Chapters 23

703 69 0
                                    

Gulf sempat menelan ludah karena ucapan Mew kepada dirinya. Begitu bodohnya sampai-sampai ia berani berkata omong kosong seperti itu kepada mafia tak punya hati seperti Mew.

"Brengsek...! "

Gulf mengumpat dalam hati, apa yang akan dia lakukan jika begitu?

"Aku akan membayar mu sangat mahal jika berhasil memuaskan ku! " Ucap Mew lagi

"Brengsek kau! Aku tidak semurahan itu" Gulf berjalan pergi namun di hentikan oleh Mew yang tiba-tiba memeluknya dengan erat

"Setidaknya jadilah kekasih ku... " Lagi lagi Mew menyuruh Gulf untuk menjadi kekasihnya

Sebenarnya apa tujuan Mew kepada Gulf hingga ia terus-terusan memaksa untuk menjadikan Gulf kekasihnya.
Mew memeluk Gulf erat penuh makna, yang membuat pemuda itu bingung dibuatnya

"Aku tidak mau... "

"Aku tidak menerima penolakan kali ini! " Mew menatap wajah Gulf yang memerah

"Hari ini kau sangat tampan" Mew mengecup dahi Gulf dan tersenyum

Perasaan apa ini? Gulf bingung dengan perasaan yang ia rasakan sekarang.
Apa yang terjadi sebenarnya, Gulf kembali berpikir apakah dia harus menerima Mew untuk menjadi kekasihnya? Dan memanfaatkan Mew untuk membalaskan dendam dan untuk mencari keberadaan adiknya yang hilang entah kemana itu.

Gulf masih mengira jika keluarganya yang telah di bunuh itu  karena ada ikut campur tangan keluarga Suppasit.

"Baiklah jika memaksa... " Gulf mencoba menerima agar semua rencananya berjalan lancar

Mew tersenyum bahagia dan mencium bibir Gulf perlahan yang di nikmati oleh pemuda itu "Mhppp... "

Mew membuka jas Gulf dan kemeja yang ia kenakan, ia meremas bokong Gulf dengan penuh nafsu hingga Gulf mendesah karena perbuatan Mew

Mew menciumi leher hingga dada Gulf dan menggigitnya "Ahh hmpp... "

"Kau menikmatinya baby? " Mew mengecup pipi Gulf setelah melihat pemuda itu pasrah di buatnya

Mew membuka celana Gulf dan menikmati magnum yang pemuda itu punya "Ahhh mmppp" Gulf terus mendesah karena adiknya itu terus-terusan di hisap tanpa henti

"Arghtt..."

Sementara itu, Nani dan Juyeon mengejar para berandalan yang mencoba menyakiti Mew dan Gulf,hingga di sebuah jalan buntu mereka berhenti.

"Ahh sial...! Apa yang kalian mau huh? " Tanya salah satu pimpinan berandal itu yang tidak di jawab

Nani dan Juyeon langsung menghajar mereka hingga babak belur, dengan brutal mereka berdua menusuk dan menembaki semua berandalan sampai mati. tanpa ada yang terluka di antara mereka berdua

"Aduh melelahkan! " Ucap Juyeon membantu Nani menghilangkan jejak

"Apa di sini ada CCTV? " Nani melihat sekeliling yang ternyata tidak ada CCTV

Setelah melihat bahwa tidak ada CCTV, merekapun memanggil anak buahnya untuk mengurus para jasad berandalan ini agar tidak ditemukannya jejak mereka berdua yang telah membunuh para berandalan tersebut.

Nani dan Juyeon berjalan melewati lorong-lorong menuju supermarket untuk membeli minuman dan sebungkus rokok.
Merekapun duduk menikmati malam yang begitu indah.

"Apa kau tidak lelah membunuh seseorang? " Tanya Juyeon menatap Nani

Karena Nani telah berkerja sangat lama di bandingkan dengan Juyeon, Nani sudah di anggap sebagai keluarga Suppasit dan dia di beri tanggung  jawab penuh untuk selalu menjaga Mew.

"Aku tidak lelah karena aku menikmati pekerjaan ini"Jawab Nani meneguk minumannya yang membuat Juyeon tertawa

"Ahh sial... " Akhirnya mereka menghabiskan malam bersama setelah membunuh para berandalan itu

Sementara disisi lain, Apo diantar oleh Build kembali kerumahnya dengan tubuh yang tidak berdaya.
Apo menghabisi setiap minuman Alkohol yang di berikan oleh rekan-rekannya.
Sesampainya di rumah Apo, Build merangkulnya dan berjalan menuju depan pintu rumah yang langsung di sambut oleh nenek Apo

"Ohh ya ampun Po! " Nenek membantu Build membawa masuk Apo ke dalam kamarnya

"Dia minum terlalu banyak nek hingga mabuk"

"Dasar anak ini... " Mereka pun membaringkan Apo di tempat tidurnya lalu bergegas keluar

"Build tidak menginap saja di sini? " Tanya Nenek Apo menatap Build

"Terima kasih nek, tapi Build masih memiliki urusan lain... Jadi Build pamit dulu ya" Jawab Build

"Baiklah kalau begitu, Terima kasih ya telah mengantarkan Po pulang" Ucap Nenek Apo yang melihat kepergian Build perlahan

Setelah Build meninggalkan rumah Apo, ia bergegas ke suatu tempat untuk menemui seseorang yang ternyata Sehun.
Ya mereka telah berjanjian untuk bertemu di suatu tempat agar bisa membicarakan sesuatu hal yang sangat penting.

Sesampainya di sebuah Bar tempat biasanya mereka berkumpul, Build segera turun untuk menemui Sehun sahabatnya itu.

"Apa yang ingin kau bicarakan? " Tanya Build duduk tepat di hadapan Sehun

Sehun meneguk minumannya dan menjawab "Bagaimana jika dalam rencana membunuh pimpinan Mafia ini salah satu dari kita mati? "

Build merasa bingung kenapa sahabatnya itu mengucapkan hal seperti itu, tidak biasanya Sehun berbicara seakan ia takut.

"Kau takut? Padahal ini bukan pertama kalinya... " Ucap Build dan menghisap sepuntung rokok

"Aku merasa semuanya akan terulang lagi! " Sehun tersenyum

"Jika kau takut... Maka berhentilah" Jawab Build meremehkan

"Aku tidak takut! Aku hanya memberi tahu mu untuk menjaga diri saat dimana hari itu akan tiba" Ucap Sehun meneguk minumannya lagi

Entah apa yang di maksud Sehun dengan semuanya akan terulang lagi? Apakah Sehun takut untuk membunuh pimpinan Mafia?
Tapi seperti yang kita tahu bahwa Sehun adalah pembunuh bayaran terampil dan berhati dingin sama seperti Mew, tidak mungkin membuat dirinya merasakan takut karena akan membunuh seseorang bukan? .

"Bagaimana jika aku jatuh cinta? "





Jangan lupa Follow dan Vote ya guys

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jangan lupa Follow dan Vote ya guys...
Terima kasih 😙😙

LOSER HOME (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang