16

6.4K 546 84
                                    

"Makasih K-kak" ucap Beomgyu saat turun dari motor Sungchan.

"Nanti pulang bareng"

"Tapi-"

"Gak ada penolakan" ucap Sungchan lalu berjalan pergi.

Beomgyu hanya menggembungkan pipinya menatap kepergian 'Kakaknya' itu.

.

.

"Beruang ku" Beomgyu yang baru selesai kelas langsung di sambut sama Ryujin.

"Ryujin" ucap Beomgyu dan Ryujin hanya menyengir.

"Ayo ke kantin sambil ngobrol sebelum Gua masuk kelas" Ryujin langsung menarik tangan Beomgyu begitu saja.

Setelah mendengarkan ocehan Ryujin yang cukup panjang, akhirnya mereka berpisah karena Ryujin ada kelas dan Beomgyu akan pergi ke cafe untuk bekerja.

Namun sebelum keluar dari kampus sebuah motor menghentikan jalannya, siapa lagi jika bukan Sungchan.

"Kan Gua udah bilang buat pulang bareng" ucapnya dan itu Sungchan.

"Emang Kakak gak ada kelas lagi?" Tanya Beomgyu.

"Enggak, Ayo naik"

"Tapi Kak"

"Ayo" paksa Sungchan akhirnya Beomgyu menurut.

Mereka pergi ke toko helm, seperti yang Sungchan ucapkan tadi pagi kalo Dia akan membelikan Beomgyu helm. Karena Beomgyu tidak tau harus beli yang mana terlebih itu semua sangat mahal akhirnya Sungchan yang memilihkannya, memilih yang paling cocok untuk Beomgyu.

"Nanti uangnya Gyu ganti ya Kak" ucap Beomgyu membuat Sungchan tertawa.

"Gak usah" ucap Sungchan.

"Ini helm kamu sekarang, kalo kamu pas pergi naik motor sama siapa pakai aja atau mau beli motornya sekalian" ucap Sungchan dengan mudahnya membuat Beomgyu langsung menggelengkan kepala.

"E-enggak, Gyu gak bisa bawa motor" ucap Beomgyu.

"Oh terus bisanya apa? Mobil?"

"Sepeda" ucap Beomgyu dengan polosnya membuat entah reflek dari mana Sungchan mengusap kepala Beomgyu.

"Ya udah next time beli sepeda aja" ucap Sungchan.

Ternyata Kakaknya itu membeo juga seperti Ryujin, itu yang Beomgyu pikirkan karena Sungchan cukup banyak bicara dan tidak membuat Beomgyu canggung.

"Habis ini mau kemana? Pulang?" Tanya Sungchan.

"Enggak sih Kak, Beomgyu masih ada urusan"

"Mau kakak anter?" Ucap Sungchan yang kadang masih tidak percaya menyebut dirinya Kakak, tapi Dia suka.

"Kayaknya gak usah deh Kak, soalnya tempatnya deket sini" ucap Beomgyu.

"Yaudah, helemnya Kakak bawa pulang nanti kamu tanya ke Mommy aja di rumah" ucap Sungchan dan Beomgyu mengangguk.

Setelah hari itu bisa di bilang hubungan Sungchan dan Beomgyu semakin dekat dan sudah tidak terlalu canggung walaupun masih agak aneh untuk Beomgyu tapi dia sudah mulai terbiasa dengan sikap Sungchan.

Kalau dengan Jeno masih sama, tidak pernah ada interaksi dan untuk sang kakak tertua Mark juga sama karena mereka jarang sekali bertemu.

Daddy? Entah lah, Hanya sapaan kecil.

Apakah hubungan Ayah dan Anak yang tidak pernah bertemu dari anak itu lahir sampai se dewasa ini seperti itu? Beomgyu tidak tau. Hanya saja Beomgyu pikir tidak ada yang istimewa dan biasa saja.

Tidak ada pelukan ataupun tangisan seperti di drama-drama. Yah mungkin saja memang seperti ini. Beomgyu saja yang terlalu berharap berlebihan.

Sampai suatu hari ketika Beomgyu mendengar yang mungkin seharusnya Ia dengar atau malah sebaiknya tidak ia dengar tenang Dia dan keluarganya.

"Harus bersikap seperti apa?!"

"Kakak mau Jeno bersikap baik pada penyebab utama keluarga kita hancur? Penyebab Mommy meninggalkan kita selama hampir 20 tahun Kak!"

"Jeno!"

"Kalo misalkan Mommy lebih memilih menggugurkannya seperti permintaan Daddy sudah pasti kita bertiga akan hidup dengan keluarga yang lengkap dengan Mommy dan Daddy!"

"Kakak tau itu kan, penyebab Mommy pergi adalah anak itu. Daddy bahkan tidak pernah menginginkannya!"

"Jeno stop!!"

Ucapan itu masih terngiang di pikiran Beomgyu. Dia adalah penyebab perpisahan Kedua orangtuanya, penyebab penderitaan yang ketiga Kakaknya alami bahkan Bubu juga menderita selama ini.

Alasan kenapa Bang Jeno tidak menyukai dirinya sejak awal adalah ini dan alasan Daddy seperti tidak bahagia saat melihatnya adalah Daddy tidak pernah menginginkan kelahirannya lalu keberadaanya lah yang membuat Bubu meninggalkan Daddy.

"Jadi seperti ini rasanya di peluk Mommy" ucapan Sungchan saat itu terngiang di pikiran Beomgyu.
Kakaknya tidak pernah merasakan pelukan Bubu dan itu salahnya.

Melihat bagaimana jika Daddy Bubu dan ketiga Kakaknya sedang mengobrol bersama namun akan hening saat dirinya muncul membuat semakin jelas kalo Ia hanya pengganggu, pengganggu kebahagiaan kedua orangtuanya dan juga ketiga Kakaknya.

.

.

"Gyu berangkat duluan yah" ucap Beomgyu.

"Kenapa gak sama Kakak kamu aja kaya biasa?" Tanya Bubu.

"Ada urusan Bu, Gyu berangkat sendiri aja" ucap Beomgyu.

"Ya udah jangan lupa beli sarapan yah" ucap Bubu dan tangannya terulur ingin mengusap rambut sang putra namun Beomgyu seakan menghindar.

"Iya Bu, Gyu pergi dulu" ucap Beomgyu berlalu pergi.

Maaf Bu, sebisa mungkin Gyu akan mulai menjauh dari kalian. Bubu harus bahagia sekarang dengan keluarga Bubu. Sudah cukup Bubu menderita dengan Beomgyu.

"Beomgyu belum turun Bu?" Tanya Sungchan.

"Oh iya sayang, Beomgyu udah pergi duluan mungkin mau ke perpus dulu" ucap Taeyong.

"Kenapa gak nunggu Sungchan aja?"

"Ya biarin aja kenapa sih!" Jeno.

"Abang tuh gak di ajak ngobrol" Sungchan ke Jeno.

"Ada apa lagi sih kalian berdua" Daddy yang baru turun.

"Biasa Dad, Abang nyari masalah" Sungchan.

"Enak aja" Jeno.

"Terusin aja" Mark.

"Udah sarapan, nanti malah kesiangan" Mommy.


____

Kasian Beomgyu.

Author Nya jahat yah 🙁

See You next week

✅ Why? -Jungfam-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang