29

6.3K 587 95
                                    


Mark membuka pintu kamar Beomgyu pelan sebelum Ia masuk ke kamarnya.

Taeyong juga tadi sebelum masuk ke kamar melihat sang putra dahulu namun itu 2 jam yang lalu.

Saat pintu terbuka ternyata Beomgyu sedang duduk di tepi ranjang sambil memegangi kedua pinggangnya.

"Gyu"

"Oh Kak"

"Kenapa bangun?"

"Ahh, tadi habis ke toilet"

"Yaudah istirahat lagi" ucap Mark menyuruh Beomgyu untuk berbaring lagi.

Mark memegang dahi Beomgyu dan masih panas.

"Suhu kamu masih tinggi" ucap Mark menarik selimut Beomgyu.

"Kakak belum tidur?"

"Ini mau tidur, kamu pakai kompres penurun panas aja yah?" Ucap Mark berjalan keluar dan tidak lama Ia kembali.

Ia membuka bungkus kompres penurun panas lalu menempelkan di dahi Beomgyu.

"Sungchan udah biasa pakai ini jadi mungkin kamu bisa cepet sembuh juga kalau pakai ini" ucap Mark.

"Makasih Kak" ucap Beomgyu.

"Iya, Yaudah sekarang tidur lagi. Kakak juga mau tidur" ucap Mark berjalan keluar dari kamar Beomgyu.

Beomgyu mendudukan dirinya lagi karena merasa mual sebelum Ia akhirnya buru-buru berlari ke kamar mandi lagi.

Ia membersihkan bibirnya lalu menatap dirinya di depan cermin sebelum akhirnya menghembuskan nafas dan kembali ke kamar.

.

.

Paginya Taeyong masuk ke kamar Beomgyu untuk mengecek keadaan sang putra kembali namun ternyata Beomgyu tidak ada di kamar dan baru keluar dari kamar mandi.

"Bubu"

Taeyong menyerngitkan dahinya berjalan menghampiri sang putra.

"Siapa yang makein?" Tanya Taeyong memegang kompres di dahi Beomgyu.

"Oh ini, Kak Mark semalam. Udah bisa di lepas gak sih Bu?"

"Dari semalam kan?" Tanya Taeyong dan Beomgyu mengangguk.

"Yaudah lepas aja, kalau kamu gak nyaman pakai kaya gitu kenapa gak di lepas aja?" Tanya Taeyong membantu Beomgyu melepasnya dan Beomgyu hanya memundurkan bibirnya membuat Taeyong mengusap puncak kepala sang putra.

"Udah turun demamnya tapi hari ini jangan kuliah dulu ya" ucap Taeyong.

"Iya Bu" ucap Beomgyu.









"Lah Lo lagi.. Lo lagi" ucap Ryujin saat melihat Sungchan.

"Heh, ini rumah Gua harusnya Gua yang bilang gitu" Sungchan dan membuat Ryujin hanya menyengir tidak bersalah.

Ryujin datang ke rumah saat Ia menghubungi Beomgyu dan ternyata Beomgyu tidak berangkat karena kurang enak badan.

"Sana keluar, ganggu me time Gua sama Beomgyu" usir Ryujin.

"Dih, Dia adek Gua. Lo yang sana keluar ganggu Beomgyu istirahat" Sungchan tidak mau kalah.

"Emm kenapa gak keluar dua-duanya aja" ucap Beomgyu.

"Ya!" Sungchan dan Ryujin bersamaan membuat Beomgyu terkekeh.

"Sungchan katanya mau makan" ucap Taeyong yang menghampiri sang putra.

"Tuh Kakak mau makan kan" ucap Beomgyu.

"Awas Lo" ucap Sungchan menunjuk Ryujin dan Ryujin hanya menjulurkan lidahnya.

"Kalian berdua ini, udah Ayo" Taeyong menarik tangan sang putra untuk keluar kamar.

"Kayaknya Sungchan nerima Lo sih  Gyu" ucap Ryujin.

"Iya, Kakak Mark juga udah mulai nunjukin perhatiannya" ucap Beomgyu membuat Ryujin ikut seneng.

"Tandanya tinggal Bang Jeno" Ryujin.

"Ini udah cukup Kok... Lebih dari cukup"

"Mendapat perhatian dari kedua Kakak itu gak pernah terlintas di pikiran, ternyata rasanya seperti ini"

"Huhh, Gua mau bersyukur karena punya kakak lebih dulu dari Lo tapi Kakak Gua juga nyebelin" ucap Ryujin.

"Tapi Kak Haechan kelihatanya baik"

"Dia itu ngeselin banget kalau Lo mau tau ya Gyu astaga, Harusnya Gua request sama Tuhan minta Kakak yang setidaknya di beri sedikit hati nurani" Beomgyu terkekeh mendengar itu.

Ryujin hanya ingin membuat Beomgyu tertawa, Haechan cukup baik untuk jadi kakak sambung kok.

"Yang penting Lo di sini baik-baik aja, jangan perduliin Bang Jeno ataupun Daddy Lo. Lo masih punya Bubu Kak Mark bahkan si nyebelin Sungchan jangan lupa ada Gua juga meskipun Gak ada di rumah ini tapi Lo bisa nyari Gua kapan pun dan di mana pun" ucap Ryujin dengan percaya diri.

.

.

"Mas, Aku tau kamu belum bisa nerima Beomgyu kan?" Tanya Taeyong.

"Kamu ngomong apa sih?"

"Aku ngerasain itu Mas. Kamu masih ngejaga jarak sama Beomgyu meskipun gak terlihat tapi Aku ngerasain itu" ucap Taeyong.

"Aku masih kesal karena Dia kamu ninggalin Aku dan anak-anak"

"Mas, kamu tau kan kalau Aku pergi bukan hanya karena mertahanin Beomgyu" ucap Taeyong menatap Jaehyun.

"Aku tau dan Aku minta maaf, Aku salah tapi-"

"Lebih baik kita jangan terusin obrolan ini" Taeyong menghentikan Jaehyun, meskipun sudah sangat lama tapi jika Jaehyun mengungkitnya lagi Taeyong akan merasakan rasa sakit itu lagi.

"Aku cuman mau kamu jangan nunjukin itu ke Beomgyu, bisakah kamu memperlakukannya sama seperti kamu memperlakukan kakak-kakaknya?"

"Akan ku coba" ucap Jaehyun membawa Taeyong kedalam pelukannya.

"Jangan marah lagi dan jangan pergi lagi. Aku akan melakukan apapun yang kamu mau"

"Menyayangi Beomgyu bukan itu keinginanku yang harus kamu turutin Mas tapi itu memang yang harus kamu lakukan, Beomgyu juga putramu, putra kita. Dia sama seperti Mark Jeno dan Sungchan. Dia darah dagingmu juga" Jelas Taeyong.

"Aku akan terus mencobanya sayang, Aku minta maaf jika ini menyakiti hatimu"

Perpisahan Jaehyun dan Taeyong dulu bukan hanya karena Kehamilan Taeyong yang mengandung seorang anak laki-laki tapi masih ada hal lain yang akhirnya Taeyong setega itu pergi meninggalkan ketiga putranya.




___


See you 2 Minggu kedepan.

Author mau pulkam besok dan
Cerita ini author belum ngetik lagi, tinggal berapa draft tersisa.

Mau pulkam tapi gak semangat, kaya gak ada tujuan pasti padahal tujuan jelas. Lebaran pertama tanpa Mama gini yah rasanya semoga pas hari H Masih semangat.

Minal aidzin wal faizin semua mohon maaf lahir dan batin. Sampai bertemu kembali 👋




✅ Why? -Jungfam-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang