Sambutan Allerick

937 128 15
                                    

Tepat lima hari setelah pembukaan hasil operasi mata Illona, akhirnya kedua remaja itu memilih pulang lebih dahulu dan meninggalkan Irena yang masih mengurus bisnisnya disana karena tak lama ia akan mengeluarkan produk baru. Sedari tadi, Vano dengan setia mengandeng Illona walaupun tangan satunya sibuk menarik koper. Bahkan Vano tak malu memakai tas slingbag milik Illona.

Illona benar-benar seperti ratu yang mendapatkan banyak cinta dari rajanya.

"Panas gak sayang?"

"Enggak kok, aman"

Vano membenarkan topinya yang dipakai Illona. Ia juga sesekali memastikan Illona aman disampingnya.

"Itu mereka" Joy melihat pasangan muda itu lebih dulu.

"Pi, liat anakmu tuh, senyumnya lebar banget semenjak punya pacar cantik" sikut Teresa pada Darma yang ada disampingnya.

"Ah, papi jadi pengen nikahin mereka"

"Terus aku gimana dong pi?" Komentar kesal Joy.

"Dilompatin dulu, kamu jodohnya masih remang-remang kayak lampu kuburan"

"Astaga, punya bapak satu aja kejam banget"

Darma segera mengusap lembut kepala putrinya sembari tertawa terbahak-bahak. Teresa juga tak mau kalah, lelucon Darma ini memang kuno tapi ia suka.

"Aduh, putriku jadi dua sekarang. Mana cantik-cantik semua" puji Teresa saat melihat Illona semakin dekat.

"VANOOO, ILLONAAAAA" teriak Joy yang membuat kedua orangtuanya segera menutup telinga.

Sementara yang dipanggil pun langsung berjalan cepat kearah mereka. Tak lupa Illona melambaikan tangan.

"Itu kak Joy, mami sama papi kan?"

"Iya, mereka kan dah janji mau jemput juga sayang"

Illona mengangguk setuju, ah ternyata satu keluarga Vano memang selalu menepati janji. Rasanya Illona manjadi manusia paling beruntung karena menemukan mereka.

Dulu ia sempat percaya pada janji namun diingakari oleh Harvey. Lelaki pertama yang membuat Illona kecewa.

"Sayangggggg.." Teresa segera memeluk keduanya, Joy juga. Sementara Darma menunggu mereka dan membiarkan mereka melepas rindu.

"Kamu dah bisa liat sayang?"

"Bisa mi.. mami, kak joy cantik banget. Papi juga ganteng.."

Teresa menangkup lembut wajah Illona. Cantiknya tak pernah gagal.

Joy sendiri memeluk adiknya, walaupun mereka itu sering bertengkar tapi Joy juga rindu Vano ketika adiknya tak ada.

"Pa kabrs brow?"

"Baik tante"

"Anjir, gue geprek lu"

Vano terkikik geli melihat wajah kesal kakaknya sebelum ia mendapatkan pukulan dikepala. "Ah, sakit ogeb"

"Bodo"

Darma sudah biasa menghadapi dua anaknya yang ajaib ini. "Udah, mau berantem lagi? Mau pake pisau apa pistol?"

"Yailah pi.."

"Halo Illona apa kabar?"

"Baik pi.. hehe, papi gimana?"

"Baik juga, coba sini papi lihat dulu"

Darma melihat wajah dan mata Illona.

"Matanya cantik sekali..!"

Joy dan Teresa mengangguk setuju, bahkan bola matanya berwarna coklat terang.

"Ini mata dari lelaki baik pi.."

"Semakin cantik"

Vano senang melihatnya, keluarganya ternyata menerima Illona dengan sangat baik.

Lampu hijau untuk Vano nih.

TBC

Nikah aja dah lu berdua (⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)⁠♡

promiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang