29

27.5K 1.4K 22
                                    


"Woi Bu Raline gak sih itu?"

"Lah iya, gila! Istrinya Pak Bos! Kasih salam yang sopan!"

"Cantik banget gak kuat!"

"Ternyata rumornya bener ya kalau emang secantik itu?"

"Lo gak ikutin dia di Instagram? Dia tuh influencer yang edukatif banget!"

"Udah diem, nanti kedengaran gak sopan!"

Dan masih banyak lagi celotehan yang Raline dengar, ternyata dia seterkenal itu ya di kantor suaminya?

"Bu Raline? Mari langsung saya antar ke ruangan Pak Argan" tiba-tiba seorang pegawai wanita menghadang jalannya, wanita itu tersenyum hangat sambil menunduk sopan.

Raline mengangguk, mengikuti jalan pegawai itu. Selama menikah, baru kali ini dia menginjakkan kakinya di kantor milik Argan. Ternyata kantor milik suaminya itu cukup besar, seperti kebanyakan gedung-gedung samping yang tampak megah.

"Silahkan masuk Bu, Pak Argan sudah menunggu. Permisi" pegawai itu undur diri, membuat Raline maju selangkah mengetuk pintu ruang kerja Argan pelan.

"Masuk" teriaknya membuat Raline menghela nafas.

"Nih, terimakasih transfernya. Sering-sering aja suruh aku anterin berkas gini biar untung banyak. Bayarannya juga pasti akan naik tiap harinya. Uangmu kan banyak jadi gak masalah kan?" ucap Raline tersenyum licik, menyodorkan beberapa berkas yang Argan bilang tadi bersama flashdisk.

Argan tampak mengamati Raline, lalu entah sepertinya dia tidak bisa berkata-kata melihat kelakuan baru istrinya.

"Terserah" hanya itu perkataan yang muncul dari mulut suaminya.

"Ya sudah aku pulang dulu" ucap Raline pamit, membalikkan tubuhnya segera berjalan keluar sebelum suara bariton milik Argan menghentikan langkahnya.

"Mau kemana lagi? Tunggu saya pulang sekalian bareng" ucapnya membuat Raline melotot tidak percaya, apa tadi pulang bareng katanya?

"Kamu gila? Nunggu kamu kerja disini begitu? Kerjaanku juga banyak. Buang-buang waktu aja disini"

"Uang tadi juga termasuk dalam ini, saya gak bisa kasih uang sebanyak itu secara cuma-cuma hanya untuk mengantarkan berkas kan? Tunggu saya, kita makan malam bersama"

Raline menatap tajam suaminya yang tampak tenang, membolak-balikkan berkas yang tadi dia bawa.

"Kamu kenapa sih? Katanya tadi ada meeting, terus aku harus nunggu kamu lama gitu disini?" sungutnya, membuat Argan meletakkan beberapa berkas yang tadi dia cek.

"Saya meeting tidak lama, lagian habis ini juga mau magrib. Tunggu sebentar disini" balasnya, berdiri meninggalkan Raline yang masih termenung.

"Kalau gue kabur bisa aja seharusnya, dia gak bakal marah tapi kalau ada gosip di kantor nanti gue yang kena, sialan. Awas aja kalau lama" monolog Raline sendiri, wanita itu tampak meneliti ornamen yang ada di ruang kerja milik suaminya. Argan memang suka begini ya, ruangan simpel tapi terkesan elegan.

Raline mendekat, meneliti, dan tidak sengaja melihat sebuah foto yang dipajang di meja kerja Argan, foto itu foto pernikahan mereka! Demi apapun Raline tidak pernah membayangkan ini. Tapi Raline berpikir mungkin saja foto ini ada untuk formalitas, Argan itu CEO di perusahaannya.

Pasti banyak tamu yang akan datang, menayangkan kelangsungan hubungan pernikahan mereka. Jadi mungkin saja lelaki itu menunjukkan pada rekan bisnisnya kalau pernikahan mereka berjalan bahagia dan membuktikan dirinya lelaki yang memiliki kesetiaan tinggi, huh percuma setia kalau tidak punya perasaan pikiranya.

****

"Saya minta maaf" Raline menoleh, menautkan alisnya tanda bertanya.

"Minta maaf?"

Argan mengangguk mantap. "Waktu itu, saya lagi capek jadi asal ceplos. Gak kepikiran sampai bikin kamu sakit hati" terangnya jujur.

Raline tertawa sumbang, menatap suaminya. "Kayaknya emang waktu itu kamu jujur banget deh, soalnya kalau lagi capek itu omongan yang dikeluarkan malah banyak jujurnya. Udah lah, gak usah di bahas bikin badmood aja. Mending kamu cepetan nyalain mobilnya, aku udah laper"

Argan tampak bergeming. Masih belum menyalakan mobilnya. "Minta apapun ke saya tapi jangan begini, saya gak bisa kamu cuekin. Setelah satu minggu gak ketemu saya sadar, kalau saya sudah mulai bergantung sama kamu. Saya sadar, kalau kamu sangat berarti bagi saya. Pukul saya atau apapun itu, yang penting kita bisa balik kayak dulu?"

Ekspresi Argan benar-benar membuat Raline ingin luluh rasanya, demi apapun setelah menikah baru kali ini Argan tampak begitu menyedihkan. Lelaki itu bahkan menurunkan egonya! Sialan, Raline pengen peluk suaminya itu.

"Aku udah maafin semua kelakuan kamu, jadi gak usah ngerasa bersalah. Udah lah. Semua udah clear kan kemarin, jadi kamu gak usah sok dramatis. Dari awal kamu sendiri yang bilang kalau kita gak cocok, jadi aku pikir mulai sekarang kita melakukan kegiatan masing-masing tanpa perlu ikut campur"

Raline mengatur nafasnya, kembali berbicara. "Aku gak bakal larang kamu buat apapun, begitu sebaliknya. Ini kan yang kamu mau? Ya sudah aku turutin. Aku juga manusia yang bisa capek, dari awal yang berjuang untuk menghidupkan warna dalam rumah tangga kita ya cuma aku. Kamu? Gak ada yang kamu lakuin, cuma bisa kasih uang bulanan yang sampai saat ini pun gak pernah aku pakai sepersen pun buat kebutuhan pribadi ku, jaga-jaga untuk kejadian begini biar gak kamu ungkit tentang jajanku, perawatanku yang memang mahal. Aku cuma pakai uang kamu buat kebutuhan rumah, kalau kamu gak percaya aku bisa kasih atm itu sekarang juga"

Memang, dari awal Raline sudah punya trust issue tentang pernikahan yang dijodohkan. Jadi Raline selalu membahagiakan dirinya sendiri lewat uang uang sudah dia hasilkan sebelum menikah. Karena maraknya konten viral tentang para suami yang menuntut ini itu tentang uang membuat Raline trauma. Hubungannya dengan Argan tidak sebaik itu, jadi dia putuskan untuk membayar semua kebutuhannya sendiri. Meskipun sering bilang ke Dea bahwa uang yang dia pakai uang milik suaminya.

"Saya tau, makanya saya minta maaf dan menarik kembali omongan saya. Saya gak mau kita hidup dengan kegiatan masing-masing tanpa perduli satu sama lain. Kita mulai semuanya dari awal ya?"

*****

"Terimakasih sudah menerima kembali anakku" ucap Rayhan tulus menatap sahabatnya yang tampak mengangguk.

"Sudahlah Han, semuanya sudah berlalu. Saya udah maafkan putramu, Argan memang cuma perlu gertakan. Anak itu kemarin tampak tulus meminta maaf, saya harap semuanya akan berjalan baik-baik saja. Harapan saya cuma ingin Raline lebih bahagia, tapi kalau seiring berjalannya waktu Raline tidak bahagia, saya bisa jemput dia dari putramu. Kebahagiaan putri saya masih tetap nomer satu" balasnya sungguh-sungguh.

"Saya pastikan, Raline akan bahagia di keluarga ku. Terimakasih sudah menerima kembali Argan" keduanya berpelukan, saling menepuk punggung masing-masing.

Sebenarnya memang Adi sudah mengetahui masalah ini, tapi tidak spesifik. Kemarin Adi sudah mewanti-wanti, apabila kalau Raline sendiri yang meminta untuk menyudahi semua ini, Adi janji kepada dirinya akan menuruti keinginan putri semata wayangnya itu. Tapi dengan tegas, Raline memilih menutupi semuanya dan kembali lagi dengan Argan. Entah, dirinya sangat bangga dengan putrinya itu bisa melewati semuanya sendiri.

Melt Your Heart Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang