"Taehoon, tadi kamu bawa Yeonwoo kemana?" tanya Hobin penasaran.
"Oh, kamar mandi," jawab Taehoon sambil menggendong Hobin ke pundaknya. Mereka baru saja mendapat kantor yang mirip sebuah rumah. Dia sedang membantu pemuda kecil ini untuk memasang tanda. Lalu ia menatap sesuatu yang mirip dengannya.
"Hei, ini apa?"
"Bukannya kau sudah tahu? Itu papan selamat datang Sung Taehoon. Kan penggemarmu yang berikan?" balas Yoo Hobin setelah berhasil memasang papan nama kantor mereka.
"Cepat hancurkan," timpal Taehoon. Papan itu memang terlihat tampan sepertinya, tapi dia tidak suka dengan kertas warna-warni yang menempel di sana. Apalagi di sampingnya ada papan selamat datang Yeonwoo. Sejak kapan pemuda berkacamata itu bergabung dengan Yoo Hobin Company?
Taehoon mau tidak peduli, tapi mengingat ucapan Yeonwoo di kamar mandi membuatnya bergidik ngeri. Mereka berdua akan sering bertemu, apalagi ia mengiyakan tawaran Yeonwoo untuk mengizinkan pemuda berkacamata itu berkunjung ke dojang. Jika dia membatalkan sepihak, jiwa laki-laki terasa terkhianati. Nasi telah menjadi bubur, Taehoon hanya perlu menghindarinya.
Semua anggota Yoo Hobin Company masuk ke dalam markas. Hanya Sung Taehoon yang memilih untuk tetap di luar. Melihat papan ucapan selamat datang Yeonwoo dengan tatapan risih, ia mendekat lalu memukulinya. "Kenapa mantan boneka sepertimu justru bertingkah menjijikan?" tanyanya pada benda mati.
Taehoon seperti orang tidak waras yang berbicara dengan benda mati. "Jadi benar, Yeonwoo menyukaimu." Suara Jjiksae mengejutkannya. Taehoon spontan menendangnya dengan dwichagi membuat pemuda berambut kuning itu meringis kesakitan karena bagian perutnya seperti dihantam kendaraan berat.
"Uhk, hei kenapa menendangku?!" protes Jjiksae sembari memeluk perut. Ia enggan memaki karena Taehoon bisa saja membunuhnya jika kelepasan mengumpat.
"Salahmu," balas Taehoon cuek. Dia tidak mau membahas topik yang berhubungan dengan Yeonwoo. Jika membahasnya, ia akan terbayang dengan kecupan manis di bibirnya. Sial, mengapa Taehoon mengingat hal itu juga?
Jjiksae terkekeh pelan, melihat wajah Taehoon yang sedikit memerah. Seperti dugaannya, terjadi sesuatu saat pemuda taekwondo itu menarik Yeonwoo pergi dari ruang rawat sang ayah. Ia yakin 100% jika Ji Yeonwoo menyukai Taehoon dan akan terus mengejarnya. Meskipun dia masih bingung dengan alasannya.
"Hei, kau mau kemana?" teriak Jjiksae saat menyadari Taehoon yang berjalan menjauh dari markas.
"Ke dojang," jawab Taehoon singkat. Ia mengabaikan teriakan Jjiksae yang menyuruhnya untuk kembali. Dia hanya akan ke dojang dan mengambil beberapa alat latihan untuk di markas. Sepanjang perjalanan pikiran Taehoon berkelana memikirkan pelaku pembegalan ayah Yeonwoo.
Tunggu, kenapa ia memikirkan ayah Yeonwoo?
Taehoon menggelengkan kepalanya, untuk apa dia peduli. Namun bila pelakunya beneran Jungchan, sepertinya ia akan ikut campur. Dulu Jungchan yang membuat teman satu-satunya meninggal dengan cara mengenaskan. Taehoon gagal menjaga Lee Dowoon, belum berhasil membuat temannya itu bebas dari bayang ayahnya.
Lee Dowoon adalah boneka yang selalu mengikuti perintah ayahnya, bahagia jika ayahnya bahagia seperti Yeonwoo. Taehoon berdecak, ia lagi-lagi kepikiran pemuda berkacamata itu. Memang sikap Yeonwoo dulu mirip Dowoon, tapi tidak seharusnya dia memikirkan terus-menerus.
Dia harus menjernihkan pikiran dengan latihan. Taehoon harus bertambah kuat supaya bisa melindungi Hobin. Ia menganggap Hobin sebagai teman yang harus dilindungi seperti Lee Dowoon dulu. Taehoon tidak boleh gagal lagi dan merasa bersalah seumur hidup.
Sesampainya di dojang. Ia bertemu dengan ayahnya yang sedang membersihkan tempat itu. Sekilas Taehoon mengingat Yeonwoo yang menemaninya menghabiskan snack. Pemuda berkacamata itu sama sekali tak melepaskan pandangan darinya. Taehoon berdecak kesal, pusing dengan pemikiran Yeonwoo.

KAMU SEDANG MEMBACA
How To You
Fiksi PenggemarKetika Yeonwoo mengejar salah satu cahaya hidupnya. Sung Taehoon, orang yang berani membebaskan dia dari penjara ayahnya. Namun sayangnya Taehoon adalah orang yang gila kebebasan dan hidup semaunya tanpa terikat oleh siapapun, berhubungan dengan ses...