BAB 13

54 54 7
                                    

Melisa dan Jordan pun menikmati beberapa permainan yang tersedia disana. Setelah puas bermain dan dirasa waktu sudah cukup larut mereka memutuskan untuk pulang saja,kasian pasti orang tua mereka khawatir.

"Gimana seru gak?" Tanya Jordan sambil merangkul pundak Melisa.

Melisa hanya mengangguk sebagai jawaban dan membiarkan tangan Jordan bersandar dengan pundaknya.

"Mau ada yang dibeli sebelum pulang?" Tawar Jordan.

"Nggak usah,kita langsung pulang aja" jawab Melisa.

Percakapan mereka pun berhenti sampai disitu.

Semilir angin malam yang dingin mengiringi langkah kaki mereka menuju pintu keluar pasar malam.

Fokus Jordan teralih karena melihat Melisa saling menggesekkan kedua tangannya untuk mencari kehangatan.

"Dingin?" Tanya Jordan yang di jawab dengan anggukan oleh Melisa.

Tanpa berlama-lama Jordan langsung menarik tangannya yang sedari tadi bertengger manis di pundak Melisa dan buru-buru melepaskan jaket yang dipakainya,dia pun langsung memakaikan jaketnya ke pundak Melisa.

"Pakai,biar gak kedinginan" ucapnya.

"Tapi elo?" Melisa merasa tidak enak karena Jordan hanya memakai kaos tipis.

"Gapapa, gue cowok jiwa dan raga gue kuat" ucap Jordan meyakinkan Melisa.

*****

Diperjalanan hanya tersisa keheningan, semilir angin dan bintang di langit menghiasi suasana mereka kali ini.

“Mel” panggil Jordan dengan masih menghadap ke jalanan.

“hmm” balas Melisa dengan deheman saja.

“bintangnya cerah ya, kaya masa depan kita” seru Jordan menggoda Melisa.

“gombal lo”

“Mel, coba lo cari bintang yang paling cerah diantara bintang-bintang yang lain” ucap Jordan.

Melisa pun mendongak melihat bintang yang paling bersinar, setelah menemukannya Melisa bertanya “emangnya kenapa?”

“bintang yang paling bersinar itu ibaratnya lo Mel. Diantara beribu-ribu bintang hanya bintang itu yang paling terang, seperti lo, diantara beribu-ribu cewek cantik cuma lo yang paling cantik”

Diam-diam Melisa menyunggingkan senyumnya. Saat ini Melisa sedang berusaha mungkin untuk menahan senyumnya didepan Jordan, baru kali ini Melisa benar-benar dibuat salah tingkah oleh gombalan yang Jordan berikan.

Jordan yang mengamati Melisa dari kaca spion nya juga ikut tersenyum.

“kalo mau senyum, senyum aja” ucap Jordan.

“idih siapa yang senyum” balas Melisa mengelak.

“halah gak usah ngelak gue lihat kok, lo pasti salting ya denger gombalan gue tadi?”

“siapa yang salting, gak usah gr deh lo”

“yakin dek?”

*****

“Mel” panggil Jordan.

“Mel?” panggil Jordan lagi.

Jordan yang merasa tak ada Jawaban pun mengentikan motornya untuk mengecek terlebih dahulu. Saat melihat kearah spion Jordan menyunggingkan senyumnya. Ternyata Melisa tertidur sembari bersandar di punggung milik Jordan.

“pasti lo capek sampe tidur gitu” gumam Jordan sembari memperhatikan Melisa yang tertidur pulas.

“selamat tidur calon istri, mimpi indah ya” ucap Jordan.

Setelah itu Jordan kembali menjalankan motornya, beberapa kali ia juga melirik Melisa dari kaca spionnya dan tersenyum. Hari ini Jordan benar-benar merasa bahagia.

Mama benar, setelah Jordan dijodohkan Dirinya lebih teratur, kebiasaan buruk yang selalu Jordan lakukan kini sudah mulai jarang dilakukan, seperti balapan, pulang malam, bahkan tawuran. Melisa benar-benar merubah hidupnya.

“makasih Mel, gue harap lo bisa bahagia sama gue”

*****

Mereka sudah sampai di gerbang rumah Melisa. Jordan tak membangunkan Melisa karena kasihan, sepertinya Melisa benar-benar capek. Jordan pun berinisiatif untuk menggendong Melisa menuju rumahnya.

“tante.. ” panggil Jordan.

“iya...” balas dari dalam sana, yaitu Arum.

“ya ampun, ini anak malah tidur”

“kayaknya Melisa capek banget tante makanya tidur gini”

“yaudah langsung bawa ke kamarnya aja”

Jordan pun langsung menuju ke kamar Melisa untuk menaruhnya. Sebelum melangkah pergi Jordan memandang sejenak wajah Melisa yang tertidur pulas.

“tidur yang nyenyak bidadari gue”

Setelah itu Jordan langsung melangkah pergi keluar dari kamar Melisa.

*****

Pagi hari pun datang kembali, mentari mulai menyinari bumi dan suara kokokan ayam yang menjadi pertanda bahwa hari sudah pagi.

Melisa yang baru saja bangun pun memerjapkan matanya beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam indra penglihatannya.

Melisa pun merubah posisinya menjadi duduk. Hendak beranjak, tiba-tiba terdengar nada dering ponsel, Melisa langsung saja mengambil benda pipih itu.

“kenapa lo?” tanya Melisa kepada orang yang berada didalam telefon.

“udah bangun lo?” balas Jordan dari dalam telfon.

“kalo gue angkat telfon lo, berarti gue udah bangun!!” seru Melisa emosi. Lagian Jordan ngasih pertanyaan gak bermutu banget.

“gimana tidur lo nyenyak?” tanya Jordan kembali.

“biasa aja” balas Melisa.

“lo kenapa sih, telfon gue?” tanya Melisa penasaran.

“kangen” goda Jordan.

“ha?”

“canda-canda, gue cuma mau ngingetin jangan lupa cuci jaket gue biar gak bau iler lo” ucap Jordan sembari tertawa.

“enak aja lo, gue gak bau iler!!”

“canda-canda. Yaudah gue tutup dulu telfonnya”

Setelah itu, percakapan mereka pun berakhir.

*****

Bersambung.....

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

“bintang yang paling bersinar itu ibaratnya lo Mel. Diantara beribu-ribu bintang hanya bintang itu yang paling terang, seperti lo, diantara beribu-ribu cewek cantik cuma lo yang paling cantik”  Jordan

My bad boy?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang