Pernyataan dari Illona

957 127 16
                                    

Tatapannya penuh penyesalan melihat gadis yang ia sayangi terluka. Hati Vano sesak rasanya. Ia menghembuskan nafas panjangnya setiap mengusap luka di lutut dan telapak tangan Illona.

"Pasti perih banget ya?"

Illona tersenyum kecil dan mengeleng. Ia tak terlalu merasakannya karena ia masih terkejut dengan pernyataan Vano yang terus menganggu pikirannya. Senyumannya gemetar, ia sedikit canggung.

"Mulai sekarang, lupain Harvey ya Na.. bisa?"

Karena Vano mulai membahasnya, akhirnya Sakha mengajak ketiga gadis itu untuk memberikan ruang Vano dan Illona bicara. Keempat orang itu sedikit menjauh agar Vano bisa lebih leluasa berbicara.

"Kenapa? Harvey pacar aku Vano.."

"Dia gak pantes jadi pacar kamu lagi Na"

"Kenapa Van? Aku gak bisa jauhin Harvey tanpa alesan dong"

Vano mengusap lembut tangan Illona. Ia mendongak memperhatikan wajah cantik gadis itu dan menghembuskan nafasnya panjang.

"Dia gak sebaik itu. Dia gak kasih perasaannya buat kamu sepenuhnya Na. Dia.. Dia milih pergi sama cewek lain daripada nemenin kamu. Terus buat apalagi kamu bertahan bersama dia? Buat hati kamu semakin sakit?"

Illona terdiam. Tatapannya berubah sedih. Matanya sedikit berkaca-kaca.

"Aku tau, Vano. Aku udah tau semuanya. Aku pernah denger Harvey telfon dengan cewek lain. Aku tau kok"

"Terus kenapa kamu gak putus sama dia, Na?!" Nada Vano meninggi karena tingkah Illona yang ia anggap bodoh ini. Jika tahu kenapa tidak diselesaikan, kenapa Illona masih mempertahankan?

"Karena satu kesalahan itu gak cukup buat aku benci Harvey.."

"Tapi dia bohongin kamu Na.. gak perduli sama kamu bahkan dia milih jalan sama cewek lain!"

Vano berdiri dan ia mengusak wajahnya kasar. Pikirannya sedikit kacau. Apakah Illona sangat mencintai Harvey sehingga ingin mempertahankannya?

"Oke, kalo kamu masih mau mertahanin dia. Aku gak akan ganggu lagi, terserah keputusan kamu mau gimana? Yang penting kamu udah tau gimana busuknya pacarmu itu! Aku tetep jagain kamu tapi aku gak akan sedeket dulu. Buat apa aku didekatmu yang masih mertahanin si bangsat yang nyakitin. Sorry Na.."

Vano beranjak dari sana. Illona mendengar langkahnya yang menjauh.

"Vanoo.. tunggu, Vanoo.."

Illona berdiri. Ia berusaha mendengarkan langkah kaki agar bisa tahu dimana Vano pergi.

Yessy hampir saja ikut berlari kearah Illona yang mengejar Vano. Namun ditahan oleh Sakha.

"Bahaya Sakhaaa... Ada tangga!" Berontak Yessy yang melihat Illona semakin dekat dengan tangga itu.

"Vanoooo! Tunggu. Aku bisa jelasin Vano.."

Vano mulai sadar. Ia tak seharusnya meninggalkan Illona begitu saja. Ia berbalik saat mendengar teriakan gadis itu.

"Astagaa" Vano segera berlari dengan sangat cepat menarik Illona yang salah arah saat mengejarnya. Illona justru malah kearah tangga.

Vano segera menghampirinya.

Srek!

Vano menarik lengan gadis itu hingga masuk kedalam pelukan hangatnya. Hampir saja ia telat. Jika ia lambat pasti Illona akan kenapa-napa sekarang.

"Hah.." Vano bernafas lega mendapatkan Illona. Kini gadis itu berada dipelukannya. Ia dekap erat, ia menyesal dengan perbuatan cerobohnya barusan.

"Maaf Na.." ucapnya sembari mengusap lembut kepala Illona.

Lelaki itu menelusupkan wajahnya dileher Illona. Ia menyesal. Sungguh menyesal.

Illona sendiri lega dan merasa aman dipelukan Vano. Ia tak tahu bahwa tadi dirinya hampir saja jatuh dari tangga.

Kini dekapan nyaman Vano membuat hatinya tenang.

"Vano, aku..." Illona mulai berbicara, namun ia ragu.

Vano mengangkat alisnya. Ia penasaran dengan apa yang akan Illona katakan.

"Apa Na?"

"Vano, aku aku.. aku juga sayang sama Vano.." ucapnya penuh dengan kegugupan.

"Maaf. Benar tadi kata Vano, harusnya aku lepasin Harvey dan bilang sama kamu.. tapi, aku takut Van. Aku takut kamu gak bisa nerima aku yang buta. Rencananya aku, aku akan menyatakan ini sama kamu dan mengakhiri hubunganku dengan Harvey setelah aku operasi mata nanti. Aku cuma mau melepas Harvey setelah mengumpulkan semua bukti bahwa Harvey gak pernah secinta itu sama aku.. maaf"

Penjelasan Illona berhasil membuat Vano terdiam. Ternyata Illona sudah merencanakannya lebih jauh. Kini Vano hanya bisa mendekapnya dengan semakin erat.

"Na, kenapa kamu secemas itu hmm? Aku bakalan nerima kamu walaupun kamu gak bisa lihat aku. Na, jangan seperti itu lagi. Cukup tahu kamu juga sayang sama aku, itu sudah cukup Na.. sangat cukup. Tolong jangan sakiti hatimu lebih dari ini. Lepasin Harvey, aku bakal kasih kamu cinta yang lebih dari dia. Aku janji, Na.."

Illona mengangguk. Ia tersenyum kecil mendengar ini. Cinta Vano memang sangat tulus. Harusnya ia tak perlu sekhawatir ini.

"Illona pantes dapetin Vano dan Vano pantes dapetin Illona. Gue juga seneng liatnya" ucap Yessy dengan senyuman hangatnya.

Ya, walaupun itu berarti Yessy tak bisa mendapatkan Vano. Tapi setidaknya ia bisa melihat Vano bersama orang yang tepat.

TBC

Belum jadian ya belum wkwk

promiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang