"Kok bisa kita kecolongan begini?" geram Argan saat selesai melakukan rapat dengan para pemegang saham.Para pegawai bagian keuangan tampak menunduk, takut melihat kemarahan atasannya. Hasil rapat tadi pun tidak menemui jalan keluar karena penanggung jawab penuh perusahaan jelas Argan, jadi para direksi mempercayakan masalah ini kepada Argan sepenuhnya.
Masalahnya satu, Argan tidak selonggar itu sekarang. Dirinya sudah menikah, bahkan istrinya itu sedang mengandung. Bagaimana bisa Argan lembur untuk menyelesaikan semua ini sedangkan pikirannya sudah terpusat pada istrinya. Dia benar-benar kesal sekarang ini.
"Mereka bilang tadi sama saya Pak, kalau sebenarnya dari awal Pak Yudi masuk buat jadi manajer di tim keuangan, mereka sudah curiga karena banyak data yang dia pegang sendiri tanpa melibatkan karyawan lain. Mereka kira Bapak yang memberi perintah jadi tidak ada yang berani bicara langsung" jawab Rafael, menyuarakan penjelasan dari tim keuangan.
Argan menyorot tajam kearah Rafael. "Siapa yang berani menjadikan Yudi sebagai kepala manajer? Saya tidak pernah tau apapun tentang kenaikan pangkat di perusahaan ini!"
Mereka semua makin menunduk, aura di ruangan rapat benar-benar sangat mencengkram tidak ada yang berani menatap Argan kecuali Rafael.
"Tentu saja bagian HRD pak, mereka biasanya mempromosikannya ke pemegang saham yang lain, atau kalau tidak Bapak sendiri yang tanda tangan. Setelah ini saya akan cari berkas-berkas tentang Pak Yudi" jelas Rafael lagi.
"Panggil bagian HRD sekarang untuk menghadap saya!" perintah Argan kemudian, tentu saja semua ini pasti sudah direncanakan. Tidak mungkin satu pegawai saja bisa memporak-porandakan perusahaannya!
Salah satu pegawai tampak angkat tangan, seperti ingin menyampaikan sesuatu. Argan mengangguk, menyetujui pegawainya untuk bicara.
"Pak Yudi sepertinya berkomplotan dengan HRD yang bernama Bu Ani Pak, beliau sering bertemu. Dengar-dengar juga Bu Ani sedang mengajukan pengunduran diri setelah Pak Yudi cuti kemarin. Saya rasa mereka ada sangkut pautnya. Sepertinya juga ada komplotan dari tim data untuk menyabotase beberapa data penting yang biasanya Bapak cek. Kita semua kecolongan Pak" ucapnya jujur, mungkin dari banyaknya pegawai hanya dirinyalah yang sering memergoki pasangan korupsi itu. Karena hanya dia yang memang sering lembur di kantor jadi beberapa kali melihat, itupun dia sering bersembunyi agar keduanya tidak menyadari.
"Kenapa tidak bilang dari awal ke saya?!" ucap Argan sangat geram, kenapa juga dirinya tidak curiga dengan data-data yang sudah disabotase sedemikian rupa?!
"Saya kira mereka cuma pasangan backstreet biasa Pak, tapi saat semuanya terungkap saya jadi paham. Maaf Pak saya terlambat menyadarinya" ucapnya menunduk, takut.
"Semuanya sudah terjadi, kita harus segera menemukan para bajingan itu. Saya harap kalian semua berkontribusi untuk perusahaan ini, kita sama-sama saling berusaha sekarang. Tolong apapun itu kalau bisa membantu tolong bantu saya" ucap Argan pelan, memijat pelipisnya sendiri merasa sedikit frustasi. Bukan apa-apa kalau sampai ada kerugian sebesar itu maka perusahaan sudah jelas akan melakukan PHK besar-besaran. Argan tidak mau para karyawannya akan kesusahan lagi.
******
Raline sedikit khawatir sebenarnya melihat ekspresi serius suaminya itu saat berangkat tadi, tapi ya sudah dia tidak boleh banyak pikiran. Akhirnya Raline memilih untuk yoga hari ini, lalu dilanjutkan untuk membuat salad yang mengandung gizi baik untuk kandungannya. Raline juga banyak menonton tentang pelajaran yang dilakukan saat hamil, banyak yang dia pelajari sekarang.
Para fans Raline sudah ramai membicarakannya yang sudah off sosmed beberapa hari, ya sebenarnya Raline ingin sekali memberi tahu tentang kebahagiaannya ini. Tapi karena Raline tau ada saja orang yang kadang iri dan takutnya ain jadi Raline langsung mengurungkan niatnya itu. Lagian sebentar lagi Raline akan memberi tahu kalau akan off sosial media untuk waktu lama demi menjaga kenyamanan janin didalam perutnya.
Sebenarnya Raline tidak benar-benar off sosial media, dia sering posting kok tapi lebih memilih di second akun yang memang isinya para sahabat dan orang terdekatnya. Mana ada orang tahan tidak bermain ponsel di era sekarang?
"Seenaknya sendiri ya lo? Kemarin suruh gue keluar dari perusahaan bokap lo buat jadi manajer pribadi lo tapi sekarang? Lo mau off sosial media dan gue nganggur lagi gitu?! Hah gue pengen ngomong kasar tapi sadar sekarang lo udah ngandung!" Omel Dea langsung duduk di sofa.
Raline yang sibuk menonton vidio pun mendongak, menatap cengar-cengir kearah Dea. "Sorry Mbak, tapi lo bisa sih kerja sama gue. Kerjanya cuma rebahan nemenin gue, gimana? Nanti gue bilang deh sama Mas Argan buat gaji lo besar. Jangan marah-marah mulu tapi"
Dea melotot tidak menyangka dengan balasan Raline. Apa tadi katanya? Menemani lalu digaji besar? Tidak salah? Memang begitu ya kalau orang kaya gabut, buang-buang uang!
"Lo gak bercanda kan? Cuma nemani lo di gaji?" tanya Dea lagi, menatap sungguh-sungguh kearah Raline.
"Beneran, lagian Bunda juga bilang kok mau cariin gue asisten gitu. Daripada gue gak cocok, mending sama lo lah. Nanti gue bilang sama Mas Argan ya, tapi lo harus kerja dari pagi sampai Mas Argan pulang kerja gimana?" balas Raline meyakinkan, Raline tau Dea tuh tipe malas sekali kalau harus kerja seharian di kantor sibuk dengan komputer begitu.
Jadi daripada harus mengembalikan Dea ke perusahaan sang papa tidak ada salahnya kan merekrut Dea sendiri. Sebenarnya usia Dea tuh masih muda, cuma beda dua tahun dari Raline jadi usianya sekarang masih dua puluh empat tahun, jadi sebenarnya yang kecepatan menikah ya memang Raline. Dea bilang dia masih mau menikmati masa-masa lajangnya, meskipun pacarnya itu sudah gencar ingin mengajaknya menikah.
"Gue pegang omongan lo ya, awas aja kalau suami lo yang kayak besi itu gak beri ijin gue amuk dia" ucap Dea serius membuat Raline tertawa mendengarnya. Beberapa menit setelahnya, Raline mengecek ponsel dan mendapati pesan dari suaminya.
Mas Argan
Sayang, saya hari ini lembur. Jangan lupa minum vitamin dan susunya ya? Langsung tidur gak usah tunggu saya.Begitu isi chatnya, membuat Raline mendengus, padahal hari ini dirinya pengen manja-manja kepada Argan. Tapi ya sudah, mungkin memang ada beberapa masalah yang harus Argan selesaikan.
"Kenapa muka lo jadi peteng begitu? Habis dapat chat dari siapa lo?" ucap Dea menganggu, membuat Raline menghempaskan ponselnya di sofa.
"Suami gue lembur, siapa sih yang bilang enak punya suami pengusaha gini? Enak sih duitnya banyak tapi lemburnya banyak! Hah sabar ya Nak, papa sedang cari uang buat kamu jajan"
"Halah apa-apaan sih lo lebay banget!" ucap Dea tertawa, menatap Raline yang menjadi sedramatis itu.
"Hah bawaan bayi gue Mbak, pengen banget di usel-usel sama papanya"

KAMU SEDANG MEMBACA
Melt Your Heart
ChickLitMenjadi anak dari seorang menteri keuangan dan influencer terkenal tidaklah membuat hidup Argan Anarghya Swasono menjadi gampang. Dari kecil sampai besar dirinya dididik begitu keras, di tuntut ini itu adalah sebuah hal biasa untuk dirinya. Namun di...