Rumah Raline terlihat begitu ramai, suara anak-anak menambah kegaduhan rumah. Hari ini, di rumahnya terdapat acara keluarga. Biasa, acara keluarga ini diadakan satu Minggu sekali untuk mempererat tali silaturahmi antar saudara.Raline sih biasanya sering absen setiap kali ada acara keluarga begini, tapi berhubung ini di rumahnya sendiri maka dirinya tidak bisa kabur.
"Raline, gimana sama anaknya Pak menteri itu? Ganteng ya Lin, dulu sih kalau Tante tau Pak Rayhan punya anak mateng gitu udah Tante jodohin sama Zahra" ucap Mira, wanita paruh baya itu merupakan adik dari Papanya, anak bungsu keluarga Soetanto. Zahra sendiri merupakan anak bungsunya yang sekarang udah menikah dan punya satu anak.
Zahra yang mendengar itu mendengus, menatap sebal kearah ibunya. "Mama apa-apaan sih? Aku gak suka ya Mama gitu, Mama selalu aja menganggap remeh Mas Farid padahal Mas Farid sudah sangat hebat"
Mira tidak menjawab, mengabaikan celotehan anaknya. Memang hubungan antara Zahra dan suami sebenarnya tidak di restui karena pada saat itu suaminya Zahra hanyalah seorang dokter biasa, tidak punya perusahaan atau apapun yang bisa dibanggakan jadilah ya begitu ribut terus.
Kalau Raline sih jelas ada di kubu Zahra, Raline tau sendiri bagaimana perjuangan sepupunya untuk mendapatkan restu dari nenek, kakek dan keluarga besarnya sampai akhirnya pernikahan itupun terjadi. Kalau menurut Raline sih Zahra ini hebat banget, bisa perjuangin cintanya begitu dan berani menolak keras perjodohannya. Kalau Raline, tidak bisa sehebat Zahra karena memang tidak ada lelaki yang bisa untuk dia perjuangkan, jadi ya pasrah ajalah.
"Ya begitu Tante" ucap Raline tersenyum palsu.
Mira terkekeh. "Ya semoga kalian berjodoh aja lah kalau begitu, kalau masalah tidak cinta itu gampang, nanti juga bakal cinta sendiri seiring berjalannya waktu. Seperti Gilang dan Salsa itu, mereka sekarang juga bahagia" Mira terlihat seperti sangat menyindir anak bungsunya.
Gilang ini anak pertamanya, yang berhasil menikahi anak seorang Gubernur Jawa Barat beberapa tahun yang lalu dan sudah dikaruniai dua orang anak. Kalau masalah Gilang ini Raline juga tau, sejak awal keduanya memang sudah saling suka dan berniat membuat komitmen untuk saling cinta. Tidak seperti dirinya dan Argan yang masih abu-abu sekali.
"Doain aja Mir, semoga Raline dan Argan memang berjodoh" sahut Mega tiba-tiba datang bersama Salsa yang menggendong anaknya.
"Sayang, Gilang gak ikut? Kamu diantar siapa" ucap Mira kini mengalihkan pandangannya ke arah Salsa.
Salsa tersenyum menyalami orang disana satu persatu lalu menjawab pertanyaan mertuanya. "Sama supir Ma, Mas Gilang lagi ada kerjaan mendadak tadi. Farid juga dimana gak ikut Zar?"
Zahra menggeleng. "Ada operasi juga, jadi ya cuma aku sama Clara ini yang datang" sahutnya.
Salsa mengangguk-angguk. Membiarkan anaknya yang pertama ikut bermain dengan sepupunya yang lain.
"Salsa, akhirnya datang juga Tante cariin kemarin gak ketemu" ucap Rosa istri dari adik kedua Papanya.
"Eh Budhe Ros, iya maaf ya Minggu kemarin anak-anak minta ke Singapure jadi gak bisa datang maaf banget ya. Mana Pakde Aris?" ucap Salsa kini berdiri menyalami dan bercipika-cipiki ke Rosa yang baru saja bergabung di meja makan.
"Itu di taman sama Adi lagi jaga cucunya" ucap Rosa ikut duduk di meja makan.
"Loh Mbak Anggun sama Mas Dirga gak ikut dong?" ucap Salsa penasaran.
"Tidak, lagi ada pertemuan di Surabaya jadi anaknya dititipkan ke Budhe" sahutnya. Dirga itu anak satu-satunya Aris. Beruntungnya Dirga sudah memiliki empat orang anak, jadi ya rumah Aris dan Rosa tidak sepi karena celotehan anak-anak Dirga yang sering dititipkan ke mereka.
"Anakmu itu sering sekali absen dalam acara keluarga begini" ucap Mira mulai memancing suasana. Astaga, Raline merasa sangat malas kalau sudah begini.
"Ya biarlah, yang penting ada cucuku itu" ucap Rosa acuh, huh Raline menghela nafas lega. Untung saja tantenya itu tidak meladeninya.
"Ngomong-ngomong kapan memang acara resmi lamaran Raline dan putranya pak menteri itu?" ucap Rosa mengalihkan topik, oke topik ini juga topik yang tidak disukai Raline.
"Masih di cari waktu yang baik, mungkin masih satu bulan lagi atau lebih Ros" sahut Mega, yang kini menatap Raline lembut.
"Adikku ini beneran mau nikah ya? Gak kerasa banget, waktu aku nikah sama Mas Gilang kamu masih SMA loh Lin" ucap Salsa menggoda Raline yang hanya memutar bola matanya merasa tidak suka.
Memang sedikit tidak sopan tapi biarlah, Salsa memang sudah tau kelakuan dirinya yang begitu.
"Kalau kamu gak bahagia bilang aja Lin, gue bisa bantu" sahut Zahra membuat orang-orang menoleh ke arah Zahra dan langsung menatapnya tajam.
Raline terkekeh, sudah dia bilangkan Zahra memang wanita hebat. Usia Zahra dan Raline memang beda lima tahun tapi Zahra selalu menganggap Raline teman bukan adik. Jadi ya bahasa mereka memang setidak baku itu.
"Zahra jaga bicaramu" ucap Mira memperingati anak bungsunya.
Raline tersenyum mengedipkan sebelah matanya ke arah Zahra yang hanya mendengus.
"Sudah, sudah, kita makan saja dulu. Masalah Raline nanti kita akan beritahu lagi kapan acara resminya" ucap Mega menyela Mira yang ingin berbicara lagi.
"Jaga kehormatan dan nama baik keluarga Raline, dia bukan sembarang orang, keluarga kita bisa hancur saat kamu bermain-main dengannya" ucap Rosa bersungguh-sungguh, membuat Raline menghela nafasnya. Mengerti akan perkataan Rosa.
"Aku pasti selalu mengingatnya Tante, di belakang namaku ada nama Soetanto yang terus aku jaga kehormatannya"
****
"Gimana Han?" ucap Argan menatap orang kepercayaan yang sedang mencari beberapa berkas.
Farhan lelaki itu megerjap lalu segera menjawab. "Ini Pak, Bu Raline baru menyelesaikan kuliah satu tahun yang lalu di Stanford University Pak, dengan lulusan terbaik juga"
Argan manggut-manggut tidak menyangka bahwa gadis liar itu ternyata pintar juga, diusia yang terbilang masih muda sudah berhasil menyelesaikan studinya di kampus favorit di US.
"Tidak ada informasi mantan pacar dari gadis itu?" tanya Argan penasaran.
Farhan menggelengkan kepalanya, lalu memperlihatkan beberapa artikel yang menurutnya tidak valid. "Cuma ada beberapa artikel yang bilang kalau Bu Raline pernah dekat dengan anak komisaris jenderal Hendi Pak"
"Anaknya itu sekarang ikut terjun jadi polisi?" Tanya Argan.
"Iya Pak, jadi Iptu di Jakarta Selatan" sahut Farhan cepat.
"Selain itu? Ada lagi?"
"Tidak ada Pak, Bu Raline sepertinya memang menyembunyikan hubungan asmaranya secara rapat-rapat"
"Cari tau tentang hubungan mereka apakah benar atau tidak" ucap Argan akhirnya.
"Baik Pak"
"Menurut mu, saya akan menerima perjodohan ini atau tidak Han?"
"Menurut saya iya, Bu Raline itu tipe Bapak sekali. Saat melihat wajahnya tadi saya seratus persen yakin Bapak akan setuju dengan pernikahan ini" ucap Farhan tanpa ragu.
Argan berdecak. "Tipe saya apanya, tidak ada, saya tidak suka wanita berpakaian liar seperti itu. Kalau bukan karena Bunda saya tidak akan mau menerima perjodohan ini, wanita itu begitu liar. Entah sudah dipakai berapa laki-laki"
KAMU SEDANG MEMBACA
Melt Your Heart
ChickLitMenjadi anak dari seorang menteri keuangan dan influencer terkenal tidaklah membuat hidup Argan Anarghya Swasono menjadi gampang. Dari kecil sampai besar dirinya dididik begitu keras, di tuntut ini itu adalah sebuah hal biasa untuk dirinya. Namun di...