Menunggu

955 135 17
                                    

Motor hitam itu berhenti tepat didepan bangunan yang digunakan untuk les musik. Matanya berubah melembut melihat gadis yang ia kenali. Rambutnya terurai panjang dan dia memakai pakaian casual. Tangannya satunya mengenggam erat tongkat yang ia selalu gunakan.

Dari dalam dia duduk di sofa menghadap keluar. Bisa Vano lihat, Illona benar-benar sabar menunggu.

Dengan segera ia mengambil jaket kesayangannya di tas ranselnya dan mengeluarkannya sembari berjalan mendekat kearah gadis itu.

"Illona. Maaf gue telat"

"Vano.. enggak, gapapa. Maaf ya ngrepotin. Tadi aku bilang sama Harvey buat pesenin ojek online aja"

Vano berjongkok tepat didepan Illona duduk. Ia mengapai tangan gadis itu yang tampak sangat lembut.

"Jangan pergi sendirian, biar gue temenin"

Andai saja Illona bisa melihat Vano, pasti ia akan jatuh hati dengan tatapan hangat Vano yang hanya tertuju padanya saja.

"Hehehe, aku ngrepotin dong"

"Enggak Na, gue gak pernah ngerasa kerepotan kalo buat lo doang"

Vano menyampirkan jaketnya dibahu Illona. Gadis itu hanya mengunakan croptop selengan dengan celana jeans saja.

"Gue naik motor jadi lo harus pake ini"

"Terus kamu pake apa Vano?"

"Aku masih pake almet sekolahan"

"Gapapa?"

"Gapapa Lonaa.."

Vano juga melipat tongkat Illona dan memasukannya di tas ranselnya. "Mau makan dulu sebelum pulang? Lo pasti belom makan siang kan?"

"Hehe boleh. Yuk.."

Vano dengan nalurinya menautkan jemarinya dengan jemari Illona. Sebenarnya Illona sempat terkejut, namun ia tak terlalu memikirkan perilaku Vano yang ini. Mungkin maksud lelaki itu tadi hanya membantunya berjalan.

Lelaki itu sendiri sedang merasakan debaran didadanya sembari menuntun Illona berjalan pelan disampingnya. "Pelan-pelan aja.."

"Hehe iya"

Tak disangka disebrang sana ada satu mobil yang berhenti dan mengamati keduanya. Mereka semja terkejut melihat bagaimana lembutnya perilaku Vano pada gadis yang bernama Illona.

"Muka ceweknya gak jelas" ucap Yessy yang terus mencoba melihat namun kehalang oleh kendaraan yang lewat.

Apalagi Illona menutup kepalanya dengan topi jaket itu.

Mereka melihat bagaimana Vano memakaikan helm milik Sakha yang ia pinjam dan bagaimana ia membantu Illona naik motornya bahkan Vano memastikan memegang lengan gadis itu dengan sangat erat.

"Udah?"

"Emm.."

"Pegangan dulu, bahaya"

"Gini?" Illona memegang erat pinggang Vano yang membuat lelaki itu tersenyum senang dibalik helm full-facenya.

"Let's go!"

Vano melajukan motornya dan keluar dari area les musik itu.

"Dari sini keliatan banget kalo dia cakep" - Leera.

"Vano keknya emang naksir sama dia deh" - Ryn.

"Kalian semua jangan bahas ini didepan Harvey, biar kita aja yang tau" Yessy hanya ingin mengumpulkan bukti, apa benar Vano menyukai Illona?

"Okey, cuma kita yang tau" mereka berdua menyetujui ucapan Yessy.

Kini mereka sedikit setuju bahwa benar Illona semenarik itu untuk Vano.

Tadinya Yessy, Ryn dan Leera hanya lewat dan tidak sengaja melihat Vano yang sedang memakaikan helm untuk Illona. Dan berakhirlah mereka melihat bagaimana manisnya senyuman dan tatapan Vano untuk Illona.

TBC

Ini mereka bertiga jahat ga ya? 🤫

promiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang