Aku masih terduduk di bangku, tersiksa dengan cengkraman Mark yang menahan kedua tanganku. Mata hitam gelapnya memantulkan bayangan wajahku yang gelisah.
"Dari awal aku sudah jatuh cinta padamu," katanya, memandangku lekat-lekat. Ia semakin mendekatkan wajahnya padaku. Mengarah bibirnya pada bibirku sedikit demi sedikit.
Oh tidak! Ingin rasanya aku berteriak. Namun, aku tak bisa bergerak sedikit pun. Aku masih syok dengan tindakan yang ia lakukan padaku ini.
"HENTIKAN ITU!"
Aku mendengar seseorang berteriak. Tiba-tiba, Mark terhempas dari bangku, jatuh tergeletak sejauh lima meter dari tempatku duduk. Kepalanya terbentur lantai marmer yang licin sehingga iblis itu terpuruk sesaat sebelum ia dapat menggerakkan tubuhnya. Aku memandangnya lega sekaligus kaget.
Lalu, seorang penyihir tampak berlari ke arahku dengan roman pucat pasi.
Kyle.
Dia berlutut di hadapanku sambil mengamati ekspresiku. "Kau tidak apa-apa?" pekiknya panik. Ia terus mengamatiku yang tak mampu berkata-kata. Tiba-tiba Kyle bangkit dan memandang Mark yang masih terpuruk di lantai dengan marah. "Celakalah kau, Mark! Dasar iblis murahan!" Lalu ia melakukan serangan sihir pada Mark yang mulai bangkit dari tempatnya terjerembab. Sebuah petir bercahaya yang menyilaukan keluar dari kedua tangannya.
Angin tiba-tiba berhembus dari petir-petir itu, terdengar suara gelegar yang memekakkan seluruh penjuru balai. Mark mulai berlari tertatih, berusaha menghindar dari Kyle.
Kyle terus memandang Mark dengan marah. "Berani-beraninya kau menggoda seorang gadis dengan tindakan seperti itu!" Lalu Kyle melemparkan sengatan petirnya pada Mark. Tapi Mark berhasil menghindar.
Mark terus berlari, lalu ia mengepakkan sayap iblisnya dan terbang ke atas udara untuk menghindari serangan-serangan Kyle. Mark tidak terima dengan semua serangan yang Kyle hujamkan padanya itu. Ia lalu membalas serangan Kyle dengan sihir berasap kemerahan yang dia lemparkan dari tinjunya di udara. Kyle berhasil melumpuhkan sengatan merah itu dengan petirnya.
Keributan itu membuat Warriors yang telah keluar dari balai segera masuk dan melihat keadaan. Semua orang berusaha menghentikan Kyle dan Mark yang sedang berkelahi. Ratu Anna, Pangeran Zveon, dan Stella berlari menghampiriku yang masih terduduk di bangku.
"Ziella!" pekik Ratu Anna, Pangeran, dan Stella berbarengan.
"Apa yang terjadi pada mereka?" tanya Ratu Anna kepadaku.
Aku menggigit bibirku. Kejadian barusan seakan menjadi hal paling buruk yang pernah aku alami. "Kyle—dia telah menolongku." Lalu aku membuang muka. "Dia telah menolongku dari Mark yang jahil."
Ratu Anna, Pangeran Zveon, dan Stella terperanjat mendengar penjelasanku. Mereka berpandangan, sepertinya tidak heran akan tingkah laku Mark, yang mungkin telah melakukan kejahilan untuk yang kesekian kalinya.
Ratu Anna marah besar. Ia mengepakkan sayapnya, terbang di antara Mark dan Kyle yang tengah berseteru di tengah-tengah balai.
"Sudah cukup!" pekik Ratu Anna. Kyle dan Mark menghentikan perkelahian mereka sambil terengah-engah. "Kyle, biar aku yang mengurus ini," katanya pada Kyle yang menyeringai benci pada Mark. Lalu, Ratu Anna membelalakkan matanya pada Mark. "Kau selalu membuat masalah, Mark!" jeritnya. "Lihat perbuatanmu! Kau telah mengubah suasana yang tadinya menyenangkan menjadi menyedihkan. Kau telah melukai perasaan teman baru kita, kekuatan Fantasia Cosmo yang baru!" Warriors tiba-tiba menghampiriku.
Ada Jack, Luna, Mia, Andrea, Pangeran Zveon, dan Stella yang mengelilingiku, beserta Warriors lain yang memandangku dari belakang mereka.
"Kau tidak apa-apa? Ada yang terluka?" tanya Jack padaku. Aku menggeleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark and Light (Wattys 2016 Winner)
FantasyPemenang Wattys Award 2016 @WattysID kategori Cerita Unik / Trailblazers. ROMANCE - FANTASY - ACTION - ADVENTURE *** Ziella dan kakaknya, George, adalah spesies Hellbender yang terakhir. Para penyihir telah memburu spesies mereka, hingga kini...