Tiba-tiba, lagu waltz tadi berganti menjadi lagu riang pesta dansa yang berlaku bagi semua orang. Banyak pasangan elf, peri, penyihir, iblis, dan campuran makhluk fantasi lainnya yang berdansa di tengah ruang pesta ini. Mereka saling bercanda tawa dan menari berputar-putar di atas lantai marmer yang memantulkan cahaya kandelir dengan riang. Nada lagu ini sungguh berbeda dengan waltz yang lembut dan elegan tadi.
Pangeran dan Putri kini mulai berdansa lagi dengan lagu yang baru, diikuti dengan pasangan kerajaan lain seperti Raja dan Ratu Claumere serta Stella dan Andrea. Dan aku tak melihat Ratu Anna di tempat singgasananya.
Aku berdeham, mengeringkan tenggorokanku yang kering sambil menyingkir pergi dari kerumunan makhluk fantasi itu, berniat untuk mendatangi meja panjang yang terdapat minuman-minuman di atasnya. Kyle membuntutiku dari belakang.
"Hei, kau tak apa-apa, Ziella?" tanyanya, sementara aku terus bergegas menuju meja tempat gelas-gelas minuman segar tersedia.
"Tak apa, Kyle. Hanya haus," ujarku saat aku tiba di depan meja itu dan menyambar segelas minuman dingin. Aku menyeruputnya, merasakan sensasi manis di lidahku. Tenggorokanku pun terasa segar.
"Ziella, kau terlihat tak bersemangat. Ada apa?" tanya Kyle menyandarkan tubuhnya di meja, menatapku dengan sorotan teliti.
"Tak ada apa-apa, aku hanya sedang tidak enak badan," jawabku sambil tersenyum kepadanya. Aku tak ingin membuatnya khawatir, jadi kubuat senyum semanis mungkin.
Kyle pun tersenyum. Mata ungunya berbinar kembali. "Bagaimana kalau kau berdansa denganku sekarang, Ziella?" tanyanya.
Aku menggeleng. "Tidak terima kasih, Kyle. Aku sedang tidak mood."
Tiba-tiba Kyle dikerumuni oleh tiga orang gadis; seorang iblis, penyihir, dan elf. Mereka terlihat cantik-cantik, gaun-gaun mereka memiliki warna mencolok, seperti dandanan mereka yang kini merekah lebih indah saat wajah-wajah mereka menampakkan kegembiraan karena ada Kyle. Mereka saling menarik-narik tangan dan bahu Kyle.
"Kyle, kau berdansa denganku saja!" pekik si gadis elf sambil menarik kedua bahu Kyle, Kyle terhuyung ke belakang.
Si gadis iblis geram menarik Kyle ke arahnya. "Tidak, Kyle, denganku saja!"
"Denganku saja!" seru si gadis penyihir sambil memeluk lengan Kyle erat-erat.
"Heeei, tenanglah ladies! Kalian jangan bertengkar..." ucap Kyle kewalahan. Para gadis-gadis itu mengomeli satu sama lain saat mereka terus-terusan menarik Kyle ke arah yang berlawanan.
Aku menghela napas menatap mereka. Aku memutuskan untuk pergi mencari udara segar, meninggalkan Kyle sendiri dengan gadis-gadisnya.
"Hei, Ziella! Tunggu!" teriak Kyle di antara perebutan gadis-gadis itu.
Aku melangkah pergi melalui kerumunan orang-orang yang sedang bercakap-cakap, berdansa, dan bercanda tawa, lalu aku menemukan sebuah pintu terbuka mengarah ke balkon yang luas. Aku ke luar, menghirup segarnya udara malam yang dingin sambil melangkah mendekati balkon. Lalu aku terkaget menemukan sesosok iblis yang bersandar di balkon itu sambil memandang cahaya bulan yang terang. Aku hanya bisa melihat sayap-sayap kelelawarnya yang menutupi kepalanya, hingga aku tak tahu rupanya.
Saat aku ikut bersandar di balkon, aku mendapati bahwa iblis yang bersandar itu adalah Mark.
"Mark?" tanyaku. Aku memandang wajah iblis itu yang terlihat muram sambil memandang langit dengan nanar. Mark menggunakan baju jas hitam panjang, sesuai dengan rambut dan matanya yang berwarna hitam mengkilat.
Mark terkaget menatapku. "Ah, Zi...Ziella!" serunya.
"Sedang apa kau di sini?" tanyaku penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark and Light (Wattys 2016 Winner)
FantasyPemenang Wattys Award 2016 @WattysID kategori Cerita Unik / Trailblazers. ROMANCE - FANTASY - ACTION - ADVENTURE *** Ziella dan kakaknya, George, adalah spesies Hellbender yang terakhir. Para penyihir telah memburu spesies mereka, hingga kini...