BAB 33

26 21 11
                                    

Keesokan harinya Melisa bangun dengan keadaan kacau, lingkaran hitam di bawah matanya ditambah bengkak dan jangan lupakan pipi serta hidung yang memerah.

Semalam dia tidak bisa tidur sibuk menangisi nasibnya.

Seperti biasa Melisa tengah bengong di atas kasur big size-nya dan mengusap wajahnya. Melisa menghela nafas "apa yang harus gue lakuin"

****

Pagi ini Melisa pergi ke sekolah lebih pagi dari biasanya, untuk menghindari kedua sahabatnya itu.

Dia meletakkan tasnya dan langsung pergi keluar menuju ruang OSIS.

Baru saja diambang pintu, Melisa hampir saja menabrak seseorang, anak itu berperawakan tinggi dan terlihat tidak asing, namun sayangnya dia memakai topi yang menutupi hampir seluruh wajahnya.

"J-jordan" panggil Melisa gugup.

Sama sepertinya, Jordan juga memutuskan untuk datang lebih awal, agar terhindar dari Melisa, namun tanpa sepengetahuan Jordan, Melisa juga ternyata datang lebih awal. Emang jodoh.

Bukannya menjawab panggilan Melisa, Jordan justru membuang pandangan ke arah lain dan melangkah masuk begitu saja.

Melisa terdiam sejenak dan saat hendak menyusul, lagi-lagi tangannya dicekal oleh seseorang.

Melisa melihat kebelakang untuk mengetahui siapa yang menghentikannya. "Andre"

"Biarin" kata Andre begitu singkat.

"Lo kenapa sih?, Lo mau hancurin hubungan gue sama Jordan? Iya?" Marah Melisa.

"Mel dengerin gue dulu--"

Belum sempat menyelesaikan ucapannya, Melisa langsung menepis tangan Andre dan pergi dengan wajah kesalnya.

Andre menghembuskan nafas "kapan Lo sadar, Mel" gumamnya.

Ditengah menuruni anak tangga untuk menuju lantai dua, Melisa melihat Lauren dan Queen yang sedang bercanda ria sambil menuju kearahnya.

Menyadari keberadaan Melisa, Queen langsung menyambut dengan hangat.

"Mel" panggilnya melambaikan tangan.

Melisa membalas lambaian tangan Queen sambil tersenyum dan menghampirinya.

"Pagi" sapa Melisa.

"Pagi" jawab Lauren dan Queen kompak.

Saat sedang asik berbasa-basi, Lauren nampak menyadari ada yang aneh dengan jari-jari Melisa.

"Mel, cincin pertunangan Lo mana?" Tanyanya penasaran.

"Oh, ini, gue batalin perjodohan gue sama Jordan" jawab Melisa canggung.

Lauren membulatkan matanya tak percaya. "Yang bener? Kalo, Lo jadi jamur gimana Mel?" Tanya Lauren beruntun.

"Jamur?" Cicit Melisa.

"Iya jamur, janda dibawah umur" jelas Lauren.

"Bisa aja Lo, gue belum nikah kali"

"Oh iya juga ya, tapi btw kenapa Lo batalin perjodohan Lo?"

"Itu ceritanya panjang"

*****

Jordan membuang nafasnya gusar. Cowok itu saat ini tengah berada di rooftof mencari suasana yang tenang untuk dirinya. Ia memejamkan matanya seraya menikmati semilir angin yang berhembus.

“lo bolos?”

Jordan refleks menoleh mendengar suara berat milik seseorang.

“lo sendiri juga” balas Jordan dengan sedikit kekehan diakhir kalimatnya.

My bad boy?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang