Chapter 10 - (Not) a Date

11.9K 922 13
                                    

Bulan yang nyaris purnama menyinari kota Demozre, makin menyilaukan sela-sela kota yang telah dibubuhi oleh lampu-lampu yang berkelap kelip. Silau itu terhalang jauh oleh jarak dan bebukitan yang menjulang dari Istana Kegelapan. Malam seakan menerkam setiap selubung celah istana, meremangkan sinar lampu-lampu redup yang berbaris di sepanjang koridor. Angin malam sedingin es menyeruak melalui jendela-jendela, menghembuskan tirai-tirai, dan menyapu tubuhku hingga aku menggigil.

Sinar rambutku berkilauan dalam kegelapan, seakan-akan hanya akulah yang terapung di atas lautan bayangan hitam di kamarku. Aku memandang pena yang kupegang dan mengelus kertas yang tergeletak di meja riasku. Di sinilah aku duduk, memikirkan segala kesenduanku, kerinduanku, dan aku akan menumpahkan segalanya di atas secarik kertas ini. Segalanya seakan ikut berkilau dalam sinar oranye dari rambutku.

Tiga hari yang telah kulalui bagaikan segelintir dedaunan yang jatuh begitu cepat, di atas tanah yang sama sekali baru. Namun rasa rindu yang kupendam selama itu bagaikan berabad-abad rasanya. Aku memikirkan kata-kata yang tepat sebelum akhirnya aku mulai menulis.

Dear George

Aku sudah sangat merindukanmu, George. Bagaimana kabarmu? Bagaimana kabar Gerard, dan seluruh Noreville? Aku amat ingin menemuimu lagi suatu saat nanti.

Tiga hari telah kulalui di Demozre. Aku tinggal di Istana Pangeran Zveon yang sangat besar dan menawan. Pangeran memberiku banyak akses dalam berbagai fasilitas yang bisa aku manfaatkan di dalam istana, seperti kamar yang elegan, perpustakaan, dan sebagainya. Menurutku, ia baik sekali karena ia telah memberikan aku naungan dan perlindungan.

Ia juga menggabungkan aku dalam kelompok Fantasy Warriors, para makhluk yang memiliki kekuatan dahsyat di seluruh Fantasia Cosmo untuk menjaga perdamaian dunia. Aku mengabdi pada Fantasia Cosmo sekarang, George. Aku tak pernah merasa sebahagia ini sebelumnya. Melaluinya, aku juga dapat mengenal makhluk-makhluk dari seluruh Fantasia Cosmo yang mengagumkan.

Aku berkenalan dengan banyak orang. Ada Stella—adik Pangeran Zveon yang sangat ramah. Coba tebak, George? Aku juga berkenalan dengan keluarga kerajaan Claumere dari East, melalui Konferensi Fantasy Warriors! Ada Pangeran Forest, Flinn, dan Frannel, serta Raja Claumere yang agung. Elf memang makhluk yang menawan. Ada juga peri East—yang selama ini sangat membuatku penasaran—yang ternyata sama indahnya dengan kita.

George, itu semua bahkan belum termasuk hal yang terbaik. Aku bertemu Ratu Anna, ratu seluruh Fantasia Cosmo! Kau tahu tidak, dia itu seperti seumuran denganku! Sangat tak bisa kubayangkan! Ratu Anna juga merupakan spesies gabungan dari malaikat, iblis, dan vampir. Ya, kau benar membacanya, George, aku bilang malaikat! Tapi aku hanya melihatnya dalam wujud iblis, karena ia terbiasa dengan wujud iblisnya.

Tapi semua kebahagiaan yang baru tiga hari ini tak sebanding dengan rasa rinduku padamu, George. Aku akan mengirimimu surat dengan rutin mulai dari sekarang. Jadi, cepat balas ya kakak!

salam sayang,

Zelline Ziella.

Aku menghela napas lega saat emosiku telah kuluapkan dalam kertas itu. Aku menatap pesanku penuh rasa gembira, membayangkan reaksi George saat ia membacanya nanti. Sinar oranye rambutku menyusuri tiap huruf dalam pesanku, seakan-akan bergejolak seiring dengan emosiku yang tersirat di dalamnya.

Aku melipat kertas itu dengan rapih, memasukkannya dalam amplop. Aku bangkit berdiri, menatap bayangan wajahku yang bersemu kejinggaan di depan cermin meja rias sebelum akhirnya aku melangkah pergi meninggalkan kamarku yang gelap.

Aku melenggang di sepanjang koridor hingga aku menemukan kamar Stella. Dalam hati, aku sempat ragu apakah aku harus memberinya suratku sekarang. Aku mencoba mengetuk pintunya pelan, takut apabila aku menganggunya.

Dark and Light (Wattys 2016 Winner)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang