7

6.5K 475 9
                                    


"Kamu terluka?" Tanya Taeyong yang sudah di dalam mobil bersama pemuda yang Dia tabrak, Sungchan.

"Bisa lajukan mobilnya?" Ucap Sungchan dan Taeyong melajukan mobilnya.

Sungchan melihat ke belakang dan benar saja orang-orang yang mengejarnya tadi masih mencarinya.

Sungchan setidaknya bisa bernafas lega sekarang.

"Om, berhenti di sini saja" ucap Sungchan saat merasa sudah jauh dari lokasi tadi.

"Kenapa? Om akan mengantar mu ke rumah sakit" ucap Taeyong.

"Tidak perlu, sebenarnya Om tidak menabrak ku tadi hanya saja saya terjatuh karena terkejut" jelas Sungchan.

"Kenapa kamu keluar malam-malam seperti ini? bukankah berbahaya?" Ucap Taeyong saat sudah menghentikan mobilnya dan melihat ke arah pemuda di sampingnya itu.

"Habis main dan tadi mendapat masalah sedikit" ucap Sungchan sedikit mengerucutkan bibirnya, Ia jadi teringat Daddy, Daddy pasti akan berucap hal yang sama.

"Kalo begitu terimakasih atas tumpangannya, saya permisi" ucap Sungchan lalu keluar dari mobil Taeyong dan pergi.

Taeyong hanya menatap kepergian pemuda itu entah perasaan apa tapi kenapa Taeyong sehawatir ini pada pria tadi. Atau mungkin karena pria tadi terlihat seumuran dengan Beomgyu.

Di sini mereka gak kenalan yah, jadi Taeyong gak tau itu Sungchan.

.

.

"Bubu" ucap Beomgyu.

"Gyu udah pulang?" Taeyong.

"Kalo Bubu pulang kan Gyu selalu udah di rumah"

"Pantes aja Bubu gak tau kalo kamu kerja"

"Bubu.. jangan bahas lagi" Beomgyu memanyunkan bibirnya.

"Iya, ya udah yah ayo masuk" Taeyong tersenyum lalu merangkul sang putra masuk ke dalam rumah.

"Gimana kerjanya? Cape gak?" Tanya Taeyong.

"Gak terlalu sih Bu, kecuali kalo banyak pelanggan tapi Gyu suka" ucap Beomgyu penuh semangat.

"Kalo Bubu pasti cape yah kerja dari pagi sampe malem" tanya Beomgyu membuat Taeyong menyunggingkan senyuman.

"Enggak Kok, Bubu kan udah Biasa" Jawab Taeyong sambil mengusap puncak kepala sang putra.

"Tapi tetep aja kan? Cape, mana Bubu gak pernah cuti" ucap Beomgyu mulai terlihat sedih.

"Ya udah, kamu udah makan? Atau Mau makan lagi? Bubu masakin" Taeyong mencoba mengalihkan pembicaraan.

"Bubu harus sering ngambil cuti, jangan kerja terus. Jalan-jalan liburan atau kemana gitu? Beomgyu udah gede Bu, Bisa kerja nyari uang sendiri. Bubu sekarang harus mikirin kebahagian Bubu juga jangan cuman mikirin Beomgyu" ucap Beomgyu seolah mengeluarkan isi pikirannya.

"Sayang, Kebahagian Bubu kan ada di kamu" ucap Taeyong mengusap pipi Beomgyu sambil tersenyum.

"Selalu deh, pasti itu jawaban Bubu"

"Kan emang iya, Kamu itu kebahagiaan Bubu" Taeyong memeluk Beomgyu.

Liburan? Gak pernah terfikir kan oleh Taeyong. Jika di beri cuti saja tidak Dia ambil. Yang Dia pikirkan selama ini hanya bekerja untuk Beomgyu.

Tapi ternyata putranya itu sudah dewasa. Keempat putranya sudah tumbuh dewasa. Bagaimana dengan Sungchan? Bayi kecilnya dulu, maafin Mommy Sungchan. Jeno Mark Mommy minta maaf.

Taeyong semakin memeluk Beomgyu, kadang terlintas dalam pikirannya jika Dirinya tidak mempertahankan Beomgyu apa Taeyong akan hidup bahagia dengan Jaehyun dan ketiga putranya tapi memikirkan itu membuatnya sakit.

Putra dalam pelukannya sekarang ini hampir iya hilangkan, Ayahnya menolaknya sebelum Dirinya lahir kedunia. Bagaimana bisa Taeyong juga tega memikirkan hal seperti itu.

Taeyong tidak akan pernah menyesal karena mempertahankan Beomgyu. Mempertahankan putranya, darah dagingnya.

"Bubu menangis? Maafin Gyu kalo Gyu bikin Bubu sedih" ucap Beomgyu.

"Enggak, ini kelilipan tadi" sangkal Taeyong.

"Bohong" ucap Beomgyu membuat Taeyong terkekeh.

"Bubu nangis karena seneng punya anak seperti Beomgyu. Terimakasih karena Beomgyu menjadi anak Bubu dengan segala kekurangan Bubu"

"Bubu apaan sih, Gyu yang seneng karena punya Bubu dan jadi anak Bubu" ucap Beomgyu dengan senyum sumringah membuat Hati Taeyong mencelos.

"Kamu tidak beruntung nak karena menjadi putraku"

"Bubu, mau ice cream"

"Aigoo beruang Bubu mau Ice cream? Malam malam seperti ini?"

"Satu cup aja"

"Gak ada, ini udah terlalu malam untuk ice cream" Taeyong meninggalkan Beomgyu ke kamar.

"Ah Bubuuuu" Beomgyu menyusul Bubunya itu.

.

.

"Jung Sungchan!" Jeno saat masuk ke dalam rumah.

Dia di kabari oleh Kakaknya jika Sungchan sudah pulang.

"Apa sih Jen?"

"Kak, Sungchan mana?"

"Di kamarnya sama Daddy" mendengar itu membuat Jeno langsung menuju kamar Sungchan diikuti Mark.

"Sungchan! Kamu habis dari mana? Habis ngapain?!" Tanya Jeno yang baru masuk ke kamar Sungchan.

"Jen, kenapa sih?" Daddy.

"Tuh tanya anak kesayangan Daddy habis ngapain?"

"Emangnya Sungchan ngapain?" Daddy.

"Ngomong!!!" Bentak Jeno.

"Di suruh ngomong aja gak berani! Gak usah sok nantangin orang!!"

"Ngomong apa sih Lo?" Mark ke Jeno.

"Tuh, habis balapan liar terus bikin lawannya jatoh"

"Orang Jatoh sendiri juga" Jawab Sungchan lirih.

"Masih bisa ngejawab!" Jeno.

Sungchan merebahkan dirinya lalu menarik selimut sampai menutupi kepalanya.

Jaehyun menarik Jeno untuk keluar dari kamar Sungchan.

"Jangan gitu dong sama adek kamu" ucap Jaehyun.

"Daddy tau gak gimana bahayanya? Gimana kalo temen yang Sungchan bikin jatoh gak terima dan ngehajar Sungchan?" Ucap Jeno masih dengan nafas yang naik turun.

"Iya tapi jangan di bentak Adeknya"

"Jeno itu khawatir Dadd.."

"Cerita awal gimana?" Mark yang menyusul keluar.

"Ya itu balapan terus lawannya jatoh, temen-temennya gak terima ngejar Sungchan. Asahi sama Jeongin udah berusaha nyari tapi Sungchan ya gak ketemu cuman motornya yang ketemu"

"Gua sama teman-teman Gua ikut nyari juga gak ketemu untung aja Lo ngabarin kalo tu anak udah pulang" Jeno yang masih antara marah dan khawatir.

"Ya udah, yang penting Sungchan udah pulang dan Dia baik-baik aja" Jaehyun menepuk punggung Jeno supaya putranya itu lebih tenang.

"Motor Sungchan ada di Jeno" ucap Jeno.


✅ Why? -Jungfam-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang