My Ale! Saranghae! (End)

2.7K 335 42
                                    

Raka menatap dirinya dari pantulan cermin yang ada didalam kamarnya. Ia menghembuskan nafasnya karena harus rela mengantar Ale dan kedua orangtuanya ke bandara hari ini.

"LDR deh gue." Keluh Raka.

Ia berjalan mendekati kasurnya dan mengambil tasnya diatas sana. Lalu, ia berjalan keluar dari dalam kamar menuruni tangga.

"Ara? Kenapa belum siap-siap?" Tanya Raka bingung saat berpas-pasan dengan Ratu.

"Siap-siap? Emang mau kemana, Kak?" Tanya Ratu balik.

"Kan kita mau antar Kak Ale ke bandara."

"Lah? Siapa yang bilang?"

"Papa sama Mama."

"Apaan! Orang Papa sama Mama pergi keluar kota!"

Raka terkejut mendengar perkataan Ratu. Ia langsung mengambil ponselnya dari dalam tas dan menelpon Azka.

"Hallo, Aka."

"Pa, katanya mau nganterin Paul ke bandara. Tapi kenapa Papa sama Mama pergi keluar kota?" Tanya Raka tak sabaran.

"Bisnis Papa lebih penting daripada nganterin itu bapak-bapak prik!"

"Trus, Aka gimana?"

"Minta antar Pak Anto ya."

"Tapi-"

"Aka mau dengerin, Papa?"

"Dengerin apa, Pa?"

Azka pun langsung memberikan Raka masukan. Ia membuat anak sulungnya itu tersenyum dan bersemangat karena ide dan masukkan darinya. Lalu, Raka dengan semangat berlari keluar dari dalam rumah mencari Anto.

"Lah?! Kok, Ara ditinggal?!" Kesal Ratu.

Ratu menginjak-injak lantai karena saking kesalnya. Ia mendengus dan berjalan menaiki tangga menuju kamarnya.

"Dasar bucin! Liat aja kalo Ara punya pacar, pasti bucin Kak Aka bakalan kalah sama bucinan nya Ara! Teriak Ratu sambil membanting pintu kamarnya.

Sementara Raka, ia sudah tidak sabar menemui Ale. Sebelum berangkat, ia mengambil titipan Azka yang ada sama Anto. Melihat apa yang dititipkan oleh Azka, Raka melompat-lompat saking girangnya dengan ide brilian yang direncakan oleh papanya itu.

"Seneng banget, Den?" Tanya Anto.

"Pak! Kenapa Papa pinter banget ya?! Tanya Raka antusias selama diperjalanan.

"Kalo ga pinter, gak mungkin Tuan bisa punya perusahaan besar dan cabang-cabangnya ada dimana-mana, Den."

"Tapi, kenapa pinternya Papa gak nurun ke saya?"

"Bukan gak nurun, Den. Tapi belum."

Raka tersenyum mendengar perkataan Anto. Ia jadi bersemangat ingin menjadi sukses dan pintar seperti Azka dan Adit. Tak lupa, ia juga ingin punya pendamping dimasa depannya yang seperti Widya dan Alin jika karakter mereka digabungkan.

"Udah jelas, Ale mewakili itu semua." Gumam Raka sambil cekikikan.

Anto hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Raka dari kaca spion tengah. Ia tersenyum sendiri karena melihat anak laki-laki remaja itu lagi merasakan kasmaran dengan cinta monyetnya yang sangat ia ketahui jalan cerita mereka dari awal.

"Saya doakan, Tuan dan Non Ale berjodoh." Batin Anto mendoakan.

"Pak, langsung ke bandara aja ya. Ale udah dijalan kebandara katanya." Ucap Raka.

"Baik, Den." Jawab Anto.

Anto memutar balik arah mobilnya yang sudah sampai setengah jalan kerumah Ale. Ia mengambil jalan pintas dan menambah kecepatan karena takut tidak akan terkejar dengan jadwal jam keberangkatan gadis itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 04, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Ale! (Side Story Of Raka)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang