Argan meneguk ludahnya berkali-kali, menatap sang istri yang sialnya sangat menggoda sekali malam ini? Entahlah, pikiran benar-benar tidak jernih. Argan berdehem pelan, ikut berbaring di atas kasur dan mencoba menghilangkan pikiran kotornya."Kamu itu niat tidur gak sih Mas? Jangan lihat-lihat aku mulu!" hardik Raline merasa was-was, tatapan Argan itu seolah-olah ingin memakannya.
Argan mendengus. "Sini hadap ke saya dulu, saya mau ngomong"
Raline mengernyitkan keningnya, merasa heran, tumben-tumben kulkas sepuluh pintu itu bicara duluan? Mana lembut banget lagi suaranya, Raline kan curiga ya.
"Apaan sih? Biasanya juga gak pakai ngomong kamu udah ngorok duluan" cerocosnya tidak mau menghadap sang suami.
"Kalau suami ngomong itu nurut Raline" kali ini suaranya masih lembut tapi terdapat penekanan seolah-olah tidak mau dibantah.
"Kenapa sih Mas?" Raline mengalah, menghadap sang suami yang sialnya sangat tampan sekali, degup jantungnya langsung terpacu sangat cepat.
"Nanti kalau diajak Bunda ke acara begini yang sampai malam gak usah ikut, bilang aja gak dapat ijin dari saya. Pokoknya kamu habis magrib tuh udah ada di rumah, suami pulang kerja itu disambut, gak malah bikin khawatir, paham Raline?"
"Ih kok gitu? Kamu tau sendiri ini tuh udah kewajiban aku, Bunda kan yang jadi founder di bakti sosial ini, kata Bunda aku penerusnya nanti, ya masa aku gak ikut terus? Nanti dikira menantu yang kurang ajar lagi" tolaknya dengan kesal.
"Ini perintah suami Raline, nurut aja, nanti biar saya yang bilang ke Bunda. Sekarang tidur sana" usirnya dengan nada yang menurut Raline sangat menyebalkan, tau begini tadi Raline pura-pura tidur aja pas di ajak ngomong, emang ekspetasinya terlalu tinggi untuk seorang Argan Anargya.
******
Pagi-pagi sekali Raline sudah terbangun, emang sih kebiasaannya bangun pagi untuk beribadah dan lanjut olahraga ringan, tapi berhubung ini di rumah mertuanya Raline berinisiatif untuk ikut turun dan memasak untuk sarapan hari ini.
"Loh sayang? Udah bangun aja, kirain lagi buat cucu buat Bunda" wanita separuh abad yang masih sangat cantik itu tersenyum, menggoda sang menantu.
Sial, Raline jadi ingat soal anak, dirinya belum berunding sama sekali dengan sang suami, boro-boro rundingan orang tuh orang kerja terus, pulang-pulang ya tidur.
"Eh, doain aja ya Bunda" jawab Raline seadanya. Merasa bersalah juga sih.
"Pasti sayang, Argan-nya udah sholat belum tadi?" tanyanya sambil sibuk memotong-motong bawang. Meskipun Alaina memiliki seorang art tapi tetap saja untuk hal masak-memasak selalu dirinya, Raline gak tau sih apa yang buat sang mertua selalu masak sendiri, ya mungkin biar anak dan suaminya betah di rumah dengan masakan khasnya.
"Udah Bun, tadi Raline bangunin dan Mas Argan langsung ambil wudhu paling udah tidur lagi sekarang" tiba-tiba Alaina meletakkan pisaunya dan menatap sang menantu.
"Kenapa gak jama'ah aja sayang?" ucapnya hati-hati mendekati sang menantu yang tampak kikuk.
"Eh itu Bun, aku biasanya suka mandi dulu takut Mas Argan kelamaan nunggu jadi biasanya kita sendiri-sendiri" ucapnya pelan, berusaha semaksimal mungkin untuk tidak gugup.
"Sayang, Bunda tau kalian ini nikahnya karena perjodohan, tapi Bunda udah sayang banget sama kamu, udah anggap kamu anak Bunda sendiri. Bunda juga percaya kamu bisa jadi pendamping yang baik buat anak Bunda yang emang agak keras itu. Kalau anak Bunda gak ada pergerakan kamu bisa mulai dulu ya? Kamu goda dia, beri dia perhatian sebanyak mungkin, jangan capek bisa? Bunda berharap banget sama hubungan kalian Nak, Bunda juga udah tua kan Bunda pengen gendong cucu seperti teman-teman Bunda yang lain, tapi gak apa, pelan-pelan aja Bunda sabar kok yang penting kamunya gak akan nyerah kan sama sikap Argan?"
Raline ingin mengumpat sebanyak-banyaknya, kayaknya emang feeling seorang ibu tuh kuat banget ya, Raline saja yang sangat pintar berakting bisa ketahuan begini, mana bener semua lagi omongannya.
"Bun, aku sama Mas Argan udah better kok kita udah sepakat jalin komitmen. Aku udah sayang banget sama Mas Argan Bun, kayaknya gak bakal aku lepasin dia, pokoknya dia gak aneh-aneh aja Bun, sejauh ini aman. Doakan yang terbaik ya Bun" ucap Raline memeluk sang mertua dengan sayang, seperti memeluk ibunya sendiri.
"Pasti, doa baik Bunda selalu sama kalian nak. Bunda emang gak salah pilih menantu" Alaina mengelus-elus rambut Raline dengan sayang, dan mereka pun tersenyum tulus.
"Ya udah sekarang kita masak ya, buatin Argan makanan kesukaannya Nak, nanti Bunda ajarin biar tambah betah di rumah sama kamu" Raline hanya mengangguk sambil tersenyum menanggapinya.
*****
"Kenapa senyum-senyum sendiri kamu? Kesambet apa?" ucap Argan menatap sang istri dengan kernyitan heran.
"Enak kan tadi masakanku? Gak usah bohong kalau gak enak, orang kamu aja sampai nambah nasi" jawabnya tersenyum kembali, astaga Argan sampai pusing dibuatnya. Masalahnya Raline kalau senyum begitu makin cantik dan sangat menggoda imannya.
"Emang enak, kamu cuma pinter masak kan?" ejeknya membuat Raline tidak terima.
"Enak aja! Aku juga pinter tau! Kamu gak tau ya aku lulusan terbaik di US? Ngomong sama kamu emang bikin orang emosi terus ya Mas!" ucapnya dengan kesal, lalu membuang muka ke arah kaca mobil.
Argan tersenyum kecil, lucu juga nih bocah kalau ngambek. "Kalau pinter di ranjang bakal aku kasih nilai plus lagi sih?" Sumpah gak tau itu mulut kenapa tiba-tiba ngomong begitu. Raline sampai melotot tajam ke arahnya yang hanya kikuk dan berusaha semaksimal mungkin untuk biasa saja.
"Ngomong apa tadi!" hardiknya dengan galak, shit, kenapa makin terlihat seksi?
"Gak, salah ngomong" ucapnya pura-pura. Raline hanya melotot seperti tidak percaya.
Untungnya mereka sudah sampai di depan rumah, jadi percakapan tadi bisa di lupakan, dan semoga bocah satu itu lupa.
"Saya ada kerjaan sebentar, paling pulang agak malam, kamu tidur aja gak usah nunggu"
"Gak usah pulang aja sekalian, cari yang pinter di ranjang kan kamu?" Raline turun dari mobil sambil membantingnya, Argan mendengus siapa juga yang mau cari yang pinter di ranjang? Aneh-aneh tuh bocah, masa iya cemburu sih? Bodoamat lah, Argan langsung puter balik dan segera menuju kantornya karena ada beberapa meeting penting dengan pemegang saham.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melt Your Heart
ChickLitMenjadi anak dari seorang menteri keuangan dan influencer terkenal tidaklah membuat hidup Argan Anarghya Swasono menjadi gampang. Dari kecil sampai besar dirinya dididik begitu keras, di tuntut ini itu adalah sebuah hal biasa untuk dirinya. Namun di...