Hari menggelap, kain tenda menutupi semburat jingga dan ungu yang aku yakin mewarnai angkasa saat ini. Kali ini aku tidak sendiri, ada empat 'pasien' yang kini meramaikan tenda tempatku berbaring. Tempat tidur dari kayu yang dilapisi selimut dari bahan kulit hewan seadanya, berjajar dengan celah satu langkah, memuat kami. Mia berbaring telentang, tangannya sibuk mengibas seperti kipas lipat yang menghembuskan sedikit dingin ke wajahnya karena gerah. Pasti berat harus tidur dengan sepasang sayap kupu-kupu di punggungnya yang ikut membentang seperti kedua tangannya, ditimpa dengan tubuhnya pula. Mark yang sayapnya sedikit lebih besar—karena berbalut tulang dan otot, dengan model kelelawar—tidur menyamping, menghadap ke arah Mia yang tepat berada di sampingnya, tangan-tangannya tertekuk kaku dalam lilitan perban. Tangan-tangan Luna juga terbalut perban, namun memanjang sampai ke sikunya. Pangeran Flinn bertelanjang dada semenjak kedua saudaranya melakukan operasi pada tulang pundaknya, perban melintanginya seperti kaus putih pendek.
Dalam wajah-wajah para pendekar fantasi itu, aku menangkap sensasi kelegaan yang terpancar. Usai sudah tugas mereka, dan kini mereka hanya harus beristirahat. Tetapi, tepatnya pada saat para tenaga medis telah mengobati mereka sepenuhnya dan meninggalkan tenda, ruangan ini hening seketika. Mengingatkan kembali kilas horror pembunuhan massal yang baru saja mereka hadapi di Padang Seford, dan keheningan ini serasa lebih pekak ketimbang desingan pedang yang tadinya mulai membuat telinga-telinga mereka terbiasa. Aku tak tahu apa yang mereka pikirkan, tetapi kini aku menaruh harapan terbesarku kepada Pangeran Zveon dan Ratu Anna yang masih tak kunjung kembali, melanjutkan peperangan dengan orang dan lokasi yang berbeda. Tangisanku yang telah kering mengilapkan wajahku, seolah-olah membuatnya ikut bersinar secerah rambutku yang berwarna oranye redup, seperti isyarat lara yang mencolok.
Selama aku bergeming, aku nyaris tidak merasakan perih yang tadinya mengirap di perutku. Mungkin aku sudah jauh lebih baik sekarang, tetapi sebelum aku percaya diri dan menggerak-gerakkan tubuhku, aku yakin rasa sakit itu masih ada, dan lagi pula aku sudah merasa seperti orang yang putus asa.
"Damagus tidak bisa berbuat apa-apa sekarang." Pangeran Flinn membuka topik, sedikit membuatku tersentak. Yang lain meliriknya.
"Betul, kita sudah mengerahkan segala kekuatan kita tadi. Memang kuakui pasukan mereka kuat, tetapi ... tidak akan ada yang bisa mengalahkan Fantasia Cosmo yang bersatu." timpal Luna dengan intonasi serius. Gadis elf itu meratapi kedua tangannya yang tergolek lemah dengan pandangan datar.
"Tapi, entahlah, Luna," sahut Mia ragu. "Bagaimana dengan kedua pemimpin itu? Dan walaupun kita telah berhasil menaklukkan Damagus, itu tidak berarti kita memusnahkan kaum pemberontak seutuhnya."
"Pemberontak akan selalu ada," Pangeran Flinn berkata. "jika mereka tidak ingin bergabung, maka biarlah begitu. Asalkan kita harus memastikan mereka tidak berbuat kekacauan dengan Fantasia Cosmo."
Mark mengerutkan alisnya. "Itu tidak mungkin. Mereka akan selalu berupaya memporak-porandakan negeriku—West Wing!" Lalu ia mengumpat kesal, kedua tanduk di kepalanya berayun kasar. "Para makhluk kegelapan itu merindukan kejayaan mereka di masa lalu, tidak ingin bergabung apabila West dan East bersatu, karena mereka masih menganggap West itu bangsa paling kuat, yang terpilih atau semacamnya."
Aku terdiam selagi benakku membayangkan kerusakan yang terus menambah daftar panjang prestasi West Wing selama ratusan tahun. Mengenyahkan para malaikat, memburu para Hellbender—sepertiku, menolak untuk bergabung dengan East dan membentuk koloni baru yang disebut Klan Damagus. Pangeran Zveon dengan segala kebijaksanaannya berhasil mengubah West Wing menjadi negeri yang damai, tetapi para pemberontak itu masih mempertahankan norma jahiliyah mereka dari masa lalu. Aku beranggapan, para klan Damagus itu terdiri dari para iblis yang telah menumpas para malaikat, para penyihir yang dulu memburu spesiesku, dan para vampir yang haus akan darah siapapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark and Light (Wattys 2016 Winner)
FantasyPemenang Wattys Award 2016 @WattysID kategori Cerita Unik / Trailblazers. ROMANCE - FANTASY - ACTION - ADVENTURE *** Ziella dan kakaknya, George, adalah spesies Hellbender yang terakhir. Para penyihir telah memburu spesies mereka, hingga kini...