Jarak antara sekolah dengan kediaman Melisa tidak terlalu jauh, sehingga mereka hanya membutuhkan waktu sekitar 20 menit menuju ke rumah Melisa
Sesampainya di gerbang rumah Melisa
"Udah sampai buruan turun" ucap Jordan
"Ck sabar. Nih helm nya" jawab Melisa sambil menyodorkan helm ke Jordan
"Btw makasih ya"lanjutnya
"Y" jawab Jordan dingin
"Dih sok cool banget jadi cowok" sindir Melisa
"Emang gua cool" jawab Jordan dengan pd nya
"Huek jijik" ucap Melisa mau muntah
"Ati-ati ya, nanti demen Lo sama gue" Jordan sambil mengukir pola abstrak dengan jarinya
"Hah?! Gue tertarik sama elo,gak mungkin!!" Jawab Melisa
"Halah, gini-gini aja gua banyak yang mau tau"
"Pasti yang suka elo kurang kerjaan" sindir Melisa
"ELO!!!"kesal Jordan
"Udah sana pergi. Ngapain masih disini" usir Melisa
"Lo ngusir gue gitu,gak sopan banget dah jadi cewek,gak heran kalau gak ada yang mau sama elo" sindir balik Jordan
"udah sana cepetan pergi" usirnya lagi
"Ya elah santai kali"jawab Jordan sambil memakai kembali helm-nya dan bersiap untuk meninggalkan tempat itu
"Tau gini gak mau gue numpangin Lo" lanjutnya dengan nada lirih tapi masih bisa di dengar oleh Melisa
"APA LO BILANG!!!!" Melisa menahan amarahnya
"There isn't any" jawab Jordan dan langsung pergi
"JORDAN AWAS LO BESOK DI SEKOLAH!!!!"teriak Melisa sampai ibunya yang di dalam rumah mendengar dan keluar
"Astaga Melisa kamu ngapain teriak-teriak di depan gerbang hah!?" Hentak Arum ibu dari Melisa
"Eh mama ga ada kok ma" jawab Melisa cengar-cengir
"ya udah cepetan masuk"
"Ehehe iya ma"
"Melisa gak baik teriak-teriak seperti itu, apa lagi kamu perempuan. Gak sopan" tutur perempuan berusia 35 tahun itu
"Maaf ma"
"cepetan sana ganti baju lalu temui mama di ruang kerja papa" perintah Arum
"Iya ma, sebentar" Melisa menjawab dengan pandangan kebawah
"SEKARANG!!!" Bentaknya lagi
"Iya iya" Melisa langsung berlari ke kamarnya untuk menganti bajunya
Setelah beberapa saat Melisa pun ke ruangan yang telah ibunya sebutkan tadi
Tok...tok...tok..
"Masuk"jawaban dari dalam ruangan
"Permisi"salam Melisa
"Duduk sana"perintah Arum
Tanpa sepatah kata pun Melisa langsung duduk di sofa yang sudah ada diruangan tersebut
Hening beberapa saat tidak ada yang berani membuka suara
"Mama mau ngomong sama kamu" Arum membuka suara terlebih dahulu
"Ngomong apa mah kok serius banget kayaknya" sahut Melisa penasaran
"Kamu kan satu-satunya anak mama dan papa, sebagai pewaris sah saham perusahaan *Lavendra grup* sudah menjadi kewajiban sebagai pewaris saham kamu harus mau menikah dengan dengan orang yang sudah mama dan papa pilih dengan kata lain kamu harus mau dijodohkan" jelas Arum panjang lebar
"APA AKU MAU DIJODOHKAN?!!!" Melisa menjawabnya dengan nada tinggi
//BRAK
Arum memukul meja agak keras"Dimana sopan santun kamu!!"bentaknya
Melisa tidak menjawabnya
"Tapi aku gak mau ya kalo calon suami aku jelek atau gak seumuran!!"protes Melisa
"Tenang mama bisa jamin kalo kamu bakalan suka sam dia"
"Besok jam 19.35wib kita sekeluarga bakalan makan malam sama calon suami kamu" lanjut Arum
"Besok apa gak kecepatan ma? Aku masih sekolah loh?!" Melisa terkejut pasalnya ini masih awal semester ia masuk ke kelas 12
"Kan nikahnya setelah kamu lulus gimana sih"
"Langsung gitu mah?"jawab Melisa polos
"Iya sekalian besok!!!" Arum menanggapinya dengan kesal pasalnya anaknya ini tipe orang yang lemot kok bisa ya jadi ketua OSIS di sekolahnya
"Mama bisa aja" jawab Melisa sambil cengar-cengir
Arum hanya bisa berkata sabar didalam hati
"Udah sana masuk kamar"
"Iya mah, selamat malam"
Setelah mengucapkan salam Melisa pergi ke kamarnya
*****
Perkataan mamanya itu masih terngiang-ngiang di benaknya, lantaran ia harus menerima perjodohan itu dengan perasaan yang sedikit terpaksa. Dan hal itu menjadikan Melisa sulit untuk tidur di malam hari, karena perkataan itu masih saja terngiang-ngiang di pikiran Melisa.
Di malam hari yang sunyi ini. Seketika Melisa mengingat kejadian dimana ia pulang sekolah diantar oleh Jordan.
"Ihh kok gue jadi inget gini ya sama kejadian tadi, itu mimpi atau nggak si anjirr bisa-bisa gue pulang bareng sama dia" seraya menepuk kedua pipi miliknya, seakan-akan ini mimpi atau tidak.
"Lah kok jadi mikirin Jordan gini si"Dan waktu sudah menunjukkan pukul 22.15, tiba-tiba ponselnya pun berbunyi, dan ternyata itu adalah Jordan.
POV ( WhatsApp dari Jordan)
"Woii udah jam segini Lo masih belum tidur juga, pasti Lo lagi mikirin gue ya, karena Lo pulang bareng sama gue kan tadi"
"Idih sok tau banget lo, ogah banget gue mikirin orang kaya Lo" balas Melisa
"Udah deh sana tidur aja, jangan mikirin gue mulu"
"Siapa yang mikirin lu gr banget jadi orang"
"Yaudah sana lu tidur aja, ketos kok begadang"
"Dan satu lagi jangan sampe lu mimpiin gue ya, nanti gue juga nggak bisa tidur nih". Imbuhnya.Dan chat itu pun hanya diread oleh Melisa.Beberapa detik kemudian Melisa pun merebahkan tubuhnya di atas kasur miliknya. Dengan pikirannya masih memikirkan perkataan Mamanya tentang perjodohan itu. Dan sudah beberapa kali melisa mencoba untuk tidur, dan akhirnya ia tertidur juga.
Bersambung...........
KAMU SEDANG MEMBACA
My bad boy?
Teen FictionMelisa Lavendra yang nota bate nya sebagai ketua OSIS malah dijodohkan dengan Brandalan disekolahnya? Apa yang akan terjadi...? Jika anda penasaran silahkan dibaca...:) "semua alur ini murni pemikiran sendiri bukan menjiplak atau pun plagiat cerita...