Lepas Kendali

2.6K 470 229
                                    

Ale memanyunkan bibirnya saat duduk diruang tamu. Ia disidang oleh Adit dan Alin yang baru sampai dirumah setelah ia pulang sekolah. Melihat rincian belanjaan Ale, Adit sampai memberikan SP 1 untuk karyawannya yang melaporkan hasil rincian itu karena dianggap mengada-ada.

"Papi kasih SP 1 untuk karyawan?" Tanya Ale.

"Oiya! Sembarangan aja dia ngasih rincian paslu!" Jawab Adit.

"Palsu, Papi!"

"Nah, iya! Pulsa!"

Ale menepuk keningnya mendengar perkataan Adit. Ia menggeser duduknya disebelah Alin dan memeluknya yang hanya tersenyum melihat tingkah mereka berdua.

"Mi, mami kok bisa mau sih sama Papi yang modelan prik kayak gini?" Tanya Ale.

"Wah! Muji banget omongan lo?!" Kesal Adit.

"Gak boleh ngomong gitu, Sayang. Nanti kamu gak bisa foya-foya lagi pake uang, Papi." Ucap Alin.

Ale tertawa mendengar perkataan Alin. Ia semakin memeluk erat tubuh Alin karena ia sangat merindukan wanita yang telah mengandung dan melahirkannya itu.

"Jadi.. beneran lo belanja segitu banyak?" Tanya Adit memastikan.

"Iya, Pi. Ale emang belanja banyak kemaren." Jawab Ale.

"Alhamdulillah!"

Adit langsung bersujud syukur mendengar perkataan Ale. Ia mengambil ponselnya dari dalam saku celana dan menelpon karyawan yang sempat ia berikan SP 1.

"Ngapain lo?" Tanya Alin.

"Mau ngasih bonus dan naikin gaji karyawan yang kemaren!" Jawab Adit.

"Kok?"

"Iya! Dia gue kasih bonus untuk kerjanya yang tepat untuk ngerinci biaya belanjaan Ale!"

"Lah? Apa hubungannya?" Celetuk Ale.

Ale menatap bingung Adit. Ia langsung berdiri dan duduk disebelah laki-laki paruh baya itu.

"Keajaiban dong! Kapan lagi Bibit Unggul gue bisa hamburin jerih payah gue selama ini! Biasanya, lo kan cuma minta beli PS doang!" Ucap Adit berapi-api.

"Hah?! Papi gak marah?" Tanya Ale bingung.

"Ngapain gue marah? Malah gue merasa berguna sekarang sebagai bapak lo!"

"Kok gitu, Pi?"

"Ya iyalah! Akhirnya lo mau denger dan nurutin perkataan gue yang selama ini lo abaikan!"

Alin hanya diam mendengar perkataan bapak dan anak itu. Ia terus memperhatikan Ale yang berubah drastis dari yang cuek menjadi memperhatikan penampilan.

"Kamu ada masalah, Sayang?" Tanya Alin.

Tubuh Ale menegang mendengar pertanyaan Alin. Ia tersenyum kaku melihat Alin dan menggelengkan kepalanya. "Enggak, Mi."

"Kami.. gak bohong kan?" Tanya Alin sekali lagi.

"Enggak, Mi! Suer terkewer-kewer!"

"Ada yang gangguin lo?"

Ale mengerjapkan matanya mendengar pertanyaan Adit. Ia melambaikan tangannya panik sambil menggelengkan kepalanya.

"Enggak! Ale cuma mau hilangin bosan aja kemaren!" Jawab Ale panik.

"Bosan?" Beo Adit.

"Iya! Ale kan mau ikut Mami sama Papi waktu itu!"

"Yaelah! Gak sabaran banget lo bocah! Yuk lah kita pergi!"

"Pergi apaan! Orang Papi sama Mami udah balik lagi kerumah!"

Adit berdiri. Lalu, ia jongkok didepan Ale dan menyuruh anaknya itu naik keatas punggungnya.

My Ale! (Side Story Of Raka)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang