Kejutan

1K 120 4
                                    

Sudah dua hari Vano dengan sabar menemani Illona yang masih belum boleh membuka perban dimatanya. Dengan sangat lembut dan penuh kasih sayang, ia merawat pacarnya tanpa pamrih. Ia tak pernah merasa lelah untuk Illona. Sampai Irena saja mempercayakan putrinya pada Vano. Sesekali ia datang membawakan makanan untuk keduanya dan membantu Illona membersihkan badan. Lainnya diurus oleh Vano.

"Vano.."

"Ya sayang?"

Vano yang tadinya sedang mengabari maminya langsung menghampiri dan duduk disamping ranjang Illona.

Tangan Illona mencoba mencari wajah Vano, lelaki itu juga membantu Illona memegangkan jemarinya pada wajahnya.

"Aku pengen cepet lihat kamu.."

"Nanti sore sayang, dokter bilang nanti sore mungkin sudah bisa. Dokter sini hebat-hebat ya?" Hibur Vano pada Illona.

Illona sendiri justru memeluk Vano. Ia sedang gugup, apakah semuanya akan berjalan lancar? Apa ia bisa melihat lagi?

Vano yang paham dengan kecemasan Illona, membalas pelukan hangat pada gadisnya. Ia tepuk perlahan punggung mungil milik pacarnya. Sama, sebenarnya Vano juga khawatir tapi ia harus menutupinya demi Illona. Illona sedang butuh dirinya.

Lelaki itu tampak berfikir senjenak sebelum mendekatkan bibirnya pada telinga sang gadis.

"Aku akan selalu jadi matamu yang siap nunjukin semua keindahan dunia yang akan kita lewati nanti dimasa depan. Aku hanya akan menatap lurus kearahmu, agar kamu nyaman dan tak khawatir dengan jalan yang kita lalui. Bahkan di kegelapan nanti, kita akan bertahan karena kamu punya aku dan aku punya kamu. Percayalah.. adanya kamu disini sudah cukup. Dari awal, mata cantikmu berhasil memikat hati Vano. Laki-laki yang tak pernah mengira akan jatuh cinta sedalam ini pada seorang gadis. Tetep sama aku ya, tertawa dan menangis.. Vano tanpa Illona, pasti bakalan hancur" 

Sudahlah, meleleh sudah hati Illona. Vano benar-benar mencintainya. Sangat mencintainya. Ia hanya bisa mengeratkan pelukannya pada Vano.

"Makasih" ucap Illona bahagia.

"Jangan khawatir lagi ya"

Ketika keduanya sibuk berbagi rasa dalam dadanya lewat pelukan itu. Tiba-tiba ada orang mengetuk pintu.

Tok tok!

Vano mengecup kening Illona sebelum melepaskan pelukannya. Ia beranjak untuk membuka pintu dan..

"SURPRISEEEEEEEE~"

TBC

Siapa nich yang dateng?

promiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang