Para gadis

869 114 7
                                    

Kehebohan kelas Vano itu mengundang banyak siswa untuk datang dan melihatnya dari luar. Ya, semua itu karena teman sekelasnya tak menyangka preman sekolahan punya pacar tipe bidadari. Sorakan para teman sekelasnya membuat Illona malu. Bagaimana bisa Vano yang terkenal enggan mendekat pada gadis tiba-tiba mengandeng seseorang?

Yessy, Ryn dan Leera hanya tersenyum melihat Illona dan Vano didepan. Lelaki itu sendiri hanya memasang wajah datarnya, sementara Illona justru tersenyum malu.

"Kulkas akan mencair jika ketemu cewek super cantik ya" gerutu sang ketua kelas perempuan.

"Bukan lagi, emang kadang diem-diem bahaya ente Van" tambah sang pelawak dikelas itu.

"Ini bawa bidadari dari air terjun mana sih?"

Pujian itu semakin membuat Illona malu. Akhirnya Vano memilih membawa gadisnya ke bangku tempatnya duduk. Karena Vano enggan duduk bersama siswa lain jadi ia berikan saja untuk Illona.

"Cantik, namanya siapa?" Tanya ketua kelas.

"Illona Queen Luce Doumi" jawab Vano dengan sangat lantang.

"Ah ilah, Mentang-mentang pacarnya"

"Tunangan, bulan depan tunangan gue"

"Ck! Galak!"

Illona memukul pelan lengan Vano. Emang kadang-kadang Vano berbicara tanpa berfikir dahulu.

"Jangan percaya sama dia, cantik. Dia suka bolos dan ngrokok diatas loh" adu salah satu gadis yang duduk dipaling depan.

"Hahaha, iya kah?"

"Iya"

Illona beralih menatap Vano dengan tatapan curiga.

"Ngrokok doang kok, babe"

Sebenarnya Illona juga sudah tau jika Vano hobi merokok. Ya tak apa, toh juga orang tuanya tak masalah. Asal tak terlalu sering aja. Dan selama bersamanya, Vano juga tak mengeluarkan itu. Lelaki itu justru memilih menghisap permen daripada membuat gadisnya ikut menghirup asap.

"Cantik banget sih" Ryn datang ke bangku tempat Vano duduk. Disana ia menyisir lembut rambut panjang Illona dengan jemarinya.

"Haiii" sapa Illona ramah pada ketiga gadis yang sudah ia kenal itu.

"Selama disekolahan, dia bakalan sering gue culik ya Van" izin Yessy pada pacar Illona itu.

"Gak, gak bisa"

"Emang lo mau bawa dia terus gitu?" Tanya Leera dengan sangat kesal.

"Iyalah.. pacar gue"

"Ck! Dasar posesif" Ryn menjitak kepala Vano.

"Akhh.. sakit njir"

Harvey sedari tadi tak memutus pandanganya pada Illona. Benar, Illona sangat cantik dan baik. Ia menyesal dulu tak pernah menemani Illona seperti Vano yang selalu ada untuk gadis itu.

"Hah.." hembus nafas Harvey dengan kasar.

"Ikhlas bro, jadiin ini pelajaran. Lo sekarang harus perlakuan Felicia jauh lebih baik dari ini. Lo rela tinggalin Illona demi dia kan? Sekarang lo jaga baik-baik dah tu anak"

"Masalahnya, gue juga cuma jadi tempat Feli pas kesepian aja" gumam Harvey pada Evan.

Ya mungkin ini karmanya. Harusnya dulu ia menemani Illona yang sedang berjuang. Harusnya pula ia selalu ada untuk Illona dan menujukkan semua keindahan pada Illona. Tapi terlambat, kini ada lelaki lain yang sudah menunjukkannya pada gadis cantik ini.

TBC

Sabar sabar, hukum karma memang nyata 👉👈

promiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang