"Kenapa lihat-lihat terus sih Mas!" seru Raline memberikan tatapan tajam ke arah suaminya yang sudah tertawa."Cantik" celetuknya masih mau betah-betah menatap Raline yang selesai mandi.
Raline berdecak. "Baru sadar kalau istrinya emang cantik ya Mas?"
"Tau, tapi baru ngomong sekarang aja. Soalnya udah jadi milik saya, jadi makin cantik" terangnya menggoda, membuat pipi Raline sedikit memerah, malu.
"Hah bisa aja kamu, hari ini mau ikut aku keluar gak? Katanya gak kerja" tanya Raline memastikan, hari ini rencananya Raline akan memberikan kado kecil untuk Argan, dan juga Raygan kembarannya. Tadi Raline kira Argan akan kerja dan dia niat belanja sendiri, berhubung suaminya itu cuti tidak ada salahnyakan mengajak.
"Mau kemana? Kita gak jadi di kamar seharian ya?" Raline geleng-geleng kepala mendengarnya.
"Gak ada seharian di kamar, gak produktif banget kamu tuh. Mending kita jalan-jalan mumpung kamu ambil cuti gini" ucap Raline, sibuk menggunakan berbagai skincare paginya.
"Kata siapa di kamar gak produktif? Jelas kalau sama saya pasti produktif! Tapi ya sudah, hari ini kita jalan-jalan aja. Hari ini Raja akan turuti semua kemauan Ratu" ucap Argan sok dramatis, tuh kan emang semenjak hubungan keduanya sudah membaik kelakuannya emang alay. Gak ada lagi ngomong irit khas kulkas, kalau kata Raina sih besi. Suaminya itu bikin Raline senyam-senyum sendiri terus.
"Kalau gitu cepetan siap-siap Mas, ini aku udah siap loh. Kamu masih tiduran gitu" Argan cengar-cengir, tak urung untuk melangkah ke kamar mandi.
"Sayang, jangan pakai baju ketat-ketat ya!" teriaknya lagi, mengingatkan Raline yang mendengus melihat kelakuan suaminya.
*****
"Mau kemana dulu?" ucap Argan membukakan pintu mobil, untuk Raline keluar.
"Mau cari kado buat kamu sama Mas Raygan" jawabnya membuat Argan mengeryit tidak suka.
"Kenapa harus cari kado juga buat si Raygan? Gak usah! Kado buat saya aja" ucap Argan, menggandeng tangan Raline memasuki area mall.
"Gak bisa gitu dong Mas, yang ulang tahun kan gak kamu aja. Lagian nanti kita tinggal bilang dari aku sama kamu, gak dari aku doang. Overthinking mulu jadi orang"
Argan manggut-manggut paham. Keduanya seperti menjadi pusat perhatian. Banyak pasang mata melihat kearahnya, ya tentu saja pasalnya ini baru pertama kali mereka berdua berkencan di depan publik. Biasanya keduanya hanya sering menghadiri undangan bisnis atau pernikahan jarang sekali makan di luar apalagi gandengan tangan menyusuri mall.
"Gak usah balik di lihatin sambil melotot gitu kali Mas, nanti kesannya kamu yang jadi antagonis loh" peringat Raline, mengelus-elus lengan Argan. Pasalnya dari tadi setiap lelaki yang memandangnya kagum langsung saja mendapatkan pelototan tajam dari Argan, apalagi disekitarnya banyak muda-mudi yang lewat. Ini bisa jadi berita baru buat mereka, jadi Raline jaga-jaga.
"Kamu setiap keluar gini?" tanya Argan akhirnya, saat keduanya sudah memasuki tempat mencari kado yang terlihat lumayan sepi. Baiklah, ini Gucci jadi para pegawai langsung menanyai keduanya dengan ramah.
"Mau lihat-lihat dulu ya Mbak" jawabnya membuat beberapa pegawai mengangguk paham.
"Mas ih, kenapa mukanya ditekuk gitu sih. Aku sering di lihat gitu, kan aku publik figure seperti Bunda. Tapi gak semua kan tadi yang lihat, cuma beberapa yang kenal. Udah wajar itu mah, yang penting mereka gak ganggu privasi kita aja. Orang cuma lihat apa salahnya? Mereka juga punya mata Mas"
Argan mendengus. "Ya sudah, cepetan aja belanjanya. Saya gak mau lama-lama disini. Banyak yang kenal kamu"
Raline tersenyum melihatnya. Astaga suaminya itu kalau cemburu persis anak kecil yang ngambek.
"Kamu mau kado apa dari aku? Mas Raygan biasanya pakai begini gak sih Mas? Kita beli ini aja kali ya buat Mas Raygan" Raline mengangkat clutch bag pilihannya, yang tampak sederhana namun elegan.
Argan mengangguk saja, tidak tau selera adiknya itu. Keduanya cenderung memilik selera yang berbeda dari kecil, jadi Argan tidak perduli.
"Kado buat saya, kamu seharian di kamar" bisik Argan, membuat pipi Raline langsung memerah!
Argan kembali tertawa melihatnya, menggoda Raline menjadi kebiasaan baru untuknya.
"Ih omongannya! Kita ambil ini aja, kamu nanti aku beliin sepatu. Aku lihat sepatu kamu cuma itu terus, percuma punya banyak duit tapi malas belanja. Untung aja kamu punya istri yang suka belanja kayak aku. Gak sia-sia uang hasil kerasmu Mas" Argan hanya tersenyum mendengarnya, ya memang benar perkataan istrinya itu. Kalau bukan Alaina yang memberikannya barang mana mungkin Argan belanja, menurutnya menghabiskan waktu saja.
Raline langsung membayar clutch bag yang dia pilih tadi ke kasir. Kasir itu tampak malu-malu karena melihat Argan yang jelas terlihat ganteng dan gagah! Argan yang mengerti situasi langsung saja mepetkan tubuhnya ke arah Raline, memeluk pinggang Raline dengan posesif.
"Terimakasih Bu, Pak" keduanya mengangguk, ikut berterimakasih lalu berjalan keluar.
"Cemburu ya tadi saya dilirik-lirik" celetuk Argan menaik turunkan alisnya.
"Gak ada, aku gak cemburuan kayak kamu ya. Kamu aja tuh yang cari kesempatan mepet-mepet aku" Argan tertawa, mengacak-acak rambut Raline dengan gemas.
"Mas! Ini rambut udah aku tata rapi loh, kamu jail banget sih. Ayo ah kita cari sepatu dulu buat kamu terus makan"
"Maaf Sayang, siapa suruh cantik banget pengen cium terus" ucapnya selengekan, ternyata sifat Raygan dan Argan gak beda-beda banget!
******
"Selamat ulang tahun Mas Raygan! Semoga diberi banyak rejeki ya Mas" ucap Raline tersenyum tulus, memberikan kado yang sudah dia beli bersama Argan tadi.
"Aamiin, makasih banyak ya cantik. Repot-repot barang di kasih kado"
"Itu dari gue juga, gak dari Raline doang ya! Gak usah geer gitu muka lo" sebelum Raline menjawab. Argan sudah dulu menjawab.
"Dih tumben banget lo kasih gue kado, pasti ini Raline yang beli lah"
"Gue beli sama Raline ya! Itu duit juga punya gue. Gak usah bacot lagi, mana kado buat gue" balas Argan sengit, membuat Raline geleng-geleng kepala melihat kelakuan kedua kembaran yang seperti anak kecil.
"Sayang! Masuk masuk sini, ayo makan dulu kue buatan Bunda" Alaina datang, menarik Raline duduk di ruang makan.
"Makasih Bunda" ucapnya, memakan beberapa kue yang memang sangat enak, Alaina patut diancungi banyak jempol soal masak memasak begini.
"Raline? Gimana kabarnya Nak?" Rayhan datang, tersenyum lembut kearah menantunya.
"Ayah, Alhamdulillah Yah baik. Ayah juga baik kan?" Raline berdiri mencium tangan mertuanya dengan sopan.
"Ya begini, Alhamdulillah. Udah duduk aja lagi. Nikmatin kue buatan Bundamu itu" Raline terkekeh, tak urung menyatap beberapa kue lainnya yang tampak menggoda. Sedangkan suaminya itu masih sibuk cek-cok dengan Raygan. Gak ada yang mau mengalah soal kado.
![](https://img.wattpad.com/cover/319623751-288-k618679.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Melt Your Heart
ChickLitMenjadi anak dari seorang menteri keuangan dan influencer terkenal tidaklah membuat hidup Argan Anarghya Swasono menjadi gampang. Dari kecil sampai besar dirinya dididik begitu keras, di tuntut ini itu adalah sebuah hal biasa untuk dirinya. Namun di...