Ngerusuhin Paul Karna Galau

1.8K 358 71
                                    

Adit mengembang ngempiskan hidungnya melihat Raka yang sedang duduk di lobi sofa kantornya. Ia mendapatkan telepon dari resepsionisnya, jika ada anak laki-laki berseragam SMP mencari nama Paul. Tentu saja, Adit langsung tahu siapa anak laki-laki itu.

Dengan langkah lebar, dirinya keluar dari dalam ruangan dan berlari menuruni tangga darurat karena lift yang ia tunggu tak kunjung terbuka.

"Maaf Pak, saya sudah bilang kalau dikantor ini tidak ada yang namanya, Paul." Ucap resepsionis kantor Adit.

"Dia Paul, Tante. Kan udah saya bilang, Paul yang punya kantor ini." Jawab Raka.

"Maaf Dek, ini namanya Pak Adit."

"Dia Paul, Tante. Saya manggilnya, Paul."

Adit menyuruh resepsionis itu untuk kembali ke mejanya. Ia menatap Raka dan menariknya untuk ikut pergi ke ruangannya.

"Bolos lo?" Tanya Adit.

"Enggak, Paul. Cuma pergi diam-diam." Jawab Raka.

"Masih kecil udah pintar bolos lo!"

"Bukan bolos, Paul. Cuma pergi aja."

"Terserah lo, Caman!"

Setelah mengatakan itu, Adit dan Raka berdiri didepan pintu lift. Mereka berdua sama-sama diam dan saling menatap dari pantulan pintu lift.

"Ngapain lo kesini, Caman?" Tanya Adit.

"Galau." Jawab Raka.

"Apa hubungannya galau sama nyamperin gue?"

"Mau ngerusuhin, Paul."

"Wah! Idaman banget lo jadi calon mantu!"

"Paul."

"Hadir."

"Paul ambil anak lain aja. Biar Lele jadi punya saya."

Adit langsung mengupil mendengar perkataan Raka. Ia menghembuskan nafasnya dan merangkul bahu Raka. "Selagi masih belum bisa nyari uang sendiri, Bibit Unggul masih jadi hak milik gue."

"Saya bisa jadi model lagi, Paul." Jawab Raka.

"Gue gak mau punya mantu yang dicintai banyak orang. Kasian Bibit Unggul gue nanti."

"Saya minta warisan sama Papa kalo gitu."

"Gue blacklist langsung lo kalo mainnya minta warisan."

Raka memberengut mendengar perkataan Adit. Ia melepaskan tangan laki-laki paruh baya itu dan bergeser sedikit menjauh.

"Ceilah! Ngerujak lo?" Ejek Adit.

"Paul jahat." Jawab Raka.

"Jahat apaan gue? Kalo gue jahat, gak bakalan gue bantuin lo damai sama Bibit Unggul gue."

"Saya bilang sama, Papa."

"Bilang aja sono. Gak takut gue."

"Paul tega."

"Sungguh teganya, teganya teganya.."

Adit malah bernyanyi menjawab perkataan Raka. Ia berjoget sambil mencolek lengan Raka. Merasa Raka hanya diam dan menampilkan wajah datar, Adit mengehentikan jogetnya. Ia kembali merangkul bahu anak laki-laki itu dan membawanya masuk kedalam lift begitu pintu terbuka.

"Udah makan lo?" Tanya Adit.

"Udah." Jawab Raka.

"Makan apa lo?"

"Makan hati."

"Biasa ae lo kardus!"

Raka tertawa mendengar perkataan Adit. Ia melihat tombol lift dan merasa ada yang aneh disana. "Lift nya mati, Paul?"

My Ale! (Side Story Of Raka)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang