Perlahan aku dapat merasakan napasku yang mulai mendalam. Pandanganku yang semula gelap kini bersembur cahaya putih, lama-lama menampakkan cahaya silau matahari siang yang menerangi tenda putih di atasku. Aku sedikit menggerak-gerikkan badanku, sengatan panas tiba-tiba terasa tajam di perutku.
"Aw!" Aku merintih, menengok ke arah perutku yang kini telah diperban rapih. Kuraba perban lembut itu, merasakan luka yang semula amat menyakitkan, kini tersubstitusi dengan sensasi panas yang menjalar dari sentuhan jemariku.
Seorang pemuda elf berambut hitam, berkulit putih dan bermata hijau zamrud menghampiriku dengan ekspresi terkejut. Aku menatap Pangeran Forest yang kini ada di sampingku itu kebingungan. "Ziella... kau sudah sadar rupanya." Pangeran Forest tersenyum manis. Ia memegang tanganku, sehingga aku tak bisa menyentuh perutku lagi. "Tolong jangan mengutak-atik perban itu. Aku tahu rasanya masih sakit. Tapi operasi telah berhasil dijalankan. Kini tunggulah hingga kau sembuh total."
"Pangeran Forest..." aku berusaha mengingat-ingat kembali. Rasanya seperti sekejap yang lalu, aku berada di Demozre, di Istana Kegelapan bersama Stella dan Kyle ... lalu Pangeran Zveon membawaku kemari. Kepalaku serasa tersetrum ketika aku kembali mengingat Pangeran Penyihir-Vampir itu. "Di... di mana Pangeran Zveon?" tanyaku terbata.
Pangeran Forest kembali tersenyum. "Beliau sedang bertarung dengan pasukan Fantasia Cosmo di bukit Seford. Kurasa, peperangan ini akan segera berakhir."
Lalu aku teringat kembali peperangan Fantasia Cosmo melawan Damagus. Sudah tiga hari semenjak misi dijalankan, dan mereka masih memperebutkan kemenangan. Aku mengerutkan kening, berharap Pangeran Zveon dapat memenangkan peperangan ini. Aku telah memberikan sedikit kekuatanku padanya—melalui pertukaran invulnerabilitas beberapa waktu yang lalu. Aku ingin... aku ingin Pangeran Zveon dapat mengerahkan seluruh kekuatannya. Aku ingin dia bertarung sekuat-kuatnya.
"Pangeran Zveon memperkuat pasukan, begitu yang aku dengar barusan," tegas Pangeran Forest, aku terpana. "Jadi, kau tidak perlu khawatir. Invulnerabilitasmu berhasil seratus persen, Ziella."
"Ah ... aku sangat senang mendengarnya." Aku bernapas lega. "Omong-omong... Pangeran Forest, bagaimana bisa pertukaran invulnerabilitas itu terjadi?" tanyaku keheranan. Aku hanya pernah melakukannya dengan George, aku pun tidak tahu bagaimana George dapat melakukannya padaku. Aku hanya melakukan apa yang pernah George lakukan padaku, dan tiba-tiba saja—untungnya—hal itu berhasil. Yaitu dengan menciumnya. Aku segera mengenyahkan bayangan itu dari pikiranku, yang membuatku merona kemerahan tiba-tiba.
"Cukup sederhana. Transfer energi yang tertransduksi melalui mulut, yang kaulakukan pada Zveon itu, hanya dengan menggantikan kestabilan tubuhmu pada tubuh Zveon yang kritis. Namun sebagai konsekuensinya, tubuhmu akan kehilangan kestabilannya sehingga kau terjangkit penyakit atau luka yang dimiliki Zveon."
"Berarti ... semua orang dapat melakukannya pada siapa pun?"
Pangeran Forest mendengus geli. "Ini yang menarik." Lalu ia menatapku serius. "Pertukaran invulnerabilitas tidak bisa dilakukan sembarang makhluk. Tidak bisa dilakukan pada manusia, pada elf, pada makhluk tak bersihir."
Aku tercengang.
"Dan yang paling rumit... hal itu tidak bisa dilakukan kepada makhluk fantasi yang kekuatannya tidak setara, atau lebih lemah," jelas Pangeran Forest lagi. "Jadi, jika kau bisa melakukannya pada Zveon, itu berarti kekuatanmu setara dengannya, atau kau lebih kuat."
"A.. apa?" Aku menarik napas tak percaya. "Aku, setara dengan Zveon? Yang benar saja ..."
"Menurut analisaku, kau tidak setara dengannya. Kau lebih kuat."
"Pangeran Forest!" Aku tiba-tiba memekik. "Anda jangan berlebihan, kumohon! Tidak mungkin aku lebih kuat dari Pangeran Zveon, yang double gene dan yang memimpin seluruh Sayap Barat itu! Oke?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark and Light (Wattys 2016 Winner)
FantasyPemenang Wattys Award 2016 @WattysID kategori Cerita Unik / Trailblazers. ROMANCE - FANTASY - ACTION - ADVENTURE *** Ziella dan kakaknya, George, adalah spesies Hellbender yang terakhir. Para penyihir telah memburu spesies mereka, hingga kini...