TWENTY NINE

575 86 9
                                    

Typo bertebaran🙏

-

Kyungsoo berbaring malas di sofa-- gadis itu menatap daddy-nya sebentar sebelum mengelus perut yang mulai membuncit.

"Aku harus segera memberitahu daddy sebelum daddy makin kecewa kalau mendengarnya dari orang lain" tukas gadis itu mantap mengangguk-angguk kepala.

"Apapun yang terjadi, aku siap menerima-- ini kesalahan yang harus ku pertanggungjawabankan--" lanjutnya tanpa menyadari tuan Do tengah menatapnya dengan kening mengernyit.

"Putri daddy kenapa? Sakit perut?" celetukan tuan Do membuat Kyungsoo tersentak kaget, tidak cukup sampai di situ ponsel yang berada di dekat lehernya berbunyi hampir membuatnya terjungkal yang terasa sangat tidak baik untuk kesehatan jantung.

Kyungsoo menenangkan diri, perasaan gadis itu tidak baik-baik karena sangat kaget, ia menarik nafas berlahan sebelum menyahut.

"Daddy membuat Soo kaget" sahutnya ingin menangis yang di balas tuan Do khawatir melihat wajah pucat putrinya.

Benar-benar terlihat tidak baik-baik saja, apa putrinya se kaget itu?

"Maafkan daddy, daddy hanya bertanya tapi respon pun berlebihan-- itu angkat dulu panggilan di ponselmu sepertinya seseorang menelpon sangat penting sampai-sampai berbunyi terus-menerus"

Tukas tuan Do merasa bersalah juga mengingatkan putrinya kalau benda pipih yang sudah terjatuh ke lantai masih mengeluarkan suara panggilan masuk.

Kyungsoo memejam mata sejenak sebelum mengangguk kemudian menunduk meraih ponselnya yang untung saja tidak retak dengan tatapan bertanya di wajah.

"Ada apa Chanyeol menghubungiku?" menolog gadis itu tak langsung menjawab mendongakkan kepala melihat Mark dengan suara nyaring memanggilnya.

"NOONA.. lihat aku bawa apa?" pria itu mendekat membawa sepiring buah tanpa tahu kalau gadis yang di panggil baru saja merasakan kaget yang sangat tidak baik.

Kyungsoo harus mengutuk wajah sumringah pria itu dalam hati yang semakin mendekat dengan senyumam lebar memberikan piring menggunakan kedua tangan ala-ala chef ke depan Kyungsoo yang langsung di sambut kepala pusing dan perut berontak ingin muntah. Kyungsoo meletakkan ponselnya yang masih berbunyi segera menutup mulut.

"Hmffff"

Wajah gadis itu memerah sampai ke leher juga matanya berair, ia bergegas berdiri menabrang bahu Mark yang kini wajah sumringahnya terganti bingung melihat Kyungsoo berlari dan berakhir muntah-muntah di wastafel. Seluruh sarapan pagi gadis itu keluar.

"Noona.." panggilnya meletakkan sepiring buah yang terpotong-potong cantik di atas sofa tempat Kyungsoo tadi.

Pria itu terlihat sangat khawatir begitu juga dengan tuan Do yang sudah berlari menyusul putrinya.

"Kamu kenapa? Sakit?"

Tuan Do dengan sangat telaten memijit-mijit tengkuk putrinya yang sudah berhenti memuntahkan isi perut tapi terlihat sangat pucat.

"Aku minta maaf, tadinya aku pikir noona bakal senang aku membawa buah kesukaan noona yang sudah bibi Lee kupas dan bagi jadi beberapa bagian tapi ternyata aku salah noona malah tidak suka" cicit Mark merasa bersalah ikut bersuara menghentikan niat Kyungsoo yang berniat menyahut ucapan tuan Do.

Kyungsoo tersenyum tipis, pria terlihat muda itu tidak salah tetapi bayinya dalam perut menolak buah yang menjadi buah kesukaannya.

"Tak apa Mark, aku baik-baik saja dan tolong angkat panggilan yang tadi kalau yang menghubungiku masih menelpon-- aku ingin bicara berdua dengan daddy" sahut Kyungsoo sedikit membuat Mark lega, pria itu hanya mengangguk kemudian bergegas pergi.

THE SISTER'S 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang