BAB 26

65 58 6
                                    

Bel pulang sekolah pun berbunyi, sekarang Melisa tengah menunggu Jordan yang sedang mengambil motornya.

Mereka tidak kembali ke kelas untuk pelajaran terakhir, Jordan sibuk merawat Melisa di UKS dan Melisa hanya mengoceh meminta untuk kembali ke kelas.

"Ayo" ajak Jordan yang sudah siap dengan motornya.

Dengan langkah lunglai, Melisa naik ke atas motor dan dipakai juga helm yang sudah disediakan oleh Jordan.

"Pegangan, lo masih lemas, gue takut kalau lo tiba-tiba terbang kebawa angin" ujarnya semena-mena.

Melisa berdecak sebal, dia menurut dengan melingkarkan tangannya di perut Jordan.

Dibalik helm full face nya, Jordan menarik sudut bibirnya menampakkan senyuman.

Pintar, gumamnya.

*****

Selama diperjalanan Melisa hanya menyandarkan kepalanya di punggung lebar milik Jordan. Pusing dan lemas, itulah yang Melisa rasakan saat ini.

"Mel, lo nggak papa kan?" Tanya Jordan khawatir. Dia bisa merasakan anggukan di punggungnya, Jordan bernafas lega.

Tidak membutuhkan waktu lama, akhirnya mereka sampai di kediaman keluarga Lavendra.

Melisa pun segera turun dari motor milik lelaki itu.

"makasih ya" ujar Melisa dengan nada lirih dan begitu lemas.

"lo beneran nggak papa Mel?" tanya Jordan yang mulai khawatir.

"gue nggak papa, yaudah gue masuk dulu"

"kalo ada apa-apa hubungi gue Mel"

"iya jamet"

Setelah mengatakan itu Jordan langsung saja melajukan motornya untuk bergegas pulang. Sedangkan Melisa ia juga segera masuk kedalam rumahnya.

"Melisa pulang, Ma" serunya, seraya masih berjalan dengan langkah yang gontai dan sesekali ia memegangi kepalanya yang terasa begitu sakit.

"Mel, kamu nggak papa nak?" tanya Arum begitu khawatir melihat putri semata wayangnya itu.

Melisa tersenyum "nggak papa Ma, Melisa ke kamar dulu, mau istirahat"

*****

Melisa merebahkan tubuhnya di atas ranjang kamarnya dan mengambil ponsel dari dalam saku seragamnya.

Melisa menarik nafas panjang, kemudian menghembuskannya secara perlahan.

"kenapa gue jadi gampang sakit ya sekarang?"

Melisa menatap langit-langit kamarnya dengan tatapan sendu, matanya juga sudah berkaca-kaca. Saat ini, Melisa benar-benar tidak mengerti, ia sering sekali mimisan dan suhu tubuhnya sangat panas, namun, sebisa mungkin ia harus terlihat baik-baik saja didepan sahabatnya, orang tuanya, dan juga Jordan, Melisa tidak ingin melihat mereka khawatir.

"gue kenapa lemah banget sih?"

*****

"Ma, Melisa keluar sebentar ya, mau ketemu sama, Queen bentaran" izinnya pada Arum yang sedang menonton sinetron kesukaannya itu.

"iya, tapi jangan terlalu malam ya pulangnya" balas Arum.

Melisa mengangguk. Setelah itu ia langsung saja keluar dari rumahnya dan sudah ada taxi didepan yang akan ia tumpangi.

Melisa menatap pemandangan dari dalam mobil yang sedang ia tumpangi, pemandangan kota Jakarta uang begitu megah ditambah suasana senja yang terlihat begitu indah.

My bad boy?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang