Raline membenarkan tatanan rambutnya, duduk di sofa ruang tamu sambil membawa kue.Hari-hari sudah dilewati begitu cepat, dan ini sudah satu bulan masa perjuangan Argan untuk membuktikan ketulusan hatinya. Oke, kalian bisa saja mengamuk ke Raline karena hanya dengan waktu satu bulan Raline sudah luluh ke pelukan suaminya itu.
Sebenarnya, semuanya gak gampang di lewati. Kadang-kadang Raline pengen luluh, terus peluk suaminya dengan penuh kasih sayang. Tapi, dirinya harus menahan diri dan memutuskan akan menerima Argan secara utuh hari ini.
Lelaki itu, selama satu bulan selalu saja berbuat hal-hal manis yang kadang Raline tidak duga sama sekali. Seperti membawakan buku-buku novel kesukaannya padahal buku-buku itu sulit untuk di dapat. Atau memberikan kue-kue yang sering Raline beli. Sifatnya juga begitu lembut, saat weekend Argan akan mencoba membuat sarapan meskipun kadang gosong dan gak bisa dimakan tapi Argan sudah sangat keren saat berusaha.
Saat malam, keduanya memang tidur satu ranjang. Tapi Raline dengan ketus memperingati untuk tidak melampaui batas yang sudah dibuat dengan tumpukan guling di tengah-tengah mereka. Argan hanya bisa pasrah, walau terkadang tingkah Raline lah yang membuat pembatas itu jatuh ke lantai. Keduanya akan berpelukan tanpa sadar, tapi pagi-pagi Raline sudah terbangun dahulu. Memasang pembatas itu lagi di tengah dan pura-pura tidak tahu, begitu terus.
Argan juga memberikannya izin untuk kembali aktif membuat konten edukatif, meskipun sekarang berubah menjadi tata cara memasak. Argan bilang, yang penting gak buat aneh-aneh. Ya sudah, penggemarnya langsung membludak lagi akhir-akhir ini. Followers-nya makin meningkat, banyak komentar-komentar positif tentang dirinya.
"Bu! Bapak datang Bu! Itu kelihatan, Bu Raline harus pasang badan di balik pintu ya" Raline terkaget, tak urung untuk berjalan ke samping pintu. Suasana rumahnya sudah segelap gulita, ini termasuk ide Bi Nur agar Argan panik sedikit.
Hari ini suaminya itu akan berulang tahun ke tiga puluh dua, ya memang sudah lumayan tua juga. Jadi sebagai bentuk terimakasihnya untuk perjuangan satu bulan mempertahankan hubungan pernikahan normal Raline memberikannya suprise kecil-kecilan bersama Bi Nur.
Suara langkah masuk terdengar, membuat Raline berdebar sendiri.
"Kok gelap banget? Dimana semuanya?"
"Bi Nur? Kenapa listriknya padam semua, istri saya dimana?" Teriaknya menggema di ruangan depan, Raline tersenyum melihatnya.
Lalu dengan hitungan di dalam hati, Raline berjalan.
"Happy birthday Mas Argan!" Serunya dari jarak jauh, bertepatan listrik yang mulai menyala.
Argan kaget, sampai gak bisa berkata-kata saat istrinya mendekat membawakan kue ulang tahun yang terlihat cantik.
"Kamu tadi manggil saya Mas lagi?" tanyanya gak penting, memang semenjak marah Raline sering manggil Argan tidak sopan tanpa embel-embel Mas di depannya.
"Gak suka ya?" tanyanya pura-pura sedih, Argan langsung geleng-geleng kepala.
"Saya suka banget! Terimakasih, saya bahkan lupa sama hari ulangtahun sendiri" ucapnya agak mellow, jujur setelah satu bulan ini memang sikap Argan sedikit alay, tidak ada lagi Argan yang sok dingin sok cuek begitu. Meskipun wajahnya kadang masih lempeng-lempeng aja.
"Sini agak dekat sama aku Mas, aku mau cium" dan dengan percaya diri Argan menyodorkan bibirnya di depan muka Raline.
cup
Raline menciumnya di pipi, bukan bibir, membuat lelaki itu tampak mengerucutkan bibirnya seperti anak kecil yang gak dikasih permen, lucu sekali!
"Tiup lilinnya dulu Mas, sama habis ini potong kue" Argan menurut, meniup lilinnya lalu keduanya memotong kue itu dan membagikan potongan besar ke Bi Nur yang sudah senyum-senyum sendiri.
"Sugeng ambal warsa ngeh Pak, semoga segera di beri momongan. Udah cocok banget jadi Bapak!" ucap Bi Nur, mendoakan. Raline sih tersenyum hangat, mengamini di dalam hati.
Melihat senyum di wajah istrinya, Argan buru-buru menjawab. "Aamiin Bi! Doakan secepatnya ya. Terimakasih Bi" Bi Nur manggut-manggut, ijin undur diri memberikan keduanya ruang untuk bersama.
"Kado saya mana?" Raline memukul kepalanya pelan, sok lupa.
"Aku tadi inget ulang tahun kamu pas sore, jadi gak sempet beli kado Mas! Maaf ya? Ini kue aku yang buat sendiri loh, tanya aja Bibi. Mau cari kado sekarang apa besok?" Bujuk Raline, mengedipkan matanya.
"Aku kasih kado doa mau gak?" Argan tampak melirik, lalu akhirnya mengangguk.
"Sugeng ambal warsa suamiku, semoga diberikan banyak rejeki, termasuk bisa gendong bayi secepatnya" lalu dengan gerakan cepat Argan menggendong istrinya ke arah kamarnya.
"Mas! Lepasin! Aku bisa jalan sendiri!" Argan tampak tak bergeming, melemparkan Raline diatas ranjang mereka. Tak lupa untuk mengunci pintu kamar.
"Doa tanpa usaha itu bohong, jadi sekarang kita usaha ya?" ucapnya, melepaskan jas yang masih melekat ditubuhnya.
"Kamu belum mandi Mas! Astaga, mandi dulu sana, kita makan dulu. Kenapa buru-buru sih!" gertak Raline, mendorong dada Argan yang sialnya tidak bergerak sama sekali.
"Takut kamu berubah pikiran, aku masih wangi kok. Gak keringetan, sekarang aja ya boleh?" ijinnya, memelas. Padahal rencana Raline kan gak begini. Raline ingin merencanakan dinner romantis terlebih dahulu, tapi suaminya itu astaga.
*****
"Terimakasih sayang" Argan mengecup kening istrinya lama, lalu menatapnya dalam.
"Sebenarnya aku agak trauma sih sama ginian, takut tiba-tiba kamu cuek lagi sama aku?" Raline lalu tertawa miris, mengingat kejadian dahulu yang membuat hubungan antara keduanya semakin melenggang.
"Sorry, saya dulu gak bermaksud begitu. Waktu itu saya masih labil, jadi gak bisa ambil keputusan dan malah buat kamu sakit hati. Maaf ya Sayang?" Raline mengangguk, memeluk suaminya dengan erat. Kali ini Raline benar-benar sudah jatuh sejatuhnya kepada Argan lelaki itu bisa mengambil seluruh hatinya, sebucin itu Raline.
"Kamu kenapa panggil aku gitu pas kita di ranjang doang?" tanyanya, tidak suka. Seperti wanita apaan Raline.
"Mulai sekarang panggilan saya ke kamu Sayang. Begitu ya? Sayangku" demi apapun Raline sedikit agak geli mendengarnya! Tapi ini suaminya! Jadi Raline tersenyum hangat, manggut-manggut setuju.
"Semoga cepat jadi ya anak ayah, secepatnya" Argan menunduk, mencium perut Raline yang masih sangat rata. Raline sampai terharu melihatnya, semoga saja usaha mereka membuahkan hasil. Selain sangat menginginkan anak, Raline juga tau usia Argan sudah sangat cukup untuk menjadi seorang Ayah.
*****
Terimakasih yang udah mau baca cerita yang aku buat iseng ini, meskipun masih kurang rapi, aku tau haha.
Komen yang banyak juga dong! Pengen lihat komenan kalian tentang couple Raline-Argan!
Sorry ya kalau kadang sering update kadang lama update.
Semoga suka!

KAMU SEDANG MEMBACA
Melt Your Heart
ChickLitMenjadi anak dari seorang menteri keuangan dan influencer terkenal tidaklah membuat hidup Argan Anarghya Swasono menjadi gampang. Dari kecil sampai besar dirinya dididik begitu keras, di tuntut ini itu adalah sebuah hal biasa untuk dirinya. Namun di...