BAB 17

46 50 1
                                    

          HELLO SEMUANYA

Sebelum baca biasakan vote!!!!!!
FOLLOW sosmed karakter

✨Instagram✨
@ketuatampan
@alanmahardika2
@zidannihbos6
@arka.tampansenggoldong
@melisa.lavendra
@alexsander_queen
@laure_n1476
     Gang SILENT BOOM juga
@silentboom9
.
.
@blac.kflower4 [harus!!]

                 Happy reading😗😗










Pagi telah tiba,kini Jordan sedang berada di toilet rumah sakit untuk mencuci mukanya.

Setelah selesai dengan kegiatan di toilet, Jordan bergegas menuju ruang rawat Alan, disana terdapat Alan yang masih setia memejamkan matanya dengan berbagai alat rumah sakit yang menempel di beberapa bagian tubuhnya.

"Gue jamin lo bakalan sembuh" ucap Jordan kemudian pergi menuju apotek rumah sakit.

Apotek masih terlihat sepi,hanya ada satu gadis disana.

"Halo kak ada yang bisa saya bantu?" Tanya penjaga apotek dengan ramah ketika Jordan menghampirinya.

"Eum..kak ada stok darah disini?" Tanya Jordan.

"Darah golongan apa ya kak?"

"AB"

Mendengar Jordan mengatakan itu membuat gadis yang berada disampingnya refleks menoleh kearahnya.

"Waduh maaf kak,untuk darah golongan AB sedang tidak ada, akhir-akhir ini sulit sekali untuk mendapatkan stoknya"jelas penjaga apotek merasa tidak enak.

"Oh gitu ya kak, terimakasih" balas Jordan sopan.

"Iya kak"

Jordan membuang nafas berat,dia bingung harus bagaimana lagi,Alan harus secepatnya dioperasi tetapi dia belum menemukan darahnya.

Saat dirinya akan meninggalkan apotek,tangan kekarnya ditahan oleh seseorang,saat ia menoleh ternyata itu berasal dari tangan gadis yang berada disebelahnya tadi.

Jordan memiringkan kepalanya "ada perlu apa ya?" Tanyanya karena gadis itu tidak melepas cengkramannya.

"A-anu katanya ka-kakak butuh donor darah ya?"tanya gadis itu dengan nada gemetar.

"I-iya"

"Kebetulan golongan saya AB kak? Kalau kakak berke--" belum sempat gadis itu menyelesaikan ucapannya Jordan langsung menyelanya.

"Beneran golongan darah lo AB??" Tanyanya sedikit histeris.

"I-iya kak"

"lo mau gak bantuin gue,buat nyelametin temen gue?"

Gadis itu mengangguk antusias.

"Alhamdulillah ya Allah, engkau telah memberikan jalan" ucap Jordan penuh rasa syukur, akhirnya dia bisa bernafas lega.

*****

Beberapa menit Jordan menunggu akhirnya gadis itu keluar dari ruang donor darah, refleks Jordan langsung berdiri.

"Terimakasih ya, lo udah mau bantu gue, sebagai imbalan ini buat lo" Jordan menyerahkan amplop yang berisi sejumlah uang.

Gadis itu menggeleng membuat rambut yang dikuncir dua itu ikut menari mengikuti gelengannya. "Gak usah kak aku ikhlas bantuin kakak kok" ucapnya sambil tersenyum.

"Tapi---"

"Gapapa kak,lagian kita sesama manusia harus saling membantu tanpa memikirkan imbalannya" jelas gadis itu.

Masya Allah Jordan dibuat kagum oleh gadis kecil dihadapannya itu.

"Sekali lagi terimakasih ya, lo udah nyelametin temen paling berharga gue" ucap Jordan tersenyum mani "kalo boleh tau nama lo siapa?" Lanjutnya bertanya.

"Aku Nathallia" jawab gadis itu menjulurkan tangannya.

"gue Jordan" Jordan membalas uluran tangan Nathallia.

"Yaudah kak aku pergi dulu,titip salam buat temen kakak ya" ucap Nathallia mengakhiri jabat tangan mereka dan melangkah pergi.

"Pasti"

*****
Setelah Nathallia pergi, selang beberapa menit kemudian Arka dan Zidan  pun datang. Mereka merasa heran dengan Jordan, pasalnya ia terlihat sangat lega dan terlihat cukup santai untuk saat ini. Arka dan Zidan menduga bahwa Alan sudah mulai bangun dari masa kritisnya.

"Bos Jordan kok keliatan santai ya, nggak kayak pas Alan sakit waktu itu"Bisik Zidan pada Arka.

"Apa jangan-jangan siAlan udah siuman lagi"Ucap Arka sembari menahan senyumnya.

"Oh iya bisa jadi si"Balas Zidan.

Jordan yang sedari tadi memperhatikan Zidan dan Arka pun heran. Mengapa mereka berbisik-bisik sambil tidak seperti biasanya.

"Woii, lo berdua ngapain lo, bisik bisik nggak ngajak gue"Ucap Jordan yang semakin kesal. Ia merasa bahwa ia sedang dibicarakan oleh Arka dan Zidan.

"Heheh maapin bos gue nggak liat kalo bos ada disini" Ucap Arka cengengesan.

"Iya bos, si bos transparan ya sampe kita nggak liat" Ucap Zidan.

"Lo bilang gue transparan hah. Lo kira gue makhluk goib. Emang dasar lo pada" Ucap Jordan dengan amarahnya.

"Yaelah santai coyyy" Jawab Arka sambil meledek Jordan.

"Lama lama gue buang lo ke luar angkasa ye lo" Gumam Jordan.

"Nggak usah repot-repot buang gue ke luar angkasa bos. Karena gue udah mengurungkan niat gue buat jadi astronot"katanya dengan menepuk dadanya bangga.

"Iya nggak, Zid?" Tanya Arka pada Zidan.

"Iya bos, dia udah ganti cita cita. Dia mau jadi bos kontrakan, biar apa Ar" Ucap Zidan.

"Biar kerjaannya rebahan, nagih, rebahan, nagih. Kan enak boss" katanya melanjutkan apa yang dikatakan oleh Zidan.

Jordan yang menyaksikan percekcokan yang tidak begitu penting itu pun hanya bisa menggelengkan kepalanya. Ia tidak habis pikir dengan jalan pikiran Arka dan Zidan.

"Udah ah terserah lo berdua, cape gue tiap hari dengerin percakapan yang sungguh membangongkan ini" ucap Jordan dengan pasrah melihat kelakuan anak buahnya yang sangat menyebalkan.

*****

Akhirnya, sore hari pun datang, Mereka bertiga yaitu Jordan, Arka dan Zidan sedang berada diruang tunggu rumah sakit, mereka sudah menunggu kurang lebih 1 jam, mereka tak berhenti berdo'a untuk kesembuhan Alan. Hingga akhirnya, lampu operasi yang semulanya merah berganti menjadi hijau, pertanda bahwa operasi telah sekesai.

“apakah semuanya berjalan dengan lancar dok?” tanya Jordan yang begitu khawatir.

bersambung....


Alan gak jadi mati😔☝️

Tipis-tipis aja dulu biar lama hehe

Bintangnya ditekan biar berwarna gak kek idup lo

IG janlup [author maksa🗿]

My bad boy?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang