14

6.1K 513 15
                                    

Mark akhirnya tidak pergi ke kantor setelah menangis bersama sang Mommy.

Bohong jika Mark tidak merindukan Mommynya, Bohong kalo Mark tidak berharap saat Daddynya bilang kalo Dia melihat Mommnya dan berusaha mencarinya.

Tapi entah kenapa saat melihat sang Mommy, Mark jadi bingung harus berbuat apa? Kesal pasti, Marah juga iya. Marah Karena Mommynya itu pergi meninggalkannya, meninggalkan Mark dan kedua Adeknya selama hampir 20 tahun dan entah hilang kemana tanpa kabar.

"Jadi Mommy selama ini kemana?" Tanya Mark.

"Mommy beberapa kali pindah kota bahkan keluar pulau, karena tuntutan pekerjaan" jelas Taeyong.

"Mommy bekerja?" Tanya Mark.

"Mommy pindah ke sini juga karena pekerjaan" ucap Taeyong.

"Berati kalo bukan karena pekerjaan, Mommy gak akan pindah ke sini? Mommy gak akan kembali ke sini?" Tanya Mark dengan nada suara yang lebih pelan.

"Bukan begitu Mark, Mommy harus bekerja untuk Beomgyu. Untuk kebutuhan hidup Mommy dan Beomgyu bukan berati Mommy gak mau ketemu kalian" Taeyong mengusap puncak kepala Mark.

"Beomgyu yah" ucap Mark lirih bahkan Taeyong mungkin tidak akan mendengarnya lalu Mark menundukkan kepalanya dan tersenyum miris.

"Maafin Mommy karena ninggalin Kamu Jeno dan Sungchan. Jeno pasti benci sama Mommy"

"Bohong Mom kalo Mark bilang gak marah gak benci, Tapi Mark kangen sama Mommy. Mark selalu berharap Mommy akan kembali dan menemui Mark entah itu kapan"

"Untuk Jeno, nanti Mark coba ngobrol sama Dia. Dia orangnya gengsian soalnya"

.

.

Beomgyu ragu ingin masuk ke dalam rumah, rumah besar milik sang Daddy.

Sampai suara Bubu menginterupsi nya.

"Beomgyu" panggil Taeyong saat melihat sang putra sedang berdiri di luar pintu.

"Bubu, kenapa keluar?" Beomgyu mencoba bersikap biasa saja.

"Bubu menunggumu, karena kamu gak pulang-pulang. Ini udah terlalu malem" Taeyong meraih tangan sang putra.

"Maaf"

"Ya udah, ayo masuk" Bubu merangkul Beomgyu untuk masuk ke dalam rumah.

"Udah makan malam? Atau mau Bubu masakin?" Tanya Taeyong.

"Udah Bu, Gyu mau langsung istirahat aja"

"Yaudah, tidur yang nyenyak ya sayang" ucap Taeyong mengecup puncak kepala Beomgyu sebelum sang anak naik ke kamarnya.

Beomgyu masuk kedalam kamar lalu menjatuhkan tubuhnya di ranjang. Memejamkan matanya dan menarik nafasnya dalam sebelum menghembuskan nya.

Sekarang Dia sedang menatap langit-langit ruangan yang menjadi kamarnya sekarang ini.





"Aku menunggumu di kamar kenapa malah di sini?" Tanya Jaehyun menghampiri Taeyong yang masih di lantai bawah.

"Beomgyu belum pulang?" Tanya Jaehyun karena tadi Taeyong keluar kamar dan bilang ingin mengecek Beomgyu apa sudah pulang atau belum.

"Udah kok Jae"

"Terus?"

"Jeno belum pulang yah?" Tanya Taeyong.

Mark dan Sungchan soalnya sudah berada di rumah, Mark yang tidak kemana-mana dan Sungchan sepulang kuliah langsung kembali ke rumah dan gak pergi lagi lalu Beomgyu yang baru pulang.

"Baru jam segini, nanti juga pulang" ucap Jaehyun.

"Apa gak kemaleman?"

"Jeno udah biasa main sampai malem"

"Sering?"

"Setiap hari"

Helaan nafas terdengar di telinga Jaehyun.

"Jeno bukan anak kecil lagi sayang, Dia udah dewasa nanti Dia pasti pulang kok, kita ke kamar aja ini udah malam" ajak Jaehyun dan Taeyong akhirnya menurut. Lagipula Dia masih baru di rumah ini dan Belum tau kebiasaan penghuni rumah ini meskipun mereka adalah putra-putranya.


Sudah tengah malam lewat, Jaehyun bahkan sudah tidur dengan pulas di samping Taeyong tapi Taeyong belum mengantuk.

Taeyong mencoba bangun perlahan dari ranjang, menyingkirkan tangan Jaehyun yang berada di atas perutnya .

Dia berjalan keluar dari kamar untuk memastikan Jeno sudah pulang atau belum.

Lampu lantai bawah masih menyala, kata Jaehyun jika Jeno sudah pulang pasti lampu lantai bawah akan Jeno matikan.

Taeyong turun ke lantai bawah dan Dia melihat jika Jeno sedang berbaring di sofa ruang tengah. Saat Taeyong mendekat ternyata Jeno bukan hanya berbaring tapi Dia memejamkan matanya.

"Jeno" panggil Taeyong pelan dan tidak ada respon.

"Jeno, kamu kenapa tidur di sini?" Tanya Taeyong lagi dan tidak mendapat respon juga.

Taeyong menumpukan lututnya di samping sofa, mengusap ke atas rambut Jeno yang menutupi dahi lalu memandang wajah putranya yang sudah tumbuh dewasa.

Taeyong menumpukan lututnya di samping sofa, mengusap ke atas rambut Jeno yang menutupi dahi lalu memandang wajah putranya yang sudah tumbuh dewasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Putranya itu sudah tumbuh dengan baik sama seperti Mark dan Sungchan.

Jeno pasti sangat membencinya, karena Taeyong pergi meninggalkan Dia begitu saja, tanpa pamit dan dalam jangka waktu yang sangat lama sekali.

"Tidak masalah jika kamu masih membenci Mommy Jen, Mommy masih tetap menyayangimu" ucap Taeyong lirih.

Taeyong mengusap pipi Jeno mencoba membangunkan sang putra.

"Jeno, jangan tidur di sini sayang. Nanti badannya sakit-sakit" ucap Mommy dan mendapat respon dari empunya badan.

Jeno menggeliat sebelum membuka matanya, menyesuaikan cahanya yang masuk ke mata lalu tatapannya dan Taeyong bertemu.

"Pindah ke kamar yah" ucap Taeyong tapi tidak mendapat respon dari Jeno dan Jeno malah memejamkan matanya lagi sebelum akhirnya membuka mata dan menepis tangan Taeyong lalu dirinya duduk dan berjalan pergi ke arah kamarnya dan meninggalkan Taeyong yang hanya menatap sendu kepergian Jeno.

Di sisi lain ada seseorang yang melihat itu dari lantai atas hanya diam sebelum akhirnya memilih untuk kembali ke kamarnya.





✅ Why? -Jungfam-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang