30

6.7K 598 101
                                    



Hai

Malam

🙂

Author update kembali tapi kemalaman yahh?

Masih di rumah nih, belum balik kerja jadi belum ngetik lagi di gangguin keponakan mulu buat nonton.

Bismillah aja ya.

.

.


"Lama tidak bertemu" ucap Sohee memeluk Taeyong.

"Aku pikir kita tidak akan bertemu kembali terlebih saat Aku dan Ryujin pindah karena menikah dengan Johnny" Sohee.

"Tapi ternyata kita semakin dekat kan?" Taeyong.

"Bagaimana keadaanmu?" Tanya Sohee.

"Baik, Beomgyu juga baik"

"Yahh Ryujin setiap hari bercerita soal Beomgyu, oh ya Beomgyu udah sembuh?"

"Udah, ya demam ketularan Kakaknya. Tapi udah sembuh udah kuliah lagi"

Sohee dan Taeyong bertemu di acara perusahaan karena menemani suami masing-masing.

"Pasti Beomgyu senang karena keluarganya utuh" ucap Sohee ingin melihat reaksi Taeyong.

"Tentu, terlebih mempunyai 3 kakak. Hanya saja Dia belum terbiasa karena biasanya kita tinggal berdua" jelas Taeyong sambil tersenyum.

Sohee mengurungkan niatnya untuk mengungkit soal Beomgyu dan yang Ryujin ceritakan padanya. Johnny juga hanya saat itu saja berbicara dengan Jaehyun.

Ini bukan area mereka. Tidak baik jika Johnny dan Sohee terlalu ikut campur urusan Jaehyun dan Taeyong apalagi mereka baru saja bertemu.

Johnny juga meyakinkan sang istri kalau Jaehyun pasti akan menerima Beomgyu karena Jaehyun saja bisa se sayang itu pada Sungchan padahal dulu Ia pernah menolaknya.

.

.


"Sebenarnya kamu dari mana? Pergi dengan Ryujin atau kemana? Kenapa kamu beberapa hari ini selalu pulang malam padahal kamu udah gak kerja di tempat Yeonjun kan?" Taeyong pada Beomgyu.

"Maaf Bu"

"Kamu dari mana?" Tanya Taeyong.

"Beomgyu" panggil Taeyong saat Beomgyu hanya menundukkan wajahnya.

"Udah sayang, Beomgyu masuk kamar" ucap Jaehyun.

"Tunggu, Bubu belum selesai"

"Sayang udah" Jaehyun mencoba menghentikan Taeyong.

"Aku hanya ingin tau Beomgyu kemana?" Taeyong menatap Jaehyun.

"Iya, tapi gak dengan memaksa seperti ini. Beomgyu terlihat seperti Jeno yang gak suka di paksa seperti ini" Jaehyun memeluk Taeyong mencoba menenangkannya.

Hayoo bingung kan kalian sama sikap bapak Jae, sama author juga 🤭.









Pintu kamar Beomgyu di ketuk dan Beomgyu membukanya.

Gyu pikir itu Bubu namun ternyata Daddynya. Wait Daddy jae?.

"Oh, Da-daddy" ucap Beomgyu.

"Bisa kita bicara?" Ucap Jaehyun.

Mereka masuk ke kamar Beomgyu akhirnya.

"Saya tidak tau kamu sebenarnya dari mana atau apa yang kamu lakukan di luar sana tapi bisakah kamu menjaga perasaan Taeyong? Dia menghawatirkan mu karena tidak ada kabar dan tidak tau kamu ada di mana. Saya benarnya tidak ingin perduli tapi bisakah kamu tidak bersikap seenaknya?"

"Mungkin kamu tau jika saya memang tidak mengharapkan kehadiranmu tapi bisakah kita bekerja sama untuk kebahagiaan Taeyong?"

"Jagalah sikapmu siapa tau bisa membuat saya menerimamu" ucap Jaehyun.

"Mulai besok berpamitan jika ingin pergi jangan seenaknya" ucap Jaehyun sebelum akhirnya Ia keluar dari kamar Beomgyu.

Beomgyu tersenyum miris.
Taeyong? Nama yang di sebut oleh pria yang ber setatus Daddynya itu adalah Bubunya, orang yang melahirkan Beomgyu dan orang yang selama 18 tahun ini hidup dengan Beomgyu.

Namun pria itu berbicara seolah Bubunya itu bukan lah siapa-siapa Beomgyu.

"Sebegitu benci Daddy sama Gyu yah?" Ucap Beomgyu pada dirinya sendiri.





"Daddy dari kamar Beomgyu?" Tanya Mark menyelidik.

"Iya, Bubu habis memarahinya karena beberapa hari ini pulang malam dan gak tau kemana jadi Daddy hanya mengajaknya berbicara" ucap Jaehyun.

"Sudah malam istirahatlah" ucap Jaehyun berlalu ke kamarnya.

Mark menatap kepergian Daddynya sebelum berjalan ke kamar Beomgyu.

Mark berjalan ke kamar Beomgyu dan langsung masuk melihat Beomgyu yang duduk di kursi menatap terkejut ke arah Mark.

"Kakak mengagetkanmu?" Tanya Mark.

"Sedikit, ada apa kak?" Tanya Beomgyu.

"Mau ikut keluar?" Tanya Mark membuat Beomgyu menaikan satu alisnya.







"Kakak udah lama gak bawa motor, mau panasin motor aja" ucap Mark.

"Nanti kalau Bubu nyariin gimana?" Tanya Beomgyu yang membonceng Mark.

"Itu jadi urusan Kakak"

"Tapi-"

"Kamu habis di marahin bubu yah?" Tanya Mark namun tidak mendapat jawaban dari Beomgyu.

Mark memilih menepikan motornya, lagipula ini sudah malam dan jalanan juga sudah sepi.

"Kenapa?" Tanya Mark.

"Enggak kenapa-kenapa kok Kak" Beomgyu.

"Daddy bilang kamu selalu pulang malam dan gak ada kabar. Kamu dari mana emangnya?"

"Enggak dari mana-mana kak, cuman ngerjain tugas aja" Beomgyu.

"Dimana?"

"Di- emmm"

Mark melihat wajah bingung Beomgyu pasti Adeknya itu berbohong.

"Jangan gitu lagi, Bubu marah pasti karena khawatir ke kamu" Mark tidak ingin menekan Beomgyu dan membuat Beomgyu tidak nyaman.

"Kakak udah pernah bilang kalau ada apa-apa cerita sama Kakak, sekarang kamu juga Adeknya Kakak bukan hanya Jeno dan Sungchan" ucap Mark namun sepertinya Beomgyu tidak ingin meresponnya.

"Yaudah ayo pulang, semakin dingin kayaknya" ajak Mark.

Masih belum terbiasa untuk Beomgyu bercerita atau malah bergantung pada orang lain meskipun itu kakaknya. Selama ini Beomgyu selalu sendiri, menyimpan apapun sendiri tanpa berbagi pada siapapun. Terkecuali Ryujin, mungkin.



Sesampainya mereka di rumah ternyata mereka berpapasan dengan Jeno.

"Dari mana?" Tanya Jeno.

"Manasin motor" Mark.

"Sama Dia?" Tanya Jeno.

"Beomgyu masuk, udah malem besok kuliah" ucap Mark dan Beomgyu akhirnya berjalan masuk meninggalkan kedua kakaknya.

"Kak"

"Apa sih Jen, Manasin motor biar ada temen"

"Kan bisa nunggu Jeno kalau gak ajak Sungchan"

"Nunggu Lo gak tau pulang jam berapa, pas aja Beomgyu keluar kamar tadi" Mark beralasan soalnya Dia masih belum bisa gamblang di depan Jeno kalau sudah menerima Beomgyu bahkan berpihak pada Beomgyu.

"Udah malem masuk, besok kuliah" Mark merangkul Jeno untuk masuk ke dalam rumah.






✅ Why? -Jungfam-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang