Sejak tadi Vano mengingat-ingat kata Joy tadi malam kalau cewek seperti Illona pasti lebih suka diberikan rekomendasi daripada bertanya mau kemana. Jadi ia kini sibuk memilih caffe mana yang bisa ia rekomendasikan pada Illona.
"Mau makan di caffe biasanya gue sama kak Lili makan gak?"
"Kak lili?"
"Kak Joy hehe gue manggilnya Lili"
"Oh hehe mau mau"
"Okay, kita kesanaaa"
Ternyata Illona termasuk yang tidak ribet. Vano menyukainya, ia tak perlu kebingungan lagi. Ia kira Illona akan susah diajak kemana-mana.
Sesekali Vano mencoba memperhatikan wajah Illona yang terkena hembusan angin itu. "Cantik.."
"Apa Vano?"
"Gapapa Na" Vano tersenyum. Jika begini, ia akan mengambil perhatian Illona diam-diam. Ia akan menakhlukannya suatu saat nanti.
Tak jauh, mereka mulai berhenti didepan caffe yang hampir dekat dengan kampus Joy.
Vano mencoba membantu Illona turun dari motornya lalu ia juga ikut turun dan membuka helmnya terlebih dahulu baru membantu gadis itu.
"Makasih Vano"
"Sama-sama"
Vano mengandeng Illona masuk kedalam. Disana ada beberapa mahasiswa dan mahasiswi yang melihat kearah Illona dan dirinya. Namun Vano tak perduli, yang ia perdulikan hanya Illona. Ia terus mengeratkan tautan tangan mereka. "Vano rame ya?"
"Lumayan, kita dipojok aja ya"
Illona mengangguk kecil. Kini ia hanya bisa mengandalkan Vano yang menuntunnya.
Diujung ruangan itu biasanya Vano dan Joy makan bersama. Kini tergantikan oleh Illona, gadis pertama yang ia ajak makan bersama.
"Mau makan apa?"
"Biasanya kak Joy makan apa?"
"Joyi makan pasta atau spaghetti sih. Lo mau?"
"Kalo kamu?"
"Gue nasi goreng, steak atau kalo enggak ya sama kek Joyi"
"Mau pasta saja Vano, kamu mau apa?"
"Gue steak deh"
"Minumnya.." Vano dengan sabar membacakan semua minuman dan cemilan sembari menatap gadis dihadapannya itu.
"Vano gak perlu baca semua hehe aku mau ice lemon tea"
"Noted! Gue pesen dulu ya. Jangan kemana-mana"
Vano segera beranjak dan memesankan makanan untuk Illona dan dirinya. Selagi ia pesan, ia memastikan Illona tetap aman disana.
Sementara para mahasiswa sibuk memandangi Illona. Bisa dibilang, Illona itu gadis cantik diluar dugaan. Cantiknya tak membosankan dan tampak seperti boneka. Duplikat Irena sekali.
Sementara keluarga Allerick memang visualnya juga tak kalah, mereka punya eyesmile yang membuat sangat manis juga. Hanya sekitar 2% keluarga Doumi lebih dari mereka. Itu sebabnya Joy, Teresa dan Vano sangat menyukai tipe wajah Irena dan Illona.
Vano dan Illona keasikan mengobrol sembari menunggu pesanan sampai tak sadar bahwa diantara para mahasiswa ada gadis yang memandang gemas kearah mereka.
"Adek gue lagi mepet cewek anjir" ucap Joy bangga. Ia kira selama ini Vano menyukai Harvey karena tak perduli dengan para gadis.
"Adek lo ganteng anjir, pasti mepet cewek sih"
"Lo tau, dia anak tetangga baru gue. Hebat kan Vano! Baru kemarin kenal.."
"Iya, mana tuh cewek kek boneka idup pula"
"Ahhh gemes deh..gue harus foto kirim ke mami" Joy memang sangat bahagia melihatnya. Ia tahu bahwa Vano memang anti cewek-cewek. Selama ini cuma Joy yang diajak Vano jalan-jalan dan pergi. Sebagai kakak, ia lega melihat bagaimana Vano mulai membuka hati.
Bahkan Vano membantu Illona makan. Sesekali ia juga menyuapi gadis itu dengan sangat tulus.
"Aaaaa.."
Illona dengan senang hati menyambut suapan itu. Ia senang ada yang memperhatikannya selain bundanya.
TBC
Update tipis-tipis dulu ya, authornya udah lelah alias lagi sekarat wkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
promise
KurzgeschichtenNomin Gs ‼️Feat Hyunjin Illona, si gadis buta yang dihadapkan dua pilihan sulit antara Harvey atau Vano. Siapakah yang akan Illona pilih? Na Jaemin as Illona Lee Jeno as Vano Hwang Hyunjin as Harvey Started : August 23 2022