Kesepuluh

377 81 3
                                    

Haloo!! Vote sama comment dulu hayuk sebelum baca~ Maklumi kalau ada typo ya >-< enjoy readers!

.

.

Bosan. Satu kata yang terlintas di pikiran Yeonwoo saat ini. Dulu dia bisa belajar sepanjang hari, mengikuti bimbel, dan live streaming di youtube hingga tak pernah memiliki waktu bersenang-senang. Kini, ia mempunyai banyak masa. Hanya saja Yeonwoo tidak tahu harus melakukan apa untuk mengisi kesenjangan hari.

Ia cuma bisa menatap langit-langit kamarnya, membayangkan sesuatu yang manis seperti menghabiskan waktu bersama Taehoon. Yeonwoo akui, khayalan itu terlalu tinggi. Taehoon mana mau bermain sama dia. Apalagi menemani Yeonwoo sepanjang hari, dalam mimpi pun tak akan pernah terjadi.

Yeonwoo mengerang frustasi, rasa bosan bisa membuatnya gila cepat atau lambat. Ia harus memiliki kesibukan, tapi tumpukan buku yang ada di meja sudah dipelajari sejak dulu. Bahkan semua materi yang ada di dalam benda-benda tersebut telah tersimpan rapi di otaknya. Yeonwoo itu gila ilmu dan karate. Jadi jangan heran dengan kemampuannya dalam bidang akademik dan non-akademik.

"Humph, aku main ke game center aja deh. Siapa tahu bertemu Taehoon," monolog Yeonwoo sembari bangkit dari kasur. Ia merapikan ranjang terlebih dahulu, sebelum melesat keluar rumah bagaikan kereta malam. 

Sepanjang perjalanan Yeonwoo selalu tersenyum, membayangkan banyak hal yang akan dilaluinya bersama Taehoon bila bertemu di game center. Preman cantik itu pasti ada di sana untuk sekedar bermain game bertarung atau memalak 500 won. Taehoon itu liar, hidup sesuka hati tanpa memikirkan hal-hal yang merepotkan. Jika ada yang menghalangi, maka pemuda pirang itu akan mengatasinya sendiri.

"Ji Yeonwoo!" panggil seseorang dari arah belakang. 

Yeonwoo pun berhenti, menoleh ke belakang dan mendapati Sung Taehoon yang berlari ke arahnya. "Gila, kau lari seperti kuda saja. Cepat sekali," ujar Taehoon seraya merangkul pundak Yeonwoo dengan lengan kanan.

"Kau mau kemana?" tanya Taehoon sembari menatap wajah Yeonwoo yang memerah. Dia risih, tapi mencoba menahan diri untuk tidak menendang pemuda nerd di sampingnya. Ia bosan, hendak pergi ke game center untuk bermain Taekkwon 7. Secara kebetulan ia melihat Yeonwoo yang berlari seperti orang kesetanan.

Daripada dia bermain seorang diri, lebih baik mengajak Yeonwoo untuk menemaninya. Meskipun niat liciknya mau main game gratis. Yeonwoo itu tuan muda, dompetnya tebal. Taehoon jadi mau manfaatin bila ada kesempatan. Walaupun pemuda nerd itu akan dengan senang hati merelakan dompetnya terkuras habis, jika Taehoon yang memintanya.

"Uhm, aku mau ke game center."

"Wah sama dong! Tak ku sangka, seorang kutu buku bisa punya niat bermain!" Taehoon tersenyum senang, lalu menyeret Yeonwoo untuk mengikuti langkahnya. Yeonwoo pasrah saja diseret yang penting bisa bersama Taehoon seharian. 

"Ayahmu bagaimana?" tanya Taehoon. Dia tahu jika si kutu buku ini pendiam. Ia enggan melalui perjalanannya dengan saling membisu, seperti orang bermusuhan saja kalau begitu. 

"Kondisi ayahku semakin membaik, besok sudah boleh pulang ke rumah. Jadi asisten pribadi beliau yang mengurusnya sekarang," jawab Yeonwoo sembari tersenyum, tak lupa tangan kanannya ia gunakan untuk mengacak-acak surai pirang Taehoon.

Taehoon tidak keberatan, dia sudah sedikit terbiasa meskipun tadi sempat tersentak akibat usapan Yeonwoo. Kemarin saat di rumah, ia meminta ayahnya untuk mengelus kepalanya. Seong Hansoo awalnya heran, tapi tetap melakukannya.

Preman cantik itu pun menikmatinya dan merasa sedikit menyukai usapan di kepala. Itu membuat dirinya merasa nyaman dan tenang, walaupun menggelikan. "Berhenti mengacak-ngacak rambutku, kegantenganku jadi pudar nanti!" Taehoon menyingkirkan tangan Yeonwoo, menjauhkan anggota gerak itu dari rambutnya. Setelah itu ia menatap si kutu buku yang tersenyum manis.

How To YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang