Ruang putih, tempat yang paling dihindari anak muda. Terdapat puluhan alat medis yang tersimpan di sini. Macam-macam kegunaannya, menompang hidup dan mati pasien yang singgah di dalamnya. Walau begitu, tak ada seorang pun yang mau merasakan hidup dengan bantuan alat canggih. Terasa sia-sia dan mengenaskan.
Sama halnya dengan ayah Yeonwoo yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit, beberapa alat medis terpasang di tubuhnya. Berharap sang ayah mampu bertahan dan pulih secepatnya. Yeonwoo khawatir dan sedih, dia memang tak suka dengan sikap beliau. Namun ia masih memiliki kasih sayang sebagai keluarga.
Mau bagaimanapun beliau tetaplah ayah kandung Yeonwoo. Kemarin ia dikejutkan oleh kabar sang ayah yang dibegal. Berita telah tersebar dimana-mana tentang penjabat yang diserang ketika hujan pada malam hari. Seseorang menyerangnya di area titik buta, tak ada satupun cctv yang menangkap aksi tersebut seolah direncanakan. Yeonwoo gelisah, memikirkan apa yang sedang terjadi. Dia mulai mengaitkan benang merah, tapi kepercayaan yang tertanam dalam diri membuat hal itu terasa tidak mungkin.
"Tidak mungkin Bang Sungjoon yang melakukannya, kan?" gumam Yeonwoo seorang diri. Dia percaya pada lelaki dewasa itu yang telah dianggap sebagai kakak. Tidak mungkin Sungjoon tega melukai orangtua dari salah satu rekan kerjanya, apalagi menjadi dalang aksi penyerangan. Ia hanya bisa pasrah melihat kondisi sang ayah yang memprihatinkan. Ini sudah hari kedua beliau dirawat, tetapi polisi belum menemukan jejak sang pelaku.
Sungjoon juga tak ada tanda-tanda akan membesuk ayahnya. Yeonwoo curiga, tapi memilih untuk tetap percaya. Ia mengabaikan tatapan iba dari dua suster yang ada di kamar inap. Dia tak butuh dikasihani karena merasa ini semua salahnya. Seharusnya Yeonwoo tak berhenti menjadi newtuber, tetap belajar sesuai jadwal dan tidak bertengkar dengan sang ayah.
"Kau nggak apa-apa?"
Yeonwoo tersentak, menoleh ke belakang dan menemukan rombongan Yoo Hobin Company. Ia bingung, kenapa rival yang justru sang ayah menengok bukan rekan kerja kepercayaannya. "Ka-kalian kok bisa ke sini..?" tanyanya dengan wajah terkejut. Dia yakin tak pernah memberitahu kondisi ayahnya ke salah satu anggota Yoo Hobin Company.
"Kami dengar dari Bomi," jawab Yeo Rumi, perempuan yang berpakaian sexy dengan rambut kuning kecoklatan hampir mirip dengan warna rambut Taehoon.
"Kami khawatir dengan ayahmu *," timpal Gaeul dengan aksen khas-nya.
Untuk apa mereka khawatir? Yeonwoo jadi merasa bersalah karena menuruti perintah Sungjoon untuk berhadapan dengan Hobin. Padahal mereka sangat baik dan tidak sungkan untuk membantu. Sebaiknya dia memberitahu kondisi sang ayah supaya tak khawatir terlalu berlebihan, "Sekarang dalam masa pemulihan. Dokter juga bilang ini keajaiban."
"Hari gini masih aja ada begal, tapi syukurlah beliau selamat."
Mendengar kata begal membuat Taehoon tertegun. Ia mengigat peristiwa beberapa tahun silam ketika Lee Dowoon masih hidup. Komplotan adik sepupu Moonsung yang menyerangnya dengan tongkat. Meskipun tidak berhasil karena dia seorang atlet, kedua kakinya telah terlatih dan bertahan dari benda keras sekalipun.
"Jangan-jangan Jungchan, semoga bukan.." batin Taehoon sembari menggigit apel merah. Seharusnya buah tangan yang dibawa ini untuk ayah Yeonwoo, tapi dia mencicipi terlebih dahulu. Siapa tahu ada sianida di dalam buahnya.
Sementara Yeonwoo mengamati Taehoon yang bersandar pada dinding sembari menikmati apel merah. Dia sama sekali tak menyadari keberadaan pemuda itu karena tertutup oleh badan Mangi yang besar. Saat ini Taehoon memakai jas lengkap dengan dasi, menambah kesan tampan pada diri pemuda taekwondo.
Tanpa sadar kedua pipi Yeonwoo memanas padahal hanya melihat penampilan formal Taehoon. Ia langsung menepuk wajahnya dengan kedua tangan, mengambil alih seluruh atensi yang berada di ruangan tersebut. Dia jadi bertingkah aneh karena Sung Taehoon.

KAMU SEDANG MEMBACA
How To You
FanfictionKetika Yeonwoo mengejar salah satu cahaya hidupnya. Sung Taehoon, orang yang berani membebaskan dia dari penjara ayahnya. Namun sayangnya Taehoon adalah orang yang gila kebebasan dan hidup semaunya tanpa terikat oleh siapapun, berhubungan dengan ses...