Gemuruh pijakan pasukan naga dan kuda sudah terdengar riuh di atas bukit berumput tipis sejak matahari mulai berpulang ke tempat persinggahannya. Desingan pedang sudah tak terdengar lagi karena para prajurit telah mengasahnya ribuan kali, dan kini senjata-senjata itu berdiri teguh di dalam sabuk-sabuk mereka, menunggu untuk dihunuskan. Tak satupun dari para makhluk fantasi itu yang ingin bergerak sedikit saja dari tempat mereka berdiri, punggung mereka setegap batang pohon yang kukuh, dan mereka mengerahkan segenap penglihatan mereka untuk mengamati bayang-bayang hitam yang bergerak perlahan menuju ke arah mereka dengan silau mentari kejinggaan di ufuk barat.
Inilah yang dinanti-nantikan. Anna tak dapat melihat musuhnya dengan jelas, namun ia yakin seseorang yang berada beberapa meter di depannya saat ini juga adalah Lord Raghnall Owen. Tak lama setelah bayangan-bayangan itu maju, tampak wujud-wujud para vampir murni pasukan Raghnall yang bermata merah menyala dan para penyihir yang berlimpah kekuatan berhenti dan mengamati pasukan mereka dengan rasa haus akan kemenangan.
"Jumlah mereka tak banyak," terang Zveon yang memacu kudanya mendekat di sisi Anna tiba-tiba. Ia memasang tudungnya hingga seluruh wajahnya tak terlihat, hanya karena ia terbiasa mengenakannya. Namun demikian, ia tetap dapat melihat pasukan itu dengan jelas. "Mungkin kita bisa mengalahkan mereka dalam waktu sebentar."
Anna mendesis, penglihatannya telah berfokus pada Raghnall, menerima cengirannya dari jarak yang jauh. "Jangan terlalu yakin," jawab Anna gusar. "walaupun jumlah mereka sedikit, tetapi kekuatan mereka lebih besar dari kita. Mereka adalah masyarakat asli West Wing yang memberontak."
Zveon mendesah. "Aku tahu, dan Lord Owen adalah salah satu dari lima tetua yang dahulu memimpin West. Tentu saja mereka tidak akan menerimaku karena alasan tertentu."
Perlahan, Anna melirik Zveon. Jantungnya berdentum hebat. "Maafkan aku itu kejadian harus terjadi padamu," ucapnya khawatir.
"Aku tak peduli tentang itu," sahut Zveon.
"Aku tidak berbicara tentang para tetua itu, Zveon. Aku membicarakan tentang salah satu di antara para tetua itu." Anna sedikit gelisah menyinggungnya.
"Maksudmu Ayahku." Ekspresi Zveon terlihat datar.
Anna sudah tahu segalanya, tentang para tetua, tentang Lord Meseca, tentang Darcy Trevor... Rantai-rantai pahit yang menjerat Zveon di masa lalunya dan meninggalkan bekas dendam yang masih tersisa di matanya. Andai saja Anna tahu apa yang dirasakan sepupunya itu saat ia akhirnya akan berhadapan dengan musuh bebuyutannya pada perang yang amat berisiko itu. Sosok seorang lelaki remaja yang berusia tujuh belas tahun itu tak hanya seorang pangeran, ia juga seorang anak yang dulu sempat memiliki kebahagiaan yang dilimpahkan orang tuanya...
Sebelum semuanya direnggut seketika, menyisakan angan-angan kepedihan yang membuatnya menganggap dirinya sendiri sebagai pembunuh ayah kandungnya.
Temaram mulai menguasai langit, kedua kubu masih saling berhadapan disoraki ringkikan kuda yang bergerak-gerik tak sabar hingga tanah yang berumput tipis itu terkikis sedikit demi sedikit. Angin menghembus dengan kasar, memekakkan telinga-telinga mereka diiringi hawa dingin yang menusuk tulang. Seketika itu pula terlihat ribuan pasang mata berwarna merah bersinar dengan jelas dari kubu Damagus, seperti monster-monster malam yang lapar.
Anna terus berpikir, berlatar perang yang sedang menunggunya bertindak. Ia peduli pada Zveon, karena ia ada sepupu dan temannya. Apapun yang terjadi, ia pasti akan melindungi Zveon, bahkan ketika ia yakin Zveon tak butuh pertolongannya.
"Ada sesuatu yang tidak beres..." bisik Zveon tiba-tiba, matanya mendelik dalam warna merah menyala. Ia tak ingin beradu pandangan dengan para vampir di seberangnya itu, tetapi ia menyusuri satu per satu dari mereka dengan matanya dengan gelisah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark and Light (Wattys 2016 Winner)
FantasyPemenang Wattys Award 2016 @WattysID kategori Cerita Unik / Trailblazers. ROMANCE - FANTASY - ACTION - ADVENTURE *** Ziella dan kakaknya, George, adalah spesies Hellbender yang terakhir. Para penyihir telah memburu spesies mereka, hingga kini...