Setelah sesi perkenalan berakhir, Ratu Anna kembali berdiri dan berpidato untukku. "Nah, kurasa kau sudah mengenal kami semua," katanya sambil tersenyum (menyeringai). "Aku mengucapkan, selamat datang di Konferensi Fantasy Warriors, perkumpulan para makhluk petarung yang kuat se-seluruh Fantasia Cosmo. Di sini, kita akan mengadakan konferensi setiap sebulan sekali, tepat pada tanggal 16. Misi kita adalah memastikan Fantasia Cosmo berdamai selalu, dan memberantas segala kejahatan yang terjadi di seluruh East dan West," terang Ratu dengan semangat membara.
"Setiap kali ada kerusuhan, aku akan mengirim sinyal pada para Warriors, memerintahkan untuk berkumpul di balai. Kita akan terjun ke lokasi dan langsung bertarung di tempat," tukasnya lagi.
Tiba-tiba aku melihat Mark, iblis berambut hitam yang menyebut dirinya 'iblis paling keren', berdiri. "Bagaimana kalau kau menunjukkan keahlianmu, Ziella?" tanyanya penasaran. "Kami sangat penasaran, bagaimana Hellbender bisa menjadi spesies yang mematikan..."
Aku terhenyak kaget menanggapinya. Menunjukkan keahlianku? Tetapi... tetapi aku tak bisa mengontrolnya. Aku tak bisa mengontrol kekuatanku! Bagaimana bisa aku berubah sesuai kehendakku?
Aku hanya terdiam menanggapinya. Sementara, banyak Warriors yang setuju. Mereka menyorakiku untuk menunjukkan kekuatanku di hadapan mereka.
"Ide yang bagus, Mark!" seru Ratu Anna setuju. Aku menoleh kepadanya, syok, tak tahu harus berkata apa-apa. "Mari, Warriors, kita ke Ruang Bertarung sekarang! Ziella, kau akan menunjukkan kekuatanmu di situ, ya?"
Para Warrior bersorak dan bergegas menuju ruang bertarung, melalui sebuah pintu yang besar. Aku panik, langsung memberitahu Stella dan Pangeran Zveon.
"Gawat, gawat!" seruku pada mereka, sedikit berbisik. Aku menarik lengan Stella sambil mengerutkan alisku dengan keras. "Bagaimana ini??" panikku.
"Kenapa, Ziella?" pekik Stella khawatir, ia memegang kedua lenganku.
"Maafkan aku... Pangeran dan Putri ... tapi aku tak bisa mengontrol kekuatanku! Aku tak bisa melakukannya!"
"Apa?" tanya Pangeran Zveon kaget. "Kau tidak bisa?"
"Ya, aku sungguh tak bisa mengontrolnya dengan sengaja! Aku dapat berubah, jika dan hanya jika dalam satu kondisi saja!" pekikku.
"Dan apakah kondisi itu?" tanya Pangeran penasaran.
"Kecuali pada saat yang sangat terdesak!"
Warriors seluruhnya sudah berkumpul ke dalam ruang bertarung. Pangeran Zveon, Stella dan aku pun akhirnya mengikuti, kami masuk paling akhir. Aku menerobos para Warriors yang bersorak memandangku, tidak sabar akan kekuatan yang akan kutunjukkan. Aku memandang sekeliling ruang bertempur ini. Ruangan ini hampir dua kali lipatnya ruangan konferensi, dipenuhi dengan karpet yang tebal untuk alas bertarung, perlengkapan senjata yang berjajar dan beraneka ragam yang terpampang di sepanjang dinding, dan boneka-boneka terget yang dijadikan sasaran berlatih berdiri di tepi-tepi ruangan itu. Aku menoleh ke arah Pangeran Zveon, tak tahu apa yang harus aku lakukan.
Pangeran Zveon mendatangiku, lalu berbisik di telingaku. "Tenanglah. Aku punya ide."
Aku memandangnya sambil menelan ludah. Pangeran Zveon mengajakku berdiri berhadapan di tengah ruangan. Aku berdiri di hadapannya, tak tahu apa maksud Pangeran. Tiba-tiba, Pangeran menghadap ke arah suara sorakan dan berkata dengan lantang, "Perhatian, Warriors. Ziella akan menunjukkan kekuatannya." Lalu ia memandangku. Aku semakin gugup dibuatnya. Apa kira-kira yang akan dilakukan Pangeran Zveon?
"Dan aku akan melawannya," kata Pangeran lagi.
Terdengar gemuruh sorakan Fantasy Warriors yang menjalar di sepanjang ruangan hampa itu. Aku membelalakkan mataku saat Pangeran Zveon melepas jubahnya dengan sekali lemparan, menunjukkan sosok aslinya yang menggunakan pakaian tempur hebat. Pangeran Zveon meraih pedang yang tersangkut di sabuknya, menunjukkan posisi siap bertarung padaku, sambil mengarahkan pedangnya padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark and Light (Wattys 2016 Winner)
FantasyPemenang Wattys Award 2016 @WattysID kategori Cerita Unik / Trailblazers. ROMANCE - FANTASY - ACTION - ADVENTURE *** Ziella dan kakaknya, George, adalah spesies Hellbender yang terakhir. Para penyihir telah memburu spesies mereka, hingga kini...