Selesai mengantarkan bingkisan pertama, kedua perempuan itu berjalan kesisi kanan rumahnya. Rumah yang tampak sangat mewah. Irena menuntun pelan putrinya yang sedari tadi berada disisinya.
"Gue kek liat cewek cantik dirumah sebelah.. itu cewek apa bukan ya Van?"
"Lo tau sendiri rumah sebelah kosong kak"
"Terus yang tadi didepan balkon siapa anjir? Mana kamar gue sama kamar rumah sebelah keliatan pula!"
"Lo ga bayangin, kamar gue malah hadep-hadepan sama kamar itu anjir.."
"Nah loh mampus, lo duluan nanti yang diteror tuh hantu Van"
"Gak lucu sumpah kak"
"Ye, dibilangin" Joy melemparkan kripik kearah Vano yang ia makan sedari tadi sembari menonton tv.
Joy dan Vano selalu menghabiskan waktu bersama jika Teresa tidak ada jadwal dirumah sakit. Karena jika mereka hanya diam dikamar, Teresa akan sangat marah. Maminya itu memang tak mau anak-anaknya sibuk sendiri saat ada dia dirumah.
"Berantem mulu, mami tumis kalian bareng ini cumi!"
Keduanya hanya mendengus kesal. Maminya galak.
Ting tong!
"Joyy! Vanooo!! Buka pintu nak!!" Teriak Teresa dari dapur.
Joy yang sedang tiduran akhirnya menendang adiknya yang duduk disamping. "Bukain dek!"
"Lo aja kak"
"Heh, gue giling lo kalo gak mau"
"Ck! Elo kak!"
"Miii, Vano gak mau buka nih.."
"VANOOO.." Teresa membawa teflonnya dan menatap tajam Vano yang kini berdiri dengan wajah kesalnya.
"Iyee.."
Dengan langkah beratnya Vano berjalan untuk membuka pintu. Joy tertawa puas melihat maminya hari ini membelanya dan ini termasuk sangat jarang, biasanya Vano akan menjadi anak kesayangan.
"Selamat sore.. loh kamu temennya Harvey kan?"
Illona baru ingat bahwa tetangganya ini ada yang sahabat pacarnya.
"Iya tante. Hai Illona..." sapa Vano yang sedikit terkejut dengan kehadiran mereka.
"Hai.. Kamu Vano kan?"
"Iya. Oh ya ada apa tan..?"
"VANOOO! ADA TAMU KENAPA GAK DISURUH MASUK" Teresa mendekat kearah pintu, ia akhirnya penasaran siapa yang datang. Begitupula Joy, ia juga ikut membuntuti maminya.
"Irena?"
"Mbak Tere.."
Kedua wanita itu saling mengenal rupanya. Bukan hanya Vano, Illona dan Joy juga terkejut melihatnya. Keduanya saling berpelukan. Sementara Joy mencoba mendekat pada Illona. Gadis yang ia lihat tadi.
"Ini orang kan ya?" Joy penasaran, ia mencubit pipi Illona dengan sangat lembut. .
"Hehehe orang kak" jawab Illona sebelum Vano menyingkirkan tangan kakaknya dari pipi gadis itu.
"Kak, anak orang itu!"
"Loh ini Illona?" Teresa menyadari gadis yang kini sedang bersama kedua anaknya.
"Iya mbak ini Lona"
"Lona, kamu inget saya? Saya dokter Tere yang merawat kamu dulu.."
Kedua alis Illona mengerut. Ia mencoba mengingatnya kembali. "Dokter cantik.."
"Halo sayang" Teresa memeluk erat gadis itu. Gadis yang ia rawat 7 tahun yang lalu saat ia hampir saja kehilangan nyawanya.
"Apa kabar dokter?"
"Baik sayang, kamu gimana? Duh.. cantik banget sih"
"Hehehe baik dokter. Makasih hehe"
Dari usia 10 tahun, Illona memang sudah cantik apalagi kini ia sudah beranjak remaja. Teresa tak menyangka akan bertemu dengan anak gadis yang ia anggap seperti putrinya.
"Joy, Vano. Ini loh anak perempuan yang dulu sering bunda ceritain. Cantik kan? Bundanya juga cantik banget sih"
Vano dan Joy tersenyum menyambut keduanya. Dulu mereka sering mendengar cerita ini dari mami papinya tapi mereka tak tahu bagaimana sosok anak perempuan itu. Kini mereka melihatnya, pantas mami dan papi mereka menyukai gadis itu.
"Cantik banget mi.."
"Iya kan" Joy tampak senang melihat Illona.
"Ayo masuk dulu, kita ngobrol didalem" ajak Teresa membawa Irena dan Illona masuk. Joy sadar bahwa Illona tak bisa melihat sehingga ia membantu gadis untuk berjalan masuk sementara Teresa mengandeng Irena. Vano bertugas menutup kembali pintu dan membawakan bingkisan itu.
TBC
Pertemuan pertama sebelum Illona dipepet Vano🤫
Tetap menulis walaupun lapak sepi!
KAMU SEDANG MEMBACA
promise
Short StoryNomin Gs ‼️Feat Hyunjin Illona, si gadis buta yang dihadapkan dua pilihan sulit antara Harvey atau Vano. Siapakah yang akan Illona pilih? Na Jaemin as Illona Lee Jeno as Vano Hwang Hyunjin as Harvey Started : August 23 2022