Bolos

1K 142 10
                                    

Pukul 08.45 - Kelas 11 IPA 3

Vano diam-diam keluar dari pintu belakang saat guru sedang menuliskan beberapa catatan untuk murid.

"Woy, Vano.." bisik Harvey yang menyadari temannya mulai jalan keluar.

Galen, Sakha, dan Evan segera mengikuti langkah Vano yang keluar. Ryn, Leera dan Yessy hanya bisa mendenguskan nafas panjangnya melihat kelima lelaki itu berjalan untuk bolos.

"Kemana lagi tuh mereka?" - Leera

"Biasa, pasti ngrokok dibelakang kali" - Ryn

Setelah berhasil kelima lelaki itu saling bertos ria dan berlari kearah rooftop.

"Astaga Vanoo!!" Guru laki-laki itu baru menyadari bahwa kelima muridnya pergi keluar dari kelas. "Gini nih kalo kelas ada dua pintu. Mereka gampang kabur!" Ucap guru itu dengan sangat kesal tapi tak bisa apa-apa karena pemilik sekolah ini kakek Vano sendiri.

"Gue bawa rokok electric"

"Anjir lo berani banget" - Sakha

"Sekolahan eyang gue sih"

Memang Vano terlalu mengandalkan kekuasaan keluarga Allerick namun ia juga mengunakannya dengan sewajarnya saja. Vano hanya suka membolos dan merokok. Ia tidak menindas ataupun bertengkar dengan siswa lainnya. Itu sebabnya kakeknya tak masalah dengan cucu nakalnya itu.

Di rooftop mereka sibuk melemparkan candaan dan merokok. Hanya Sakha yang tidak merokok, ia hanya ikut keempat sahabatnya saja. Toh kapan lagi mereka bolos tanpa dimarahi?

Vano sendiri menyesap vapenya sembari memainkan ponselnya.

Ia sibuk mengamati wajah cantik Illona yang tadi pagi sempat ia foto diam-diam.

"Halo sayang" - Harvey.

Perhatian Vano langsung saja pindah ke Harvey yang mengangkat telfon dari pacarnya.

...

"Iya sayang, nanti aku ada basket. Kenapa?"

...

"Jam berapa?"

...

"Bunda kemana?"

...

"Duh gimana ya? Coba aku minta tolong Vano buat jemput kamu aja gimana? Aku ada tanding minggu depan jadi gak bisa ninggalin latihan. Kamu tau aku kapten kan sayang?"

...

Harvey menatap kearah Vano yang sedari tadi melihatnya sedang telfon dengan Illona.

"Van lo bisa jemput Illona gak abis pulang sekolah ini? Dia di les biola deket komplek"

"Iya nanti biar gue jemput" Vano langsung mengiyakan tanpa berfikir panjanh.

Sakha, Galen dan Evan saja sampai kebingungan. "Okey, thanks" Harvey kembali menjauh dan mencoba telfon dengan Illona lebih lama diujung rooftop sana.

"Lo bakal boncengin cewek buat pertama kali bro?" - Galen

"Anjing, gue kaget" - Evan

"Biasanya si black gak boleh di tumpangin orang njir" - Sakha

"Beda kalo buat Illona" jawab Vano singkat namun berhasil membuat ketiga orang disana heran.

Mereka tak tahu saja bahwa Vano sudah sangat senang akan menjemput Illona nanti. Hanya saja ekspresinya benar-benar bisa terkendalikan dengan baik.

TBC

Harvey ni sepertinya mendukung Vano untuk menikung ya 😭

promiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang