Dikucilkan

2.1K 427 46
                                    

Ale menjadi diam setelah kepergian Alin dan Adit untuk proyek bisnis mereka. Ia memberengut ketika dirinya tidak diajak untuk meninjau lokasi tempat tinggal, dikarenakan lokasinya yang jauh dari kota.

"Nunggu lagi! Lama bet dah!" Kesal Ale.

Ia mengambil sepedanya di garasi dan memilih menggunakan sepeda kesekolah karena dirinya merasa sangat malas berjalan kaki. Padahal, dirinya bisa saja menyuruh supir pribadi yang selalu ia suruh bersantai ria dan berdiam diri saja dirumah untuk menemani Susi dan Dadang.

"Semangat! Cuma beberapa jam aja nebalin kuping gue dari omongan dajjal!"

Ale berteriak sambil menggoes sepedanya keluar dari perkarangan rumah. Ia bersenandung kecil dan sesekali tersenyum menyapa para tetangga yang ingin berangkat kerja. Namun, diujung perumahan, dirinya melihat sekumpulan ibu-ibu yang membeli sayur dan teringat dengan perkataan Loli waktu itu.

"Ini dia ibu-ibu yang cari penyakit." Gumam Ale.

Dengan santai, Ale menjalankan sepedanya mendekati tukang sayur itu. Lalu, ia berteriak sambil menirukan jargon andalan Adit

"OMG, HELLOW!!! HEBOH SEMBRIWING!!!"

Mendengar teriakkan itu, ibu-ibu yang sedang asik bergosip langsung terlonjak kaget. Mereka menatap Ale dengan bingung bercampur rasa kesal.

"Astaga! Kayak anak orang utan!"

"Untung jantung gue gak lepas dari tempatnya!"

"Anak siapa sih?!"

"Hush! Anaknya si Adit!"

"Adit yang ganteng itu?"

"Eh? Iya! Itu anak semata wayangnya Adit!"

"Untung anak Adit, kalo enggak udah gue timpuk pake terong!"

Mendengar perkataan itu, Ale mencebikkan bibirnya. Ia merasa kesal karena ibu-ibu itu malah memuji ketampanan Papinya.

"Dasar ibu-ibu ganjen!" Kesal Ale.

Melanjutkan perjalanannya, Ale memelankan laju sepedanya saat ia sudah sampai didepan gerbang sekolah. Menghembuskan nafasnya, Ale Memilih turun dari sepedanya dan mendorong sepeda itu keparkiran motor guru.

Dari koridor, Tari dan Manda tersenyum melihat Ale membawa sepeda. Mereka berdua akan mengerjai gadis itu nanti dengan mengempeskan ban sepedanya.

"Ri, nanti kita izin sebentar pas jam pelajaran." Ucap Manda.

"Oke! Tapi jangan sampe ketahuan." Jawab Tari.

"Tenang, nanti gue yang jagain. Lo nanti yang ngerjain."

"Baik banget sih temen aku!"

Tari memeluk Manda. Ia tersenyum dengan hati yang berbunga-bunga. Apalagi sejak kejadian Ale dijebak, Raka menjadi dekat dengannya. Dan sedikit lagi, Ale pasti akan benar-benar dijauhi oleh Raka.

"Ri, Raka." Ucap Manda menunjuk Raka.

Tari melihat kedepan gerbang. Ia tersenyum ketika melihat Raka turun dari dalam mobil. Lalu, ia mendengus melihat Ratu yang juga ikut turun sambil menggandeng lengan Raka.

"Samperin Raka, yuk!" Ajak Manda.

"Tapi, ada Ratu." Cicit Tari.

"Gapapa, itung-itung pedekate sama keduanya."

"Tapi, aku malu."

"Kenapa malu? Lo cantik, Tari! Bahkan, Ale aja masih kalah jauh cantiknya sama lo!"

My Ale! (Side Story Of Raka)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang