Operasi

890 120 6
                                    

Semuanya normal. Tubuh Illona bisa langsung dibius dokter. Saat di cek juga kondisinya baik jadi hari itu juga Illona akan mendapatkan operasi matanya.

Tangis haru juga mulai terdengar diruang sampingnya. Seorang lelaki muda yang sudah koma 2 tahun karena kecelakaan yang dialaminya dan hanya hidup dengan alat pembantu. Pada akhirnya para keluarganya siap melepaskannya, namun tidak hanya itu. Keluarganya ingin anak itu menjadi seseorang yang dapat membantu orang lainnya dengan memberikan beberapa donor organ kepada para pasien yang membutuhkan.

Keluarga itu berhati malaikat.

Salah satunya Illona. Ia mendapatkan donor kornea mata yang sangat indah dari pemuda itu. Irena mendapatkan panggilan langsung dari rumah sakit dan membuatnya segera pergi ke Singapura untuk mengurusi beberapa dokumennya.

"Bunda.."

"Dia yang donor buat Illona, Van.."

Vano tak menyangka bahwa pemuda tampan itu akan dilepaskan keluarganya. Ia hanya bisa menatap sendu seseorang di ranjang yang didorong oleh beberapa perawat.

Irena menepuk pundak Vano pelan.

"Dia pasti malaikat ya Vano?"

"Iya bund, dia bener-bener malaikat"

Lelaki itu memiliki wajah yang sangat tegas dan tampan, hidungnya sangat mancung dan porsi tubuhnya tinggi. Ia memberikan kesempatan untuk Illona bisa melihat kembali.

Hampir setengah hari dokter melakukan operasi sebaik mungkin untuk Illona. Irena dan Vano juga setia menunggu diluar sana. Mereka akan bergantian pergi jika butuh sesuatu.

"Bunda, ngantuk?"

"Enggak Van.. kamu gimana?"

Vano mengeleng dan tersenyum. Ia bahkan tak merasakan ngantuk dan lapar karena khawatir pada pacarnya didalam sana.

20.30.

Lampu penanda diruang operasi mulai hijau, itu berarti operasi sudah selesai. Irena yang tadinya tertidur langsung membuka matanya.

"Gimana dok?"

"Bagus, semuanya sempurna. Selamat Irena. Kita hanya perlu menunggu Illona menyesuaikannya dulu.. saya permisi"

"Terima kasih dok" Dokter itu membungkuk sebelum pergi.

Irena tersenyum bahagia mendengarnya. Ia lega akhirnya semua berjalan dengan baik. Vano juga, ia bahkan ingin segera bertemu Illona dan memeluk gadisnya dengan sangat erat.

Tak lama ranjang milik Illona dibawa keruangan inap yang sudah disediakan. Illona masih terbaring lemah dengan mata yang tertutup perban.

"Vano, Illona" hanya itu yang bisa dikatakan Irena yang masih terharu.

Vano sendiri menatap gadisnya yang didorong kearah ruangannya.

"Illona perlu masih dalam pengawasaan, tolong beri tahu kami jika ada masalah atau butuh bantuan. Terima kasih"

"Terima kasih.." para perawat itu pergi setelah memastikan Illona baik-baik saja. Diruangan ini, Vano juga akan tinggal sementara untuk menemani pacarnya.

Kini Illona berada diruang inapnya. Vano dan Irena selalu menemani gadis itu walaupun Illona masih belum sadar karena bius operasi. Hanya doa-doa dan harapan yang terus mereka panjatkan.

"Bunda bisa istirahat sekarang, biar Vano yang jagain Lona.."

"Baiklah, bunda titip ya Van.."

"Mau Vano anterin gak bund?"

"Gak usah, hotelnya juga disamping rumah sakit kok. Kamu jagain Illona aja ya.. makasih Vano, udah hadir dihidup Illona.."

"Sama sama bunda.."

Irena pergi setelah mengecup pipi Illona. Ia harus istirahat agar tak merepotkan lainnya. Irena tak boleh sakit, karena Illona masih membutuhkannya.

Setelah Irena pergi, Vano hanya bisa memandang gadis cantik yang masih tak sadarkan diri. Ia memandangnya dengan tatapan lembut. Berharap semoga Illona bisa melihatnya dengan tulus nanti.

"Kamu masih cinta sama aku kan nanti kalo udah liat? Tapi aku gak kalah ganteng dari Harvey kok Na.." canda Vano sembari mengecupi tangan Illona digenggamannya.

Ia mendekat pada wajah Illona. "Aku pengen banget kasih dunia sama kamu, tapi karena itu gak mungkin.. dan pasti aku dimarahin orang-orang karena dunia mau ku kasih kekamu.. jadi aku bakalan kasih semesta dan duniaku buat kamu. Ayo bangun sayang, nanti aku tunjukkin semua yang indah.. pemandangan indah dan indahnya kehidupan.. tapi harus sama aku ya?"

Bisiknya kecil lalu ia kecup kening Illona lama sekali. Ah, baru ditinggal operasi setengah hari tapi Vano sudah rindu pacarnya.

TBC

Ketika Vano bertemu pawang yang tepat🥰

promiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang