SISTER'S 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang